PROLOG

4.8K 371 67
                                    

"Aku mencintaimu Max! "

>>>

"Max, makasih jus jambunya. Ini enak!" kembali Yuki meminum jus jambu itu dengan wajah yang berbinar.

Mereka duduk di bangku panjang yang berada di taman kota. Sejak siang tadi kekasih manjanya ini merengek minta dibelikan jus jambu.

Akhir-akhir ini Yuki memang sering meminta dibelikan makanan olehnya.

Max bahagia melihat Yuki bisa tersenyum kembali seperti sekarang ini. Ia sedih melihat keadaan Yuki sebulan yang lalu.

Murung, menjadi pendiam, menangis tanpa sebab, mengurung diri di kamar, teriak tak jelas, dan tak mau bertemu dengannya, Maxime sampai tak berkonsentrasi pada pekerjaannya . Bahkan gadis itu tak mau berangkat kuliah, membuat orangtuanya khawatir.

Ketika itu, dengan terpaksa Maxime mendobrak pintu gadis manjanya atas izin kedua orangtua Yuki.

Hingga akhirnya Max tahu alasan dari sikap Yuki sebulan yang lalu. Ia hamil! dan Max akan bertanggungjawab atas bayi yang dikandung Yuki . Ini semua salahnya, ia tak bisa menjaga wanitanya dengan baik.

Awalnya Yuki sama sekali tak mau disentuh olehnya. Namun, Max memang laki-laki pantang menyerah. Ia menguatkan Yuki dan mendekap tubuh ringkih itu begitu erat.

Max sudah bertekad akan menanggung semua kesalahannya , awalnya memang orangtua Yuki marah padanya. Menghajarnya habis-habisan begitupula dengan kedua orangtuanya ketika mengetahui Yuki tengah berbadan dua.

Namun tekadnya bulat, dua minggu yang lalu kedua orang tua mereka sudah bertemu dan membicarakan rencana pernikahan mereka yang akan digelar seminggu lagi.

Sebelumnya memang ia sudah berniat menjadikan Yuki sebagai istrinya, maka dari itu, tahun pertama hubungan mereka, Max mengenalkan Yuki kepada seluruh keluarganya.

Beruntungnya, keluarga Max begitu menyukai Yuki yang ceria dan cepat akrab dengan orang baru. Yuki begitu cerewet jika sudah nyaman mengobrol dengan seseorang, bahkan yang baru dikenalnya.

Sifat supelnya ini sangat disukai Max, meskipun terkadang ada rasa jengkel juga jika Yuki asyik mengobrol dengan laki-laki lain selain dirinya.

Mungkin memang jalannya begini, Yuki akan menjadi istrinya secepat ini, dan dengan jalan yang seperti ini.

"Kamu ngelamun lagi Max!" alunan suara sendu Yuki membuat Max mengerjapkan matanya.

Laki-laki dengan wajah tirus dan berlesung pipi itu tersenyum manis ke arah wanitanya.

"Siapa yang ngelamun?" Max menyepit hidung Yuki dengan jarinya. Max gemas!.

"Ihh nyebelin, aku lihat sendiri tadi!" kata Yuki dengan bibir yang sudah mengerucut.

Max terkekeh kecil melihat raut wajah wanitanya. Ekspresi sebalnya ini, membuat Max semakin gemas!. Ingin ia bawa pulang dan kunci di kamarnya. Upss!.

"Max hidung aku sakit!" semprot Yuki mencubit perut Max yang mudah ia jangkau.

"Aww! maaf deh maaf!...kamu mau apa lagi? biar aku beliin. Kalo kamu pengen sesuatu tinggal bilang sama aku aja ya!" ujar Max panjang , Yuki membalas dengan anggukkan berulang kali.

Hening. Keduanya hanya saling menatap dengan jarak yang tidak bisa dibilang jauh. Cukup dekat, namun masih dalam batas wajar.

"Apa yang kamu pikirin Yuki? ada masalah yang belum aku tau?" tanya Max mengusap kerutan di dahi Yuki.

OUR WEDDING (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang