5. Dia Kenapa?

782 27 1
                                    

-Author POV-

Lucy berjalan menuju kelasnya. Tak jarang dia mendengar perkataan pedas yang dilontarkan oleh mulut siswa-siswi sekolah.

Ada apa ini?, batin Lucy.

Sesampainya di kelas, Grace langsung menghambur ke arah Lucy.

"Lucy!! Lo jadian sama Demian? sama Stevan juga?"

"Hell. Kata siapa?"tanya Lucy panik

"Ga tau tuh. Pas gue sampai di sekolah semua pada ngomongin lo gitu. Katanya sih lo cewek rakus karena langsung macarin mereka sekaligus"

Mendengar hal itu, kuping Lucy memerah. Kenapa dirinya bisa digosipkan pacaran dengan Stevan dan Demi sekaligus? Dia bukan cewek rakus yang hobinya ngembat cogan? Setidaknya dia tau kalau posisinya saat ini tidak lebih dari Lucy-anak-culun-yang-lebih-jelek-daripada-Ugly-Betty..

Siapa orang kejam itu?

Ini gak bisa dibiarin, batin Lucy.

"Jadi lo percaya aja gitu sama gosipnya?"tanya Lucy

"Awalnya gue percaya, tapi kalo belum dapat konfirmasi langsung dari lo, gue jadi ragu kalo hal itu benar adanya"ucap Grace

Aduh Grace, gue terharu, batin Lucy.

-o0o-

Saat Lucy lagi asyik dengan iPhone-nya, tiba-tiba saja teman-temannya berhamburan keluar kelas.

Ada apa?, batin Lucy.

Karena penasaran, Lucy akhirnya keluar dengan terburu-buru dan

Bruk!

Dia nyungsep ke tanah. Betapa malangnya nasib Lucy. Tiba-tiba ada tangan yang menyambut(?) Lucy untuk diberi pertolongan.

Lucy menerimanya dan kaget saat dia tau orang itu siapa.

-Lucy POV-

"Lo gak papa kan?" suara Stevan. Seketika gue membeku.

"Eh nggak kok" dan gue berlari meninggalkan dia karena terlalu penasaran dengan anak-anak yang ngumpul di mading.

Gue murka. Ya, siapa yang tidak marah melihat dirinya diejek? Gue robek kertas dan foto-foto gue yang tertempel dengan indahnya di mading.

Di foto itu, gue lagi jalan sama Stevan karena kemarin kita barengan keluar kelas. Itu pun Stevan yang ngebet mau kenalan sama gue.

Foto kedua itu tadi pagi. Yah, mungkin kelihatan kalo gue berangkat bareng Demi lagi. Harusnya gue sadar dengan kamera-kamera yang menggantung indah di leher anak-anak tadi.

Dan tulisan di bawah foto gue itu gak banget.

Sial. Masa gue dikatain slut? Hell. gak liat apa kalo dianya aja yang gitu.

Gue pun berlari karena malu. Dan gak peduliin teriakan Stevan yang tanya gue kenapa. Bodo amat. Rencananya gue mau ke kelas, tapi kaki gue melangkah ke taman belakang sekolah, tempat biasa gue menggalau.

Tanpa gue sadari cairan panas mengalir membentuk sungai di pipi gue. Kenapa? Setelah perasaan gue udah baikan gue segera balik ke kelas, tapi kayaknya gak semudah itu karena sekarang Demi lagi berdiri di depan gue. Tiba-tiba, Demi mendekatkan wajahnya ke wajah gue.

deg...deg...deg...deg...

Kok jantung gue berdetak gini yah. Bodo, emang jantung gue berdetak dari gue dalam kandungan mama. Tapi ini masalahnya beda, jantung gue berdetak lebih cepat dari biasanya.

Astaga, gue kenapaa?? Suka sih suka tapi kok gini yah?

Makin lama wajah Demi semakin dekat. Gue blushing. hih ngeri banget.

"Lo kemana? gue denger dari Grace kalo lo bolos jam pelajaran fisika tadi"tanya nya menatap gue intens

Aduh jangan gini dong Dem. Gue gugup banget nih. "E-eh? Gue ga kemana-mana. Dari tadi di sini aja" jawab gue terbata

"Jadi lo ngapain disini?"

"Anu, gue,,.. Ih kepo banget sih lo."gue segera berlari. Melihat mukanya Demi membuat gue marah. Ntah kenapa, tapi gue rasa ini semua bukan salah Demi.

Ini salah anak-anak belagu yang sok tahu padahal mereka sama sekali ga tau apa-apa. Liat, ntar gue balas yah.

-Stevan POV-

Gue melihat anak-anak pada berhamburan ke mading. Emang ada apa? Tiba-tiba seseorang nyungsep di belakang gue, karena penasaran, gue membalikkan badan dan kaget dengan apa yang gue lihat.

Lucy nyungsep, dan kacamatanya terlepas memperlihatkan wajahnya. Gila, cantik! Gue terpaku sesaat dan merasakan detak jantung gue yang bertambah cepat.

Deg.... deg.... deg....

"Lo gak-"belum selesai gue ngomong, dia main lari aja. Tapi, raut mukanya menunjukkan kalau dia kaget. Haha. Gue gak memperhatikan dia lari kemana, tapi yang gue tau, saat dia kembali, raut mukanya kesal bercampur malu. Anak-anak juga pada ngatain dia ga tau malu.

Lucy kenapa sih?

"Lo gak papa Lucy?"tanya gue, dan dia kacangin gue. Waduh, sejarah ini. Masa sih gue dikacangin cewek. Tapi lupain.

Gue tanya Grace yang kebetulan lewat. "Grace, lo tau gak Lucy kenapa?"tanya gue

"Ah, gue sih gak mau ikut campur yah. Tapi, kalau dari gue sih kayaknya ga enak sama Lucy. Mending Lucy-nya aja yang lo tanyain" katanya.

"Oh, thanks ya"ucap gue. Saat gue berjalan di koridor dekat taman belakang, gue lihat siluet seseorang yang mirip Lucy. Astaga, baru juga 2 hari sekolah di sini, gue udah hapal siluet Lucy.

Tapi gue serius, kenapa muka familiar banget? Tiba-tiba gue memegang dada gue tepat dimana jantung gue berada. Kenapa jantung ini mulai berdetak sama persis saat gue bareng dia?

-o0o-

Kenapa tadi Lucy ga masuk yah? Padahal setau gue, dia itu murid teladan. Setelah membereskan buku, gue lihat Lucy lagi sama Demi?!! Astaga, jarak mereka deket banget. Apa jangan-jangan mereka pacaran? Tiba-tiba gue lihat Lucy berlari meninggalkan Demi yang bingung.

Rasain.

Eh kok gue gini yah?

"Lucy, lo kenapa?" tanya gue bergitu dia lewat di hadapan gue.

Dia hanya menggelengkan kepala. Dia menangis? Tapi karena apa? Kemudian yang gue lihat dia mengambil tasnya dan pergi ke suatu tempat. Karena penasaran makanya gue ikutin.

Dan guess what, dia ternyata ke rumah pohon. Gila, ternyata ada yah rumah pohon di sekolah? Ada ayunan yang diikat diantara 2 pohon besar. Sejuj banget.

Gue pun berjalan menghampiri Lucy yang hendak memanjat ke rumah pohonnya.

"Jadi disini yah tempat persembunyian lo?" ucap gue.

"STEVAN?!!"

TBC.....

A/N : Maaf yah kalo kali ini pendek banget. Soalnya udah gak punya ide lagi mau nulis apa. Ntar jadinya gaje lagi. Hm, kayaknya aku bakalan lama buat update next chapter soalnya lagi persiapan ujian nasional. Tapi kalau udah dapat ide, aku janji kok bakalan langsung publish.

Makasih yang udah mau baca. Jangan lupa tinggalkan jejak, baik itu komentar atau pun vote-nya.

NO SILENT READER. He.. he... he..

Xoxo,

Fvictoriea

I Love You [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang