Bagian 2

1.1K 71 0
                                    

Mereka menyusuri lorong sekolah dan sudah hampir semua area sekolah ia lewati tetapi tidak ada tanda-tanda Bianca ada disana.

Keadaan sekolah yang ramai, mempermudah mereka untuk sesekali menanyakan keberadaan Bianca. Namun tetap hasilnya nihil, tak ada yang melihat perginya Bianca.

Setelah cukup lama mencari, Anin, Keyla, dan Icha pun memutuskan untuk kembali kekelas. Mereka berfikir siapa tau Bianca sudah balik kekelas dan siapa tau juga dia yang malahan mencari-cari sahabatnya.

Dilain sisi juga Candra sangat merasa cemas. Ia telah mengunjungi tempat favorit gadis itu seperti taman belakang sekolah dan pojokan kantin.

Sementara itu, dilain tempat Anin tak sengaja melihat tas Bianca yang masih menggantung dimeja tempat duduknya, Anin mengingat sesuatu.

"Key, Cha,.. "tanya Anin yang ngelirik ketempat duduk Bianca sesekali menatap Keyla dan Icha yang sedang sibuk mengibas-ngibaskan tangannya.

"hhmmm ... "gumam keduanya singkat.

"loe inget sesuatu ngga sihh?,. "tanya Anin.

"Icha dan Keyla hanya mengerutkn keningnya mengisyaratkan bahwa ia tidak mengerti dengan yang Anin katakan.

"Maksud loe?.. "tanya keduanya berbarengan.

"Ya, maksud gue, loe liat deh ke tempat duduk Bia, tasnya masih adakan?.
Tapi kenapa orang nya ngga ada?

Anehh kan?.
"Kayaknya ada sesuatu dehh? "ucap Anin lagi.

Icha dan Keyla yang baru menyadari merasakan hal yang sama.

"iya juga yahh,.. "ucap Icha, Nampak berfikir kemana sahabatnya itu pergi.

"Guyss,. Kita udahh telfon Bianca belum sihh? "ucap Icha mengangkat sebelah alisnya melirik kedua sahabatnya.

"Anin yg mendengar pertanyaan Icha pun langsung menepuk jidatnya pertanda bahwa ia lupa akan itu.

"Kenapa kita ngga dari tadi aja yahh nelfon tuh anak,. "ucap Anin mulai mengambil ponsel nya dari dalam saku.

"udah buruan Nin telfon Bia nya!!... "ucap Keyla tidak sabar.

"Dan setelah telfonnya tersambung, untuk kesekian kalinya mereka menghela nafas pasrah. Karena bukannya diangkat, ponsel yang bunyi ternyata ada didalam tas milik Bianca.

Candra datang dengan nafas yang terengah-engah, Menghampiri mereka.

"gu..gue ngga nemuin Bia,. Gue juga u..dah coba hu..hu..bungi di..dia ta.. Pi nngga.. Diangkatt-ang..kat.. "ucap Candra dengan susah payah masih mengatur nafasnya yang tak stabil.

"duduk dulu, Baru ngomongg!.. "Ucap Icha.

***

Hujan sudah berhenti, dilihatnya genangan air disekitarnya. Saat ini ia masih ditempat yang sama, dipinggir jalan saat ia menangis tadi.

Ia menatap keadaannya sekarang, kotor dan rambut yang tidak rapih terlebih lagi ia tidak membawa tas sekolahnya.

Ia berfikir jika sekarang ia pulang, ia bakal mendapat berbagai macam pertanyaan dari sang mamah. Apalagi dengan matanya saat ini pasti sudah seperti mata panda.

Setelah lama berfikir, akhirnya ia mengingat akan sesuatu.

"Mereka bakal dikantor sampai malam,. "Gumamnya, Seketika terukir senyum bahagia namun tak lama senyum itu kembali surut.

"Bege!!
Trus gue pulang pake apaan? gue kan tadi kabur, masa gue jalan kaki sampe kerumah sihhh, Kan jauh,. "ucap Bianca merutuki kebodohannya.

"Dompet ngga ada, handphone ngga ada, duit ngga ada! Boro-boro gue inget itu semua, tas aja masih dikelas,.
"Truss gimana nihhh gue pulangnya,.
"Bianca berdecak menggigit ujung jarinya.

Cukup lama Bianca berada disana, angin meniup seluruh tubuhnya hingga rambut dan baju yang dikenakannya sedikit mengering.

Memberi rasa hangat, ia menggosok kedua telapak tangannya terus menerus. Mengigil, kembali memeluk tubuhnya yang kecil.

Sebuah taxi berjalan ke arahnya, ia pun memutuskan untuk pulang menggunakan taxi.


Next part
👇👇👇

"BIANCANDRA" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang