Esha menatap Dava sangat lama. Ia seperti pernah menatap mata coklat itu. Tak ingin berfikir, Esha mengalihkan pandangan.
"Hallo! Gue Syfa salam kenal ya." ucap Syfa ramah.
"A-aku Esha." ucap Esha.
"Gue Dava salam kenal juga." ucap Dava.
Esha menikmati makan malamnya dengan tidak tenang. Dia terus memikirkan tentang Dava. Dia seperti mengenal Dava sangat dekat, seperti sahabat. Tapi ia tidak tau kapan itu terjadi.
"Esha Syfa, gue boleh minta nomor lo? Biar gampang buat ngehubungin." pintanya sambil menyodorkan hpnya kearahku.
Esha menerima hp itu dengan ragu. Ia menuliskan nomor telponnya dan Syfa. Ia memang hafal dengan nomor telpon keluarganya.
***
Esha berguling guling di kasurnya. Ia tak nyaman dengan pikirnya yang terus bergelut. Ia yakin bahwa akan ada sesuatu yang terungkap. Besok adalah hari minggu, hari untuk istirahat dari rutinitas yang melelahkan.
Ting!
08385xxx
Hai! Gue Dava, anaknya temen bokap lo.
Esha mengernyit membaca pesan itu. Pasalnya, ngapain Dava SMS malem malem.
Esha
Iya, aku inget kok.
Dava
Besok bisa ketemuan? Di kafe rainbow jam 4.
Esha menimang nimang SMS tersebut. Ia bingung, apa tujuan Dava ngajak dia ketemuan?
Mending besok tanya mama aja deh. -batin Esha.
***
Dava menunggu Esha sejak jam set4. Ia tidak sabar untuk menanyakan hal tersebut. Rasa aneh yang ia alami saat menatap mata Esha.
Seorang gadis yang ia tunggu akhirnya datang menghampirinya.
"Hai!" sapa Dava.
"H-hai." balas Esha.
Rasa canggung menyelimuti mereka. Hanya suara keramaian yang terdengar.
Jantung Dava berdebar debar saat berdekatan dengan Esha. Sedangkan Esha masih merasa de javu.
"Em.. Kamu mau ngapain ngajak aku ketemuan?" tanya Esha memberanikan diri.
"Gue-" ucapannya terputus saat pelayan datang untuk kesekian kalinya di meja Dava.
Mereka memesan makanan yang mereka ingin.
"Lo udah lupa sama gue?" tanya Dava setelah pelayan itu pergi.
"Maksudnya apa? Aku belum pernah ketemu sama kamu tapi aku rasa aku pernah menatap matamu." ucap Esha kelewat jujur.
Dava terperangah dengan jawaban Esha.
Flashback
"Dava! Ayo kita naik sepeda! Papa beliin sepeda baru lho buat aku." ucap gadis cilik kepada temannya.
"Iya bentar ya Esha, aku ambil sepedaku dulu." ucap Dava. Gadis itu adalah Esha kecil.
Mereka berputar putar mengelilingi kompleks dengan candaan lucu dari Dava. Mereka tidak menyadari seseorang yang menatap mereka benci.
Hingga akhirnya sebuah motor menyerepet sepeda Esha dengan kecepatan besar.
Esha terpental hinggal tubuhnya membentur pohon yang ada di pinggir jalan.
Dava segera menghampirinya dan dengan cemas Dava menelpon orang tuanya.
Flashback off.
Dering telpon membuyarkan lamunan Dava tentang masa lalunya dengan Esha. Dia lupa kalau Esha sempat mengalami kecelakaan yang parah sehingga sebagian memorinya hilang dan dirinya termasuk dalam hilangnya memori itu.
Dava menjauh dari meja setelah meminta izin kepada Esha.
"Sha, gue anter lo pulang ya. Besok besok lo gue ajak jalan lagi."
Dava mengeluarkan beberapa lembar uang dan menaruhnya di meja. Setelah itu ia menggandeng tangan Esha keluar dengan lembut.
***
Sesampainya di depan rumah Esha, Dava menghela nafas lega karena memulangkan Esha dengan selamat.
"Makasih ya dah udah nganterin aku." ucap Esha.
"Iya sama sama."
"Gue masuk dulu ya." pamit Esha.
Saat hendak membuka pintu Dava mencekal tangan Esha.
"Cobalah untuk mengingat masa lalumu. Gue harap lo gak ngelupain gue." kata kata itu meluncur dengan lancar dari mulut Dava.
Esha kaget dengan perkataan Dava. Dia bingung apa yang harus diingatnya. Dia kan tidak pernah mengalami amnesia.
Esha hanya mengangguk dan keluar dr mobil Dava.
Setelah memastikan Esha masuk ke rumah, Dava melajukan mobilnya ke rumah dan menceritakannya ke mama dan papa nya.
***
Nah, hayolo....
Mulai ada konflik antara Dava sama Esha.
Kalo kalian mau tahu kelanjutannya. Jangan lupa tambahkan cerita ini ke Library kalian ya.
Jangan lupa Vomments, lope you!
Salam manis,
Wsttr
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Girl [Hiatus Dulu]
FanfictionAshalina Raesha Azka •Gadis yang baru memasuki SMA •Berkacamata, berkepang dua dan lain sebagainya. •Hidup sebagai anak kembar harus saling berbagi satu sama lain, tapi Ada salah satu yang tidak bisa dibagi