Bagian 3

1K 65 0
                                    

"Duduk dulu baru ngomong. "Ujar Icha.

"loe mau tau kenapa Bia ngga angkat telfonnya?. "tanya Anin pada Candra.

"emang kenapa? "tanya Candra menaikan alisnya, bingung.

"coba lagi aja loe hubungi dia lagi. "ucap Keyla angkat suara.

"tanpa membuang waktu, Candra pun mengeluarkan ponselnya dan mencari kontak yang dia namakan "BIANCABE".

Candra memang dari kecil memanggilnya dengan sebutan itu, meledek hingga membuat Bia menangis dan menjerit memukulinya, Candra merasa bahagia ketika melihat sahabatnya menangis karna ulahnya.

Saat panggilan tersambung, Mata Candra tertuju pada tas yang menggantung dekat ia berdiri, ia tau betul itu tempat duduk siapa? Dan milik siapa tas itu, Ia pun langsung mematikan sambunganya.

"pantes aja. "gumam lirih Candra sambil memasukan lagi ponselnya kesaku.

***

"taxi yang tadi ditumpanginya sudah sampai memasuki pekarangan rumah Bia, Bianca bergegas masuk kedalam rumah.

Ting tong.. Ting tong....

Setelah menunggu, pintu pun dibuka dan terlihat Bi Dena dari balik pintu, Bi Dena mengerutkan dahinya melihat keadaan Bianca.

"lohh.. Non Bia? Kenapa ini bajunya basah kuyup begini? "tanya Bi Dena menatapnya khawatir.

"ngga papa ko Bi, tadi Bia kehujanan dijalan. "jawab Bia melangkah kedalam rumahnya.

"loh, Bi ko sepi sihh? Amella belum pulang sekolah yahh? "tanya Bia, Amella adalah adiknya yang masih berumur 8 tahun.

"udah pulang, lagi tidur mungkin. "jawab bibi dijawab o-ria dari Bianca.

"ya sudah, biar bibi siapkan air hangat dulu buat non mandi. "ucap Bi Dena melenggang pergi dan diangguki oleh Bia, memilih untuk menunggu nya dikamar.


"Dingin banget, Huftt,...  "ucap Bia setelah merapikan diri dan merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. menarik selimut tebalnya dan mulai memejamkan mata.


Bia tertidur pulas tanpa menghiraukan teriakan adiknya yang begitu keras dari arah lantai bawah, Padahal ia hanya bermain sendiri.

Amella adalah sosok adik perempuan yang baik menurut Bia, walaupun dia terkadang menyebalkan tetapi dia amat sangat menyayanginya, hanya Amella lah yang selalu menemaninya disaat kedua orang tuanya masih bekerja.

Terkadang Bianca merasa kasihan dengan Amella, karena dia tidak bisa seperti anak-anak lain yang bisa kapan saja meminta sesuatu dengan mama dan papa nya yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.

Amella hanya bisa meminta sesuatu kepada bi Dena, seperti saat ini, Bi Dena sedang menyuapi Amella seraya bermain. Bi Dena lah seorang yang selama ini menjaga Bia dan Amel.

Maka dari itu Bia amat sangat menyayanginya, karena ia tau betul seperti apa perasaan Amella, Bia tidak akan pernah membiarkan apa yang pernah ia rasakan sewaktu kecil dirasakan juga oleh adiknya.


"Bi, Kak Bia sudah pulang. ? "tanya Amella dengan mulut yang penuh dengan makanan.

"ditelen dulu sayang.. "ucap Bi Dena, Seraya menyodorkan segelas minum.

"Bi, Ka Bia udah pulang?,.. "tanya nya sekali lagi.

"udah pulang sayang, tadi waktu Amel masih tidur, mungkin kak Bia juga lagi tidur. "jawab Bi Dena mengelus rambut panjang Amella.

"kalo gitu, Amella mau kekamar kaka, Makan nya udah yahh,. "pintanya merajuk.

"kan, kak Bia nya lagi tidur, kaka pasti kecapean tadi ka Bia itu pulangnya kehujanan, tadi aja bajunya basahh. "ucap Bi Dena mencoba memberi pengertian kepada majikan kecilnya.

"yaudah dehh... "jawabnya memajukan beberapa centi bibirnya.

"Bi, Ka Candra ko tumben ngga kesini yahh, Biasanya ka Candra main kesini,. "tanya Amella.

"ka Candra mungkin sibuk. "jawab Bi Dena.

"kenapa semua orang dewasa selalu sibuk, mama, papa, ka Bia, Ka Candra semuanya sibuk, ngga ada yang peduli sama aku,. "ucap Amella menundukan kepalanya.

Bi Dena terenyuh mendengar penuturan majikan kecilnya, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Karna itu hak Amella mendapatkan perhatian lebih dari keluarganya yang jarang sekali ia dapatkan.


Next part
👇👇👇

"BIANCANDRA" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang