Pesta

128 14 0
                                    

Baru saja melangkahkan kaki, terdengar suara yang memanggil nama Esha.

Esha menoleh dan mendapati Dava berada di depannya.

"Loh?" hanya itu kata yang dikeluarkan Esha. Ia masih terkejut dengan kedatangan Dava yang secara tiba-tiba ini.

"Ini gue, Dava yang waktu itu ngajak lo jalan."

Esha teringat dimana Dava mengajaknya ketemuan di Cafe.

"Kok kamu bisa ada disini?" tanya Esha pada akhirnya. Sebenarnya itu sih ga penting buat Esha tapi, ya namanya proses pertemanan.

"Iya, gue bisa disini karena....

***

"Iya,  gue bisa disini karena gue sepupunya orang yang punya acara ini." jawab Dava.

"Oh gitu, masuk yuk!" ajak Esha.

Sebenarnya Esha ingin menghindar dari Dava karena kejadian sebelumnya membuatnya curiga dan tentang "teman masa kecil" Esha merasa tidak punya memori apa pun tentang Dava yang menjadi teman kecilnya, setaunya hanya Syfa lah yang menemaninya disaat kecil dulu.

Di Taman belakang rumah, pesta disenggelarakan dengan meriah. Banyak teman teman seangkatan yang Esha tau wajahnya.

"Sha, ayo ke Rossa. Dia pasti gak sabar liat lo." ujar Syfa.

"Ayo!" mereka menghampiri Rossa yg berada disamping kue ultah yang masih utuh.

"Ya ampun Eshaa!" ujar Rossa begitu melihat Syfa dan Esha menghampirinya.

"Gila, lo beda banget sm Esha yg disekolah. Lo juga beda Syf, disini aura feminimnya keluar semua." ucap  Rossa bersemangat.

Tanpa Esha sadari, sedari tadi Alden memfoto dirinya. Sebenernya, dari pertama kali Esha masuk, Alden sudah memfotonya berkali kali.

Rossa memulai acara potong kue. Kue pertama ia berikan kepada orang tuanya.

"Sha, ikut gue bentar yuk." Dava mengageti Esha yang tengah menikmati acara itu.

"Kemana?" tanya Esha bingung.

"Ambil minum."

"Ayo deh, Aku haus dari tadi." ucap Esha mengiyakan ajakan Dava.

Dava memberinya minuman di bagian belakang. Dibagian belakang tidak ada orang satu pun, semua orang berada didepan menyaksikan acara potong kue.

"Nih, minum." ucao Dava.

"Makasih"

Esha meneguk habis minuman itu. Tak lama kemudian, pandangannya mulai kabur dan semua menjadi hitam.

Dava dengan sigap menangkap tubuh Esha yang pingsan. Ia membawa Esha menuju mobilnya. Kemudian, ia mengendarai mobilnya ke suatu tempat.

Di kaca spion, Dava melihat Esha yang tertidur di jok belakang. Senyum tipis menghiasi wajahnya yang tampan.

"Dasar bodoh" itulah kata yang keluar dari mulut Dava.

***

Wetsss
Gue udh menuhin janjikan, kalo 1k readers bakalan update 1 chapter.

Maaf banget kalo gue jarang update karna tugas yg menumpuk meskipun masih kls 8.

Makasih buat yang udah baca dari chapter 1 sampe chaoter ini. Insyaallah gue bakalan rajin update.

Don't forget to vomment cerita labil ini.

Khamsia...

Salaam manis
Wsttr12

Baby Girl [Hiatus Dulu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang