Alasan?

2K 146 4
                                    

Sina POV

"Ku dengar kau mengumumkannya?" tanya kakek yang sibuk mengelus kucing hitam peliharaannya.

Ku gigit bibir, mengangguk ragu memikirkan apa yang telah ku lakukan benar atau salah.

Bukan hanya para fans yang tak tau mengenai apa pun, tapi juga Afdal, Ando, dan Odi yang tak tau perihal kekacauan tersebut. Mereka bahkan memberi ku bunga belasungkawa setelah mendengar alasan ku yang tak masuk akal.

"Kau jatuh pada pesonanya"

"Kau terkena peletnya"

"Kau bajingan gila"

3 komentar itu yang mereka lontarkan untuk menyudutkan ku.

Ucapannya terakhir kali, mata sendunya, raut wajahnya, masih terbayang oleh ku. Rasa bersalah menggelayuti semua indera ku hingga tanpa sengaja aku melihatnya hari ini, bagaimana tatapan dan perilaku orang-orang terhadapnya membuat rasa kesal membuncah dengan sendirinya. Aku tidak tau alasannya, namun setiap kedua mata itu selalu berhasil mengekang ku agar tak beralih darinya aku yakin bukan ini yang di inginkannya, seolah dalam diam ia menjerit meminta pertolongan yang tak dihiraukan siapa pun.

Hanya saja ketakutan orang-orang terhadap dunia lain yang mengelilingi sekitarnya atau bahkan menjadi dunia miliknya, tak dapat disalahkan. Bahkan aku sendiri mengakui sebesar apa kejantanan ku, aku tetap takut menghadapinya. Butuh keberanian sedikit saja ku rasa aku bisa mengenalnya seperti yang ku rencanakan sebelumnya.

Kakek manggut-manggut. "Aku tidak menyangka kau akan mengambil jalan yang tak sempat ku pikirkan. Padahal aku menyuruh mu mengatakan padanya langsung. Tapi, karena sudah terlanjur mau apa lagi" kakek melepas kucing nya dan membiarkannya lari. "Apa rencana mu selanjutnya?" ia meminum jamu yang selalu menemaninya di sore hari.

"Aku tidak tau" kepala ku menengadah.

"Apa mereka masih mengganggu mu?" jawaban yang tak perlu diperjelas lagi. "Pingsan?" ia tersenyum mengejek. "Memalukan!"

Aku jengah melihatnya. Ya, semalam seorang wanita dengan wajah serba dijahit mengambang di atas ku saat aku terbangun tengah malam. "Coba kakek sendiri yang mengalaminya, aku yakin ekspresi mu lebih memalukan"

Kakek berdecak. "Aku punya saran supaya hidup mu kembali"

Sontak tubuh ku tegakkan, duduk menghadapnya, mendengarkannya antusias. "Apa?"

"Tapi aku tak yakin kau mau melakukannya"

"Sudah cepat katakan saja tak perlu bertele-tele"

Kakek menjitak ku. "Ya tuhan, kenapa kau lahir dari rahim anak ku?"

"Karena kau ayahnya" tangan kakek siap melayang di kepala ku jika saja aku tak sigap mengelak. "Lupakan! Sekarang katakan apa yang harus ku lakukan?"

"Siapkan koper mu dan pergi dari rumah ku"

"Kau mengusir ku?"

Kakek memukul kepala ku lagi. "Cucu bodoh. Kenapa IQ mu juga tak berguna?"

"Katakan dengan jelas biar aku paham"

Kakek enggan menatap ku. "Mereka semua memiliki pemilik baik itu berstatus teman atau bukan. Mereka bisa mengklaim atau mengikuti seseorang jika mereka tertarik. Mungkin itu yang dialami wanita itu dan sayangnya ia menerima mereka semua menjadi temannya tanpa memperdulikan akibatnya.

Persahabatan dengan makhluk astral terjalin dan itu sangat membahayakan jiwanya kelak. Jika tidak diantisipasi mulai sekarang, aku tidak tau pasti sampai kapan ia bertahan"

Mrs. GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang