I can't undo
what I have done;
I can't un-sing
a song that's sung
And the saddnest things
about my regret—I can't forgive me,
and you can't forget.
-Lang Leav._Agony_
Kisah yang tidak diceritakan, memulai semuanya.
Bermula pada Sabtu malam di bulan Maret, hujan dan gemuruh petir beradu menjadi satu. Menyatu memberikan suara menakutkan yang dingin.
Jemari menggigil yang terlihat pucat itu mengenggam keras jemari orang dewasa di sebelahnya. Bibir mungilnya bahkan sudah membiru dan bergetar hebat. Matanya yang sedari tadi ingin tertutup untuk tidur terus saja ia paksa untuk terbuka saat wanita dewasa di sampingnya menekan bel terus menerus. Membuatnya mendongak menatap pintu berukuran raksasa di hadapannya.Kebohongan yang terus berlanjut
Berlanjut pada Rabu pagi di bulan Agustus, dentingan demi dentingan kaca yang hancur menghiasi satu ruangan itu. Sesorang telah murka, sorot matanya menjawab semuanya. Kemarahan yang menjadi satu dengan tatapan kekosongan menatap kecewa kepada orang-orang itu.
Bibirnya bergetar—satu detik, dua detik, tiga detik—sebelum akhirnya menyeruakkan geraman menyedihkan, dengan tubuhnya yang terasa mati. Meraung dan membiarkan tubuh itu terluka, sama seperti hati dan jiwanya.Kebenaran yang tidak terungkap
Senyuman yang bertengger, mata yang menyipit dengan kilauan bahagia memang terlihat menyenangkan. Membuatnya terlihat semakin tampan dan sangat sempurna. Berhasil membuat mereka percaya jika tidak ada satu kebohongan di dalam mata itu.
Bagaikan seorang aktris yang sangat pandai melakoni perannya, dia berjalan dengan kaki ringannya—satu langkah, dua langkah dan seterusnya. Menuju tahta yang bukan miliknya. Tahta yang ia rampas dari seorang pengeran yang menyedihkan.Kebahagiaan yang menghasilkan agony
Sarapan, makan siang dan makan malam mereka lewati bersama-sama. Sungguh terlihat bagaikan sebuah tayangan yang menjadi impian semua keluarga di dunia ini. Pembicaraan antusias, lelucon dan argumen berbaur menjadi satu yang berakhir dengan tawa yang sangat nyaring di telinga.
'Ah, keluarga yang sangat sempurna, aku dibuat iri dengannnya' hampir setiap hari orang-orang menyuarakan kalimat pujian itu.
Mendengar itu, senyumannya terukir semakin indah, jemarinya menggandeng seseorang dengan gaun merah mudah cantik—merenggangkannya sedikit, sebelum kembali mennggeratkan genggamannya.
Bibirnya tidak mengeluarkan suara untuk sekedar mengucapkan terima kasih, ia hanya tersenyum menganggapinya. Sampai langkah-langkah pelan—sangat pelan mulai mendekati mereka berdua.
Sorot mata datar yang menatap lurus ke pupil matanya terasa dingin. Membuat satu gejolak di dalam hatinya. Sebuah gejolak perasaan asing yang terasa sepi? Entah, ia tidak mengerti.
Dan satu kalimat keluar dari bibir pucat itu,"Selamat, kau berhasil merebut semua yang kumiliki. Berhagialah."
Menyadarkannya jika kebahagiaannya telah berubah menjadi agony .
_TBC_
Dan, hasil votenya dimenangkan oleh "Agony". Seperti biasa ff setiap chapter ff akan di update berselingan :) Dan saya akan usahakan untuk bisa update kilat hahahaha.
Bagaimana menurut kalian ? Silahkan memberikan komentar saran dan vote okay ^^
Sampai jumpa di Moonrise Paw 5 - Rejected.
Bye ^_^)/
KAMU SEDANG MEMBACA
Agony
FanfictionKisah yang tidak diceritakan, memulai semuanya, Kebohongan yang terus berlanjut, Kebenaran yang tidak terungkap, yang berakhir mengantarkannya pada, sebuah Kebahagiaan yang berbuah agoni. I can't undo what I have done; ...