4. Pelukan Hangat

2.8K 381 62
                                    

"Aku merindukan pelukannya!"

>>>

Helaan nafas lega terdengar dari bibir wanita paruh baya yang kini duduk di samping Yuki.

Senyumnya mengembang memandang keseluruhan apartemen menantunya. Wanita paruh baya itu yakin, putrinya bahagia tinggal di sini.

"Ibu mau minum apa?" tawar Yuki menatap sang Ibu.

"Apa aja Ki..." balas sang Ibu dengan tatapan yang masih beredar meneliti setiap pernak-pernik di apartemen ini.

Jarak pantry dengan ruang TV memang tidak begitu jauh, Ibu Yuki masih bisa melihat putrinya meracik minuman.

Yuki kembali menghampiri Ibunya dengan membawa satu gelas minuman segar. Orange Juice. Sudut bibirnya melengkung ke atas kala melihat senyum yang tercetak di bibir Ibunya.

"Ibu kangen sama kamu Nak!" ujar sang Ibu memeluk Yuki erat.

Hampir 25 tahun, Ibu dan anak ini tidak pernah berpisah jauh. Ibu Yuki adalah ibu rumah tangga yang kebanyakan harinya di habiskan di rumah, sedangkan Yuki jarang berpergian jauh. Hanya pada saat KKN saja, Yuki jauh dari ibunya untuk beberapa saat.

Itupun Ibunya tak pernah absent menelepon setiap harinya. Kini, Ibunya tak seprotective dulu. Alasannya, karena Yuki sudah memiliki suami yang bisa menjaga dan melindunginya. Suami yang bisa membimbing dan membahagiakannya.

Kenyataannya?...

Yuki tak begitu bahagia bersama Al. Ia tak merasa nyaman dan aman bersama laki-laki aneh dan menyebalkan yang pernah ia temui. Sifatnya seperti bunglon.

Dua hari yang lalu, laki-laki itu begitu perhatian padanya. Begitu sih yang Yuki rasakan. Kini, ia ditinggal begitu saja keluar kota karena ada urusan bisnis.Al bilang, lusa laki-laki itu akan pulang dari urusan bisnisnya di Palembang.

Dan selama laki-laki itu pergi, tak ada komunikasi di antara mereka.

"Yuki juga kangen banget sama Ibuk!" seru Yuki semakin mengeratkan pelukannya pada wanita paruh baya itu.

"Al kemana?" tanya sang Ibu setelah melepaskan pelukan erat dari putrinya.

"Keluar kota untuk urusan bisnis...lusa udah pulang buk" jelasnya.

"Kalian baik-baik aja kan?"

Yuki mengangguk, enggan menjawab secara detail. Tak mungkin ia menjelaskan secara gamblang bahwa rumah tangganya tidak sebaik kelihatannya.

Hambar. Masing-masing. Minim perbincangan. Tak ada kehangatan. Yang terakhir itu benar-benar dirindukan Yuki. Ia ingin pelukan hangat dari Max, jika laki-laki itu masih di sampingnya.

Harus ia terima. Max sudah pergi, jauh meninggalkan raganya, jauh meninggalkan Yuki di sini hanya berteman sepi. Ah melankolis sekali rasanya.

"Kamu minum susu Ibu hamilnya kan?" Ibunya memang terkadang begitu bawel, tapi Yuki suka. Itu yang membuat Yuki merindukan sosok Ibunya.

"Iya Nyonya, Yuki minum susu Ibu hamilnya"

Sang Ibu mengacungkan jempol tangannya, beliau tersenyum dengan bahagianya.

OUR WEDDING (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang