00 : Prolog

4.5K 159 14
                                    

Ia hancur.

Hatinya dan dunianya lenyap sudah.

Senyum itu luntur seketika, kehangatannya juga sudah menghilang entah kemana.

Mungkin ia memang tidak sadar bahwa dunianya masih terus berlanjut, tidak berhenti. Buku besar yang menulis kisah hidupnya itu masih banyak yang rumpang, minta untuk dilengkapi dan diperbaiki.

Sama seperti dirinya.

Sama seperti hatinya.

Yang meronta minta pelengkap hidupnya. Tapi mungkin egonya lebih besar. Ketakutannya juga sudah meraja rela, membangun tembok kokoh pada hatinya.

Takut

Ia takut untuk jatuh yang kedua kalinya. Ia takut mempercayai orang. Ia takut tersakiti lagi.

Cukup sudah sampai sini, akhiri semua ini. Akhirilah seluruh penderitaan ini. Bangunlah tembok yang kokoh pada hatimu. Batasi hatimu dari perasaan yang bernama cinta itu.

Ia kesepian. Jujur ia kesepian. Ia benci gelap, tapi sekarang ia mencintai gelap. Karena gelap sudah menjadi dunianya sekarang. Tanpa warna, hambar.

Dirinya benci. Benci akan perasaan bodoh yang membuatnya rapuh. Ia tahu ia gadis kuat. Ia berharap semua berjalan seperti apa yang orang lain katakan

"Tenang, karena tiap cobaan itulah yang akan membuatmu semakin kuat tiap harinya"

Tidak.

Dia tidak menjadi semakin kuat. Dia menjadi semakin rapuh, terlalu rapuh bahkan. Semua itu hanya bualan, omong kosong belaka.

"Tenanglah, pasti ada hikmah yang bisa diambil"

Yang benar saja.

Ia tidak mendapat hikmah sama sekali. Apa hikmahnya? Nggak ada. Apakah menjadi sangat rapuh karenanya itu adalah hikmah? Bukan.

Ia sadar, ia membiarkan rasa takut membelenggu hatinya yang sudah beku. Ia tahu, ia menutup semua jalan ke pintu hatinya dengan sangat rapat.

Terlalu lama ia seperti ini, hingga ia seperti lupa bagaimana rasanya jatuh cinta. Lalu bagaimana bila perasaan itu datang kembali secara tiba-tiba? Untuk orang yang sama?

ΔΔΔ

"Kuberi tahu kau satu hal, bahwa tidak ada yang lebih menyakitkan dari sebuah pengkhianatan. Dan tidak ada yang menjanjikan dari kata maaf yang keluar dari mulut pengkhianat itu sendiri"
-Erina Alfeeriana

TBC
Hi! I'm back hihihi. Cerita ini kembali dengan kisah yang lebih matang ketimbang sebelumnya. Judulnya juga diganti hihihi. Semoga suka! ^^

Married My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang