2. she

27.3K 1.9K 39
                                    

Mike POV

"Jadi gimana Mike? Lo mau kan ambil tarohan ini? Deketin Julia, ga usah lo jadiin pacar cukup bikin dia terpesona, ambil photo selfie kalian berdua lagi ciuman. So what inside this envelope is ready for you use"

Aku melirik amplop coklat di atas meja yang disodorkan Danny.

Ku tatap Danny dan Moreno bergantian.

"Julia?" Tanyaku.

Mereka mengangguk berbarengan.

"You guys kidding me?" Tanyaku lagi.

Mereka menggeleng berbarengan.

"Why her? Kalian kan tau perempuan itu dinginnya minta ampun" Aku menyisir rambutku gusar.

"Justru itu tantangannya Mike, kalo Julia sama seperti perempuan yang udah lo jamah, buat apa kita bikin tarohan sekarang" Moreno tertawa sambil melirik Danny.

"Kalian ga tau aja tadi siang gue udah kena tamparan dia" Aku mengusap pipiku yang masih terasa berdenyut.

Mereka tertawa.

"Hahaha apa yang terjadi? Ko dia bisa nampar lo?" Danny masih tertawa.

Aku mendengus merutuki kebodohanku, seharusnya tangan ini aku ikat kalau berada di area kantorku sendiri.

Tapi karena bakat mesumku ini sudah mendarah daging, tangan ini bergerak pintar dengan sendirinya tanpa ku suruh.

Merasakan gundukan kenyal dari seorang perempuan satu-satunya di divisi ku.

Julia yang ku kenal selama aku bergabung di perusahaan ini, perempuan yang sangat cool. Dirinya cantik luar biasa. Aku suka melihat matanya yang lebar dan wajahnya yang tidak terlalu banyak kena polesan make up.

Tapi ya itu tadi, sikapnya dingin seperti tidak ingin berinteraksi dengan kaumku.

Sudah dipastikan Julia perempuan yang pintar karena untuk bisa bekerja menjadi salah satu IT di perusahaan ini harus melewati bermacam-macam test layaknya menjadi seorang astronot.

Divisi kami sendiri terdiri dari 6 orang termasuk aku dan 2 manusia culun di depanku ini sedangkan Julia perempuan satu-satunya.

Aku memang junior di divisi itu. Tapi kemampuan dan otakku setara dengan mereka yang sudah senior.

Di ruangan, kami sering melempar joke khas lelaki, kami tidak terlalu risih dengan keberadaan Julia di antara kami, sesekali dirinya menimpali dengan jawaban versi perempuan yang membuat kami tau sedikit banyak dunia perempuan.

Moreno menepuk lenganku.

"Jadi kenapa lo bisa ditampar Julia?"

Aku tersenyum kecut.

"Kami secara ga sengaja bertubrukan terus tangan gue ini reflek nyentuh payudaranya"

"Cuma kesentuh doang? Kesenggol?" Muka Danny terlihat merah akibat tertawa.

"Ya ga sekedar kesentuh sih, tapi sekalian ngeremas" Jawabku pelan.

Mereka berdua tertawa lagi.

"Jelas aja Julia nampar lo"

"Udahlah anggap aja tamparan Julia itu sebagai start" Danny menimpali.

Aku meringis.

"Gue tau lo Reno, dari dulu kan lo suka Julia, kenapa ga lo aja yang ambil tarohan ini?" Tanyaku sambil mengusap daguku.

Moreno tersenyum.

"Nyali gue ga segede lo Mike, lo aja udah nyicipin nyaris semua perempuan yang ada di gedung tempat kita kerja, yeahh kecuali para ibu-ibu dan perempuan yang udah punya pacar sih"

the dealsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang