18. my vic c

19.8K 1.6K 44
                                    

Julia POV

Wajahku bersinar sumringah, aku melayani customer dengan senyuman lebar yang nyaris merobek mulutku.

Obat penyembuhku ada di sini, sedang mengamatiku yang bergerak mondar-mandir melayani customer dengan tak henti-hentinya tersenyum.

Sudah 2 hari Mike kembali ke Jakarta. Dirinya tidak lagi bekerja di perusahaan ayahnya dan lebih fokus dengan coffee shop miliknya. Terkadang Mike mengajakku untuk pergi ke coffee shopnya yang lain.

Mike memintaku belajar management marketing, aku menolak halus, otakku ini lebih cocok dengan perbaikan software atau hardware dan memperbaiki troubleshooting komputer.

Untuk menjadi pelayan seperti sekarang ini, aku cukup menikmatinya.

Melayani customer dengan bermacam-macam karakter. Mengamati mereka yang kadang terlihat cape, atau terlihat senang, atau terlihat sedih.

Tak urung membuatku memberikan senyuman terbaikku untuk sekedar menularkan energi positif ke mereka.

"Jangan suka tersenyum ke sembarang orang" Wajah Mike merengut ketika aku berdiri di ujung sudut meja bar.

"Loh, bagus kan tersenyum ke customer, biar mereka balik lagi untuk ngopi di sini karena pelayanannya yang ramah" Jawabku.

"Iya, tapi mereka nanti salah artikan senyumanmu itu, apalagi kalo customernya pria, macam pria di ujung sana yang sekarang ngeliatin kamu terus"

Aku menoleh ke arah yang di maksud Mike. Ku lihat pria tampan berkaca mata dengan bakal jenggot yang tertata rapi tersenyum ke arahku.

Aku membalas senyumannya sambil menganggukkan kepalaku.

"Julia" Panggil Mike.

Ku lihat wajahnya berubah masam.

Aku terkekeh.

"Cemburu ya?" Tanyaku dengan suara pelan.

Mike makin merengut.

"Seharusnya kamu bekerja di balik meja aja" Kata Mike dengan suara nyaris mendesis.

Aku lebih suka menghadapi Mike yang mesum daripada Mike yang cemburu.

"Bekerja di balik meja atau di bawah mejamu?" Tanyaku mencoba menggodanya.

Mata Mike berbinar mendengar perkataanku.

Tuhkan, dasar manusia mesum, dipancing gitu aja langsung semangat.

"Aku tunggu di ruanganku jam istirahat, kita makan di ruanganku aja, sambil mencoba apa yang barusan kamu bilang, aku ingin merasakan dirimu bekerja di bawah mejaku"

"Mike" Mataku membulat.

Mike terkekeh lalu beranjak ke lantai atas menuju ruangannya.

"Juliaaaa, orderan meja no. 5" Suara barista memanggilku setelah aku merapikan meja-meja yang baru saja ditinggalkan customer.

"Siap" Aku mengambil nampan berisikan gelas hot coffee latte dan berjalan ke meja no. 5.

Kulihat wanita bule berambut gelap tersenyum ke arahku begitu melihat pesanannya datang.

"Oh Miss, can I have brown sugar please"

Aku mengangguk dan berjalan kembali mengambilkan brown sugar untuknya.

"Um, can I have 2 more please" Pintanya lagi ketika aku mengangsurkan 2 brown sugar.

Buset, mau semanis apa sih lattenya?

Aku hanya tersenyum dan kembali berjalan ke meja bar yang menyediakan kebutuhan gula, sedotan dan tissue lalu berjalan lagi ke arahnya.

"Thank you Miss, can you bring me ashtray?"

the dealsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang