"Sebuah senyuman menggambarkan semua rasa bahagiaku memilikimu, di sini!, di sampingku!"
>>>
Yuki terlalu bahagia hingga meneteskan air matanya. Buliran bening itu tidak mau berkompromi, hingga meluncur bebas di pipinya.
Bagaimana Yuki tidak bahagia jika sang suami memberi kejutan untuknya seperti ini?.
Al pulang dari kantor, cukup larut malam karena suami es batunya ini sedang sibuk menyelesaikan pekerjaannya yang cukup banyak, katanya.
Laki-laki itu membawakan seikat balon berwarna biru muda dan tua. Yuki menyukai warna itu, warna langit cerah yang indah. Hanya hal sederhana, namun entah mengapa membuat hati Yuki begitu bahagia.
Rencananya hari ini mereka akan berkencan, ah...bukan, hanya sekedar makan malam di apartement. Yuki sudah mempersiapkan semuanya. Makanan yang ia masak sendiri, meja yang sudah ia tata dengan cantik dengan sedikit sentuhan bunga mawar di tengahnya.
Ia juga sudah mengenakan baju yang indah malam ini. Namun rencana yang sudah dipersiapkan dengan baik gagal begitu saja karena Al pulang larut malam.
Awalnya Yuki kecewa, tapi ia mencoba mengerti posisi sang suami yang mempunyai tanggung jawab besar terhadap perusahaan keluarga.
Suaminya seorang pemimpin, tidak hanya untuk dirinya saja. Tapi , laki-laki itu juga seorang pemimpin di perusahaan. Ia bertanggung jawab atas banyak orang yang bekerja untuk perusahaannya.
Ingin rasanya egois. Al harusnya mengutamakan dirinya. Suaminya itu kan sekarang memiliki sebuah keluarga yang harus ia bina.
Sekarang rasa kecewanya menguap. Hanya dengan sebuah kejutan kecil ini. Senyumnya merekah, tak bisa diungkapkan bagaimana bahagianya ia memiliki Al di sampingnya.
"Maaf, aku udah batalin rencana kita untuk dinner malam ini" ujar Al membelai pipi sang istri dengan lembut.
Betapa gantle sang suami ketika meminta maaf padanya , Yuki merasa, Al terlalu baik untuknya.
"Aku ngerti, pekerjaan kamu lebih penting. Lagipula besok juga bisa Al" balas Yuki masih menampilkan senyum tipisnya yang menawan.
"Jadi mubazir masakan kamu" ujar Al melirik meja makan yang tak jauh dari tempat ia dan Yuki berdiri.
"Kamu udah makan?" imbuh Al menatap manik kembar sang istri.
Yuki menggeleng, rasa kecewanya beberapa jam yang lalu membuat Ibu hamil ini hilang selera makan.
"Kenapa gak makan hnn?"
Al menuntun Yuki menuju meja makan, memberi isyarat pada Yuki untuk duduk tenang di kursi.
"Aku angetin dulu masakan kamu, kita makan. Aku gak mau anak kita kelaparan karena Ibunya males makan" tutur Al dengan nadanya yang dingin.
"Pasti kamu juga belum minum susu hari ini?" tanya Al lagi.
Laki-laki itu masih sibuk menghangatkan masakan Yuki. Setelah selesai, Al bergegas meletakkan masakan itu di meja makan.
Yuki hanya diam, mengamati segala tingkah suaminya. Yuki tahu, Al sedikit kesal karena ia melupakan makan malam ini. Dan sepertinya suaminya itu juga peka, penyebab Yuki malas makan malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR WEDDING (√)
FanficYuki Pramudya Wardhani , namanya. Ia adalah gadis biasa yang begitu ceria dan aktif dalam berbagai organisasi di kampusnya. Ia adalah anak tunggal di keluarganya. Ayahnya bekerja di salah satu perusahaan ternama di Jakarta sebagai Kepala bagian Tek...