1. Alan Respati

2.9K 375 54
                                    

" Aku terpaksa menikah dengannya...
demi bayi yang sedang tumbuh di dalam rahimku!"

>>>

Musik EDM di tempat yang cukup luas dan minim pencahayaan itu semakin membuat riuh para tamu yang datang.

Waktu sudah menunjukan dini hari, tapi tamu di tempat penuh bau asap rokok, alkohol, dan orang-orang menari ria itu semakin bertambah. Bahkan ada sepasang manusia berlainan jenis sedang bercumbu di pojok ruangan sana.

Tempat ini adalah tempat orang-orang melakukan hal sesuka mereka, tanpa memikirkan dosa apa yang mereka tanggung kelak di akhir hayat mereka.

Bagi mereka, semua yang ada di tempat ini adalah kesenangan, hal-hal yang dapat mengalihkan masalah yang mereka alami di kehidupan nyata.

Termasuk laki-laki yang bertubuh tegap dengan kemeja yang sudah terbuka dua kancing teratasnya. Ia duduk di depan meja bar sambil sesekali menegak minuman beralkoholnya.

"Come on man! elo gak bersemangat amat sih!...what happen?" laki-laki berkulit putih itu duduk di kursi kosong, tepat di samping laki-laki bertubuh tegap.

"Gue jadi nikah!"

"Lo nikah? sama Lisa? atau cewek yang lain?"

"Lisa, dia ngilang entah kemana. Gak usah ngomongin tentang dia!"

" Lo mau nikah, terus kenapa kelihatan galau begitu sih Al?"

"Gue gak cinta sama dia, Kevin"

"Terus kenapa lo mau nikah sama itu cewek?"

Alan terdiam, ia memang terpaksa menikahi gadis itu karena sebuah janji. Ia sudah berjanji pada saudaranya. Al  akan menjaga dan melindungi gadis itu, ah ralat...gadis itu sudah tak gadis lagi, dia sedang hamil anak saudaranya. Itu yang ia tahu.

Sempat beberapa kali Alan bertemu gadis itu, hanya sebentar dan sama sekali tak berkesan. Saudaranya, Maxime, terlihat begitu mencintai gadis itu.

Gadis itu juga terkesan jaga jarak padanya waktu bertemu beberapa bulan yang lalu. Alan sampai lupa bagaimana rupa gadis itu, pertemuan tak sengaja itu sudah berlangsung lama sekali. 3, 4 atau 5 bulan yang lalu.

Awalnya Alan ingin pura-pura tak tahu-menahu tentang gadis yang tengah hamil anak Maxime itu. Tapi mimpinya semalam,terus saja membayanginya sepanjang hari.

Max yang notabenenya sudah tiada 4 hari yang lalu karena sebuah kecelakaan mobil menuju Jakarta. Menghampirinya dalam mimpi.

"Al, gue titip Yuki ! jaga dan lindungi dia ! sayangi dia dan bayinya! gue cuma percaya sama elo! tolong nikahi dia!"

Mengingat kata-katanya saja membuat Alan bergidik. Wajah Max memang samar-samar dalam mimpi itu, tapi suaranya, Al kenal betul suara Maxime.

Bahkan kini...Alan merasa Maxime sedang mengawasinya. Dengan tak kasat mata seperti hantu.

Memikirkannya saja membuat bulu kuduk Alan berdiri dengan sendirinya.

"Alan! kenapa lo nikahin dia kalo elo gak cinta?" dengan sedikit berteriak Kevin mengulangi pertanyaannya.

"Hee...apa?" Alan baru tersadar.

"Gue kasih nasehat buat lo. Lakukan apa yang harus lo lakukan Al! cinta bisa datang seiring berjalannya waktu!" kata Kevin menepuk bahu sang teman yang sedang bimbang.

OUR WEDDING (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang