Mike POV
Dad menatap ke sekeliling ruanganku dengan mata menyelidik.
Ting...
Sebuah pesan masuk ke handphoneku, sambil melirik ke arah Dad yang masih sibuk mengamati ruanganku, aku membuka pesannya dan ku baca.
"Mike, kabur, your Dad going to your office now"
Mom's wrote.
Aku berdecak.
"Telat, orangnya udah berdiri sangar di depanku Mom"
Send
"Well, setidaknya Mom udah kasih peringatan buat kamu. Salam buat Julia kalau kalian tertangkap basah lagi oleh Mr. Scary"
Mom's wrote.
Julia sudah keluar dengan langkah seribu ketika Dad lengah.
Aku menggelengkan kepala membaca pesan Mom.
Bisa-bisanya orang yang melahirkanku mengetik pesan seperti itu ketika anaknya dalam keadaan genting.
"Usahamu sepertinya berhasil, good job" Suara Dad menggema di ruanganku.
"Thanks" Jawabku pelan.
Dad mengambil duduk di kursi depan mejaku. Dirinya menatapku tajam.
"Kamu tau konsekuensinya kabur dari tanggung jawabmu Michael Deen Larson?" Suara Dad terdengar dingin. Dan seperti biasa dirinya selalu to the point ke akar permasalahan tanpa ada basa-basi.
Aku paling tidak suka ketika mendengar orang tuaku memanggil nama lengkap diriku. Sudah dipastikan mereka marah. Atau kecewa atau kesal atau apalah yang pasti bukan karena mereka bangga dengan apa yang sudah kuperbuat.
Aku mengusap daguku.
"Dad, you know I'm not interested with your business. Disinilah duniaku sebenarnya. Mempunyai coffee shop sendiri adalah impianku sejak dulu"
Dad menggeleng.
"Bisnis seperti ini tidak menjamin hari tuamu Mike. Dan Dad harus mengandalkan siapa lagi kalau bukan kamu untuk meneruskan perusahaan Dad?" Suaranya perlahan melunak.
Susahnya menjadi anak tunggal. Tanpa sadar aku menghela nafas.
"Yang Dad inginkan kamu hanya perlu fokus di perusahaan Dad, bisnis ini bisa kamu jual ke orang lain"
Aku langsung menggeleng.
"Nop! Ini usaha impianku Dad, aku merintis dari 0, tanpa pinjaman dari siapapun. I can't sell it"
Kulihat Dad mengambil nafas.
"Sebenarnya Dad tidak mau mengambil cara kotor seperti ini, tapi apabila kamu menolak untuk kembali ke perusahaan Dad. Dad bisa pastikan kamu tidak akan bertemu dengan Julia lagi"
Suaranya terdengar tenang, tapi sukses membuatku melotot.
"You can't do that!" Kataku sambil berdiri.
"Yes I can do that"
Dad melipat tangannya di depan dada.
"Deal or not? You better make a good choice"
Dad berdiri dan melangkah keluar ruanganku.
Dengan gusar ku usap tengkukku.
Darn!
•••
Aku memutuskan untuk kembali ke apartmentku dan meminta Julia menginap pada malam harinya.
Julia menatapku dengan takut ketika kami selesai mandi dan selesai menyantap makan malam dalam diam.
"Mike"
Aku menoleh ke arahnya, Julia terlihat cantik walaupun wajahnya gusar.
Aku menarik tubuhnya mendekat dan memeluknya erat.
Aku tidak mau kehilangan Julia. Tapi di satu sisi aku tidak mau mengikuti kemauan Dad yang egois memintaku untuk menggantikan dirinya.
"Ada apa? Tadi Mr. Larson bicara apa?"
Aku mengecup puncak kepalanya dan mengusap punggungnya.
"Aku butuh pelukanmu sekarang Julia, we can talk later, when I'm ready"
Julia mengangguk.
"Kamu butuh sesuatu? Mungkin minum kopi? Biar relax, tapi aku ga bisa bikin kopi seenak yang pernah kamu buat"
Aku terkekeh.
"Aku ga perlu apa-apa, cukup pelukanmu aja" Aku kembali mengeratkan pelukanku.
Julia mendongak.
"Yakin cukup pelukanku aja? Ko Mike Jr bangun ya"
"Kesetrum, biarin aja, nanti juga lemes lagi, aku butuh pelukanmu aja" Jawabku dengan meringis.
Mike Jr ini kalau nafsu ga liat-liat situasi dan kondisi, padahal pikiranku lagi runyam, tapi uratnya ko cepat sekali menegang.
Julia menatapku heran.
"Kaya bukan kamu aja Mike. Seriusan ga butuh sesuatu yang bisa bikin kamu relax? Kamu keliatan tegang sejak Mr. Larson pulang, apa mau aku pijit?"
Wahhhh tawaran yang menggiurkan tapi nanti aku malah minta Mike Jr aja yang dipijit. Tidak-tidak, malam ini aku mau berpikir tanpa di selingi hal-hal yang berbau erotis.
"Thanks for your offer sweetie, beneran aku cuma butuh pelukanmu aja, ini udah bikin aku relax ko. Asal kamu cuekin aja kalau Mike Jr bergerak-gerak, jangan dipancing"
Julia terkekeh lalu memelukku.
"Aku harap semua baik-baik aja Mike"
Aku hanya mengangguk.
Yeah, I hope so
Tbc
Untuk munculin konflik itu paling susah, makanya kenapa banyakan cerita saya flat tanpa ada konflik yang besar. Klo mau bikin ceritanya tegang dgn adanya konflik, kayanya lebih asik bikin tegang Mike Jr, hahahaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
the deals
RandomBEBERAPA PART SAYA HAPUS UTK KEPENTINGAN PENERBITAN Warning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading