" Jangan beri aku harapan baru yang semu !"
>>>
Wajahnya mengeras menatap punggung Yuki yang semakin menjauh darinya.Gadis itu tak menoleh ke arahnya sama sekali. Ia tak habis pikir akan pola pikir perempuan.
Al sendiri bingung dengan sikap anehnya. Dan kini diberi pertanyaan akan rasa cemburu!. Benar-benar membuatnya pusing bukan main. Tinggal menurut saja, apa sih salahnya!.
Bahkan Al belum sempat mengeluarkan suaranya. Ia sedang berpikir, apa perasaannya memang rasa cemburu atau hanya karena tuntutan tanggung jawab?.
Namun Yuki langsung pergi dari hadapannya dengan wajah yang muram.
"Salah gue apa sih?"
"Ngomong aja belum, terus dia malah pergi"
"Gue kan lagi mikir kata-kata yang tepat...hadeh masalah lagi"
Berbagai macam pemikiran terlintas di benak Al.
Dengan segera Al masuk ke dalam mobil, menyusul Yuki yang sudah semakin jauh melangkahkan kakinya.
>>>
Al kembali ke kantor dengan perasaan tak tenang. Ia tak berhasil membujuk Yuki yang lebih memilih naik taksi.
Percuma juga membujuk istrinya yang sedang ngambek tak jelas. Lebih baik ia kembali bekerja dan melupakan sejenak masalah kecilnya.
"Pak Al, ada tamu yang sudah men-..."
"Saya sedang tak ingin diganggu Tami" ujar Al tanpa mau mendengar kata-kata Tami hingga usai.
"Pak, tapi itu...mereka udah ada di dalam" balas Tami dengan nadanya yang begitu gugup karena melihat raut wajah Al yang tak bersahabat.
"Mereka?" Al menaikan sebelah alisnya, membuat Tami tanpa sadar terpesona dengan ekspresi sang Bos.
Tami mengangguk , detik berikutnya Al bergegas masuk ke dalam ruangannya.
Ketika tubuhnya sudah masuk ke dalam ruang kerjanya, ia menatap jengah ketiga sahabatnya yang sedang duduk santai di sofa nyamannya.Gibran, Kevin, Cio. Mereka semua kompak memandang Al dengan tatapan aneh. Sahabat es batunya ini terlihat sedikit kacau dan tak bersemangat.
"What's up men?" sapa Cio berjalan menghampiri Al yang masih berdiri di ambang pintu.
"Lagi ribut sama bini lo Al?"
"Gak dapet jatah malam ini atau ada masalah lain ?"
Serangkaian pertanyaan dari sahabatnya tak digubris Al. Moodnya berubah buruk. Jika tahu akan seperti ini, ia akan memilih tak menjemput Yuki di kampus istrinya itu.
Pengaruh ngambeknya Yuki jadi seperti ini ya?.
Membuat Al tak ingin diganggu oleh siapapun. Termasuk ketiga sahabatnya.
"Kenapa lo...wah gak kangen sama gue?" tanya Cio mengikuti langkah Al yang kini ikut duduk di sofa bersama Gibran dan Kevin.
"Najis kangen sama lo!" ujar Al.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR WEDDING (√)
FanficYuki Pramudya Wardhani , namanya. Ia adalah gadis biasa yang begitu ceria dan aktif dalam berbagai organisasi di kampusnya. Ia adalah anak tunggal di keluarganya. Ayahnya bekerja di salah satu perusahaan ternama di Jakarta sebagai Kepala bagian Tek...