You and I are not at war.
But we love from opposite sides of a border that can't be crossed.-Ranata SuzukiChapter 09: Sebuah Percikan Asing
|
|
"Apa saja yang kau kerjakan, ha?!! Keluarkan aku dari tempat ini!"
Jaejoong menghela nafas kecil lalu mengeluarkan sebuah buku dari tas miliknya. "Bukankah sudah saatnya untukmu beristirahat omoni? Hiduplah dengan benar," kata Jaejoong menatap ibunya lelah.
Jihan menggigit bibirnya, dengan kedua tangan yang terborgol ia meraih buku itu dan melemparkannya tepat ke arah Jaejoong.
Pria itu tidak meringis, ketika ujung buku itu mengenai wajahnya dan membuatnya memar di bagian kening kanan dengan goresan darah di atas alisnya.
Kembali ia menghela nafas dan meraih buku yang terjatuh itu. "Aku tidak bisa melakukan apapun. Bukti-bukti sudah menunjukkan jika kau memang melakukan kegiatan ilegal itu." jawab Jaejoong apa adanya.
"Apa kau pikir aku tidak mengetahuinya, Jung Jaejoong? Aku tahu kau yang melakukan semua ini! Kau yang membuatku tertangkap basah! Aku tidak menyangka kau akan melakukan ini terhadap orang yang mengasuhmu. Apakah ini balasanmu padaku? Pantas saja orang tuamu tidak menginginkanmu." ujar Jihan menahan emosinya.
Jaejoong terdiam untuk beberapa saat. Matanya hanya menatap datar ke arah ibu yang sudah membesarkannya. Detik berikutnya ia menyungingkan sebuah senyuman kecil.
"Apa bedanya mereka dan dirimu omoni? Kau juga tidak benar-benar menginginkanku. Bukankah kau mengasuhku hanya untuk menjadikanku bonekamu "
Jaejoong mengatakan hal itu tanpa emosi di dalamnya. Seakan ia sama sekali tidak mempermasalahkannya."Kecelakaan tiga tahun lalu. Bukankah kau dalang semua itu. Kau tahu apa yang akan kulakukan di hari itu, bukan?"
Jihan bergeming, "Apa kau pikir aku akan diam dengan semua ini? Aku akan membuat semua orang tahu jika kau yang membunuh Yoonmi!"
Jaejoong menghela nafas sebelum kembali tersenyum, "lakukan. Biarkan aku melihat apakah kau masih memiliki kekuatan untuk menjatuhkanku, omoni."
Mendengar kalimat itu, Kim Jihan histeris, ia bangun dari kursinya. Melangkah menghampiri Jaejoong dan memukul Jaejoong berkali-kali menggunakan buku tadi. Membabi buta.
Memekik dengan umpatan kasar keluar dari bibirnya, sampai para petugas polisi datang untuk menyeretnya untuk kembali ke selnya.
"Jangan berharap kau akan diterima di keluarga itu! Sejak awal kau adalah orang asing! Kau bukan siapa-siapa!!" pekik Jihan sebelum dua petugas membawanya pergi dari ruang pengunjung.
"Jaejoong-ssi, kau baik-baik saja?" tanya salah satu petugas yang ada disana.
"Tentu." jawab Jaejoong menyeka darah yang menetes dari luka di pelipisnya. "Kau bisa memberikan buku itu pada ibuku ketika dia tenang." sahut Jaejoong bangun dari kursinya. Meletakkan buku dengan sampul yang sudah robek di atas meja kemudian melangkahkan kakinya pergi. Menolak permintaan petugas penjara itu untuk membersihkan lukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agony
Fiksi PenggemarKisah yang tidak diceritakan, memulai semuanya, Kebohongan yang terus berlanjut, Kebenaran yang tidak terungkap, yang berakhir mengantarkannya pada, sebuah Kebahagiaan yang berbuah agoni. I can't undo what I have done; ...