No one saw the pain he was in, they only saw the pain he caused.
No one realizes he hates himself, more than any hate him.
Until he learned to mask it under the shell of his mind.
(-Unknown, Pinterest)[!!] Semua akan indah pada waktunya!
Tolong baca author note di akhir cerita :)Chapter 08 : Sapaan Matahari
*
*
"Sebuah kecelakaan beruntun kemarin malam, Jung Jaejoong—pewaris YoonJeong Inc yang saat ini menjabat sebagai direktur utama, adalah salah satu korbannya. Pihak rumah sakit belum memberikan mengenai bagaimana kondisinya. Namun, banyak yang mengatakan jika Jung Jaejoong ada dalam keadaan kritis. Kami akan—"
Yunho memutuskan sambungan televisi dan melempar remotenya ke atas sofa. Dengan tatapan datar, ia meraih kemeja yang sudah disiapkannya semalam. Hari adalah hari kepulangannya.
Namun ia sama sekali tidak merasa senang. Kosong.Berita kecelakaan Jaejoong terlalu cepat. Membuatnya tidak tahu harus bersikap apa.
Bersyukur?
Tidak. Yunho tidak mensyukuri apa yang dialami Jaejoong.
Terkejut?Tentu.
Ia ingat jika Junsu dan Jaejoong tengah melaksanakan rapat. Dan tidak lebih dari delapan jam setelahnya, ia bisa melihat Jaejoong terbaring dengan berlumuran darah.
Bukankah ini terlalu tiba-tiba?
Yunho tidak menginginkan hal ini. Belum.
"Kau sudah selesai?"
Yunho menoleh dan mendapati ayahnya berdiri di ambang pintu, lalu ia menganggukkan kepalanya. "Aku sudah meminta Junsu untuk mengantarmu pulang. Aku harus tinggal sedikit lebih lama disini." sahut Daehyun.
"Aku mengerti." jawab Yunho.
Tentu ia sangat tahu tujuan ayahnya di rumah sakit ini. Jung Jaejoong.
"Apa dia mati?" tanya Yunho datar yang mendapatkan tatapan sayu dari sang ayah.
"Jaejoong masih di dalam ruang operasi. Aku harus menunggu setidaknya sampai dokter menjelaskan bagaimana kondisinya."
Yunho menganggukkan kepalanya kecil, "kau ayahnya dan itu yang harus kau lakukan." balasnya.
Daehyun menganggukkan kepalanya sambil memijat tengkuk lehernya yang terasa pegal. Ia lelah.
"Aku sudah menyiapkan seluruh dokumen untuk kepindahan kita ke New York. Aku akan meminta Sharon mengurus tiket untukmu bisa berangkat secepatnya, dan—"Daehyun membiarkan kalimatnya menggantung, membuat Yunho berhasil menoleh ke arahnya dengan menaikkan salah satu alisnya.
"Maaf. Maafkan aku. Aku membuatmu kehilangan segalanya." bisik pria paruh baya itu dengan menautkan kedua jemarinya, menggenggamnya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agony
FanficKisah yang tidak diceritakan, memulai semuanya, Kebohongan yang terus berlanjut, Kebenaran yang tidak terungkap, yang berakhir mengantarkannya pada, sebuah Kebahagiaan yang berbuah agoni. I can't undo what I have done; ...