Bagian 4

952 59 0
                                    

Duduk diatas tempat tidur, melihat ke atas nakas yang memang terdapat tas Bianca yang tadi sempat ia bawa dari sekolah, Anin beranjak untuk mengambil tas itu lalu membukanya.

Tangan Anin bergerak untuk mengambil ponsel Bianca dari dalam tasnya.

"Bia pasti nyariin ponselnya,. "ucap Anin memegang ponsel Bia.

"lagian kenapa sih tuh anak? pake pergi dari sekolah segala. Semua barangnya ditinggal, pergi ngga pamit, Ada apa sih sebenarnya?. "ujar Anin mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

"ia membuka ponsel Bia yang memang Anin sudah tau apa pola yang Bia gunakan, terlihat beberapa telfon dari dirinya, Icha, Keyla, Candra dan terlebih ada beberapa dari mama, papa dan sodaranya mungkin. WA penuh dengan notif. Tetapi Anin enggan untuk membukanya karena itu bukan haknya. Bia emang sahabat Anin tetapi itu adalah privasi Bia dan Anin tak ada hak untuk tau itu semua.

"Gue coba telfon lewat telfon rumahnya aja kali yah? pasti Dia punya dong nomernya. Yups,Pinter, Pinterr... "ucap Anin mulai mencari kontak Telfon rumah Bianca.

Tutt... Tutt... Tutt.....
"Setelah menunggu, suara seseorang paruh bayah pun terdengar oleh Anin.

"hallo, dengan siapa ini? "tanya Bi Dena.

"Hallo Bi. Ini Anin, Temennya Bia. "jawab Anin.

"oh. Non Anin, ada apa yah non malem-malem begini telfon? Mau bicara sama non Bia? Tapi kayaknya non Bianya masih tidur. "ucap Bi Dena.

"oo.. Gitu ya bi. "jawab Anin

"Memangnya ada apa ya non, nanti biar Bibi yang nyampein sama non Bia. "tanya Bi Dena.

"Jadi gini Bi,. Tadi siang kan Bia pulang ngga bawa tas nih, terus dia ninggalin nya tuhh dikelas sama ponselnya gitu aja. Trus Aku fikir pasti Bia butuh sama barang-barang ini terlebih lagi ponselnya pasti butuh banget buat komunikasi. Jadi, niat Anin nelfon tuhh mau anterin tasnya, biar nanti Anin suruh supir buat anter kesana. Bisa kan bi? "jelas Anin panjang lebar.

"Bisa non, nanti bibi tunggu. terimakasih banyak yah non Anin sudah mau repot-repot mau anterin Tas nya si Non. "ucap Bi Dena.

"ya, sama-sama bi. Asallamualaikumm. "ucap Anin

"waalaikumsalamm. "jawab Bi Dena.

"saat Anin memasukan ponsel Bia kedalam tasnya, tiba-tiba buku dengan full color Pink bermotif hallokitty milik Bia jatuh dan posisinya tepat membuka dihalaman tengah. buku itu tidak bergembok, jadi dengan mudahnya terbuka begitu saja.

"buku harian Bia. " gumam Anin,mengambil buku itu. tak berniat membacanya, tetapi ia sedikit melihatnya dan membuka beberapa lembar lainnya.

"shok!, tangan kirinya iya gunakan untuk menutup mulutnya, ia tidak menyangka apa yang ada dalam buku milik Bia.

"jadi, selama ini Bia punya rasa sama Candra. Dan selama ini, dia ngga pernah cerita apa-apa. "ucap Anin lirih.

"semua lembar buku itu hanya berisi tentang perasaan Bianca,yang selama ini dia tutup rapat-rapat tanpa sepengetahuan siapapun.

"apa gue kasih tau Icha sama Keyla yahh?. "tanya Anin pada dirinya sendiri.

"Jangan dehh, Nanti takutnya Bia malahhan marah lagi sama gue. Mending gue cepet balikin tasnya Bia supaya dia ngga curiga, terus besok baru gue ajak dia ngomong baik-baik.

"Anin langsung beranjak keluar untuk mencari supirnya yang akan ia mintai tolong.

"pak.. "panggil Anin melambaikan tangan.

"iya non, ada apa?. "jawab dan tanya supir Anin yang bernama pak Ludy.

"pak, saya mau minta tolong. Anterin tas ini yahh. Ini punya temennya Anin namanya Bianca Marselly Ini alamatnya. "ucap Anin memberikan selembar kertas bertuliskan sebuah alamat.

"Baik non "ucap pak Ludy, lalu pergi meninggalkannya.

* * *

"Cabee,.. "lirih Candra bersender diranjang.

"apa loe udah pulang Be?.. "tanya Candra pada dirinya sendiri.

"kenapa loe pergi dari sekolah gitu aja,. "gumam Candra lagi.

"Amell,. "lirih Candra teringat akan gadis kecil karna dari kemarin ia belum ke rumah Bianca, biasanya Candra selalu ke rumahnya walau hanya sekedar main-main dengan Amel.

"dia pasti nyariin gue dehh. "ucap Candra berjalan ke arah balcon kamarnya, Menatap ke atas langit yang penuh dengan bintang-bintang.

"Bia,. Gue ngga tau Bee, apa mungkin rasa ini hanya sekedar rasa khawatir kepada sahabatnya atau pun lebihh, Gue ngga tau.. "ucap Candra dalam hati.

"kenapa setiap gue lagi sama cewek lain gue cuma inget sama loe, kenapa gue rasa kalo rasa ini lebih dari sahabat. "ucap Candra lagi.

"bahkan tadi siang aja pas sama Luna, gue malah panggil dia Bia. "lirihnya lagi.

"tapi, loe tenang aja Be, gue ngga bakal ngerusak persahabatan kita, gue bakal jaga persahabatan ini, walaupun gue ngga tau gue mampu atau ngga. Udah cukup lama gue mendam rasa ini Bee, apa loe juga ngerasa hal yang sama kaya gue..? "ucap Candra bertanya-tanya dalam hati.

***

*Dikamar Bianca

"matanya mengerjap saat seseorang menutup tubuhnya menggunakan selimut tebalnya.

"Bibi?,. "ucap Bia dalam kondisi yang setengah sadar.

"jam berapa bi?. "tanya Bia.

"jam delapan Non. "jawab Bi Dena, dan dijawab oo oleh Bia.

"oya.. Tadi ada supirnya non Anin dateng kesini, nganterin tas nya Non, tuh tas nya, bibi taro dimeja. "ucap Bi Dena menunjuk ke arah meja.

Next part 👇👇👇

"BIANCANDRA" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang