suck

1K 59 0
                                    

' kau harus selamat.. Dan biar aku yang merasakan sakitnya '
' andwaee, kita harus selamat kau sudah berjanji untuk tidak meninggalkanku '
' tidak ada waktu lagi.. Cepatlah keluar dari mobil '
' andwaee... '

"jangan~~" kataku berteriak. Aku mendesah lega karena tadi hanya bermimpi buruk. Keringat dingin menjalar membasahi keningku. Tiba tiba kepalaku terasa sakit dan memijitnya pelan.

"sakit sekali kepalaku ini.. " kataku mengoceh sendiri. Lalu aku menuruni kasur dengan santai dan menghampiri meja rias yang sudah terpangpang di dekat kaca jendela.

" mengapa rasa sakit ini tidak pernah hilang??meskipun sudah 3 tahun lamanya?? " gumamku pelan sembari terus memijat kepala yang amat dashyat sakitnya itu. kemudian saking sakitnya aku meminum obatnya dan menengok ke arah jam yang menunjukan pukul 6 pagi.

"astaga, ternyata masih pagi " kataku menghembuskan nafasnya pelan. Kemudian aku berjalan menuju kamar mandi. 15 menit kemudian aku berias diri selama beberapa menit dan turun kebawah.

****

" pagi nona " sapa para pelayan padaku. Aku hanya tersenyum ramah pada pelayan. Kemudian duduk di samping kakaku, Suho.
" pagi oppa " sapaku ramah
" pagi dongsaeng ku " kata Suho mencium hangat pipiku.
" hanya oppa mu saja yang diberi sapa? " kata Appaku cemburu."ahh"

" pagi appa, pagi eomma " kataku tersenyum sok manis

" omo!! Putriku ini " katanya tersenyum simpul. Beberapa menit kemudian aku dan Suho berpamitan, karena kami bersekolah di sekolah Seoul high school, aku dikelas 10 dan oppaku di kelas 12. Kami sering berangkat bareng dengan mobil mercedes bend dengan warna putih berkilau. Kami memang terbilang sangat kaya. Appa memiliki perusahaan pertambangan yang sangat besar. Keluargaku juga merupakan keluarga terkaya kedua di Seoul. Tapi kami itu tidak pernah sombong ataupun manja, kami selalu mengumbar senyum pada siapa saja.

****

" hai, oppa! " sapaku pada Grup Exo
" hai juga Yoona!! " sapa mereka kecuali Sehun yang masih tidak bergeming sama sekali.
"ckkss.. " aku mendecih saat melihat Sehun yang masih tetap tak bergeming.
" sampai kapan kau akan terus seperti itu eoh? " kataku mendelik pada Sehun.

"yak, aku sedang berbicara padamu"
"yak,,!!! " kataku kesal. Aku kemudian mendengus kesal, lelaki itu hatinya memang terbuat dari es.

"sudahlah Yoong, percuma dia tidak akan pernah mendengar kata katamu" kata Suho memegang pundakku lembut

"ah ya, dia memang memiliki hati yang keras seperti batu" kataku acuh sambil mengedikkan bahuku.

Kami, mksdku Sehun dan kai adalah teman sekelas.. Karena mereka yang paling muda di antara mereka dan juga umurnya lebih muda tentunya.
Entah mengapa akhir akhir ini aku sering melihat wajah visual milik Sehun, dan entah kenapa juga aku jadi tertarik untuk mengajaknya berdebat atau mengejeknya. Mungkin dia yang paling pendiam di antara kami dan yang paling ngeselin, mengapa oppa memasukkannya dalam grupnya sih? Aku saja masih tidak mengerti mengapa oppa bertindak sedemikian. Sungguh aku tidak mengerti.

****

"hari ini kau mau makan apa? " tanya Suho padaku. "hmmm,, aku tidak lapar oppa, aku ingin ke perpustakaan saja" kataku tersenyum sebelum kakiku dilangkahkan menuju perpustakaan
"yak, kalau kau tidak makan maka kau akan mati kelaparan" kata Suho menjitak kepalaku keras. Uhh menyebalkan sekali jika oppaku sudah menjitak kepalaku seenaknya jidatnya.
"tidak akan, memangnya jika aku tidak makan sehari maka aku akan mati? Jika ia sejuta manusia yang tidak makan akan mati" kataku mengelak.biarkan saja aku dipelototi oleh Suho oppa, aku tidak peduli
"terserah padamu saja" kata oppaku menyerah.

"baiklah, permisi " kataku melenggang pergi. Kakiku segera melangkah menuju perpustakaan, tempat yang paling aku sukai dan juga tempat yang paling tenang, menurutku. Sesampai disana aku memilih buku favoritku, Buku Demian karya Herman Hesse, apa kalian menyukainya juga? Aku sihh sangat menyukai buku tersebut, mungkin perjalanan seorang lelaki yang tengah mencari jati dirinya,mungkin. Kemudian dengan santainya aku menduduki bangku yang sudah disediakan disini. Mataku tiba tiba tertuju pada satu orang yang berkulit putih, rambutnya yang setengah cokelat, manik manik matanya bewarna hitam pekat, matanya seperti elang sangat tajam,, yah mungkin aku berasumsi seperti itu.. Matanya tetap menatap buku yang sejak tadi ia pegang, tunggu?? Mengapa aku jadi memerhatikannya?? Yak, Yoona sadarlah!! Tapi hatiku ingin sekali mendekatinya, walaupun aku menolaknya tapi hati tidak bisa dilawan bukan?

"duduklah, jangan seperti manusia bodoh yang hanya berdiam diri tidak jelas" kata Sehun datar. Apa? Dia mengetahui keberadaanku? Dan apa tadi, manusia bodoh??
"yak, aku ini bukan manusia bodoh.. Aku ini adik dari Suho, Im Suho" kataku menepuk dadaku bangga. Tapi nyatanya Sehun tidak bergeming sama sekali, ia tetap menatap dalam ke arah bukunya. Akhirnya aku menyerah, akupun duduk disebelahnya membuka buku yang tadi kubawa dan mulai membacanya.
"kau sangat menyukai Novel Demian? " tanya Sehun padaku, Sontak membuat aku kaget
"ne, aku menyukainya" kataku tersenyum tipis, apa? Dia hanya mengeluarkan kata kata yang jelas singkat dan padat? Manusia macam apa dia?
"memangnya ada apa? Apa kau menyukainya juga? " tanyaku hanya untuk mencairkan suasana. Bukannya menjawab ia justru menatap kearahku dengan tatapan elangnya itu, baiklah! Aku tidak akan bertanya lagi.
"kau ini datar sekali jadi orang, kalau hidup jangan sedatar ini atau kau tidak akan mempunyai kebahagiaan sama sekali" kataku mengejeknya, yahh walaupun kata kataku agak kurang sopan tapi yaa mau gimana lagi? Dia harus diperlakukan seperti itu agar berubah
"terserah padamu saja" katanya singkat. Heol? Di berbicara seakan akan aku ini angin lalu. Tak dipusingkan akupun kembali pada lembaran novel ku yang sangat ku sukai. Satu jam aku berada di perpustakaan dan tidak kerasa bell sudah berbunyi dan aku segera melangkahkan kakiku ke kelas, tapi tiba tiba ada yang mendorongku dan terjatuh ke lantai, tapi saat aku membuka mataku yang kulihat aku seperti tidak mengenai lantai sedikitpun, anehh tidak mungkin jika aku melayang bukan? Pasti ada seseorang yang membantuku, lalu akupun mendonggakkan kepalaku ke atas dan kagetnya bukan main ternyata yang memegang tubuhku adalah Sehun, ya Sehun dia orangnya. Dia menatapku manik manik mataku sangat dalam sampai sampai aku terhipnotis oleh tatapannya itu. Saat aku tersadar dari alam bawah sadarku aku segera bangkit dan membenarkan rambutku yang sedikit berantakan.
"mianne, jeongmal mianne" kataku menunduk malu, sumpah aku sangat sangat malu menatap lensa matanya. Ia sama sekali tidak memberi respon sama sekali dan hanya mengenggam tanganku, menariknya meninggalkan tempat perpustakan.. Aku hanya mengikutinya saja, karena hatiku saat ini berdebar tidak karuan.
"mianne Sehun aku tidak sengaja karena tadi ada yang mendorongku" kataku gugup. Ia semakin mengeratkan genggamannya, aku sama sekali tidak mengerti apa maksud dari tindakannya ini, tindakan yang sangat bodoh dan sekarang aku jadi pusat perhatian, oh shitt.. Bisa tidak untuk melepaskan tanganmu dariku?
"tidak perlu meminta maaf, aku sudah memaafkanmu " kata Sehun dingin. Mwo!!? Mengapa sikapnya jadi berubah drastis? Tadi dingin dan sekarang? Sedikit berbaik hati,, ada apa dengannya sih? Aku tidak mengerti sama sekali.
"jangan memasang tampang polos, kau sangat jelek jika memasang wajah polosmu itu" aku melirik sekilas ke arahnya dan mendelik kearahnya, sungguh hari ini juga aku ingin mengcingcangnya habis habisan.

****

"Hyung, aku melihat Yoona dan Sehun berpegangan saat menuju kelas" kata Baekyun pada Suho yang tengah memandangi sebuah foto
"lalu? Apa kau cemburu? Biarkan saja mereka, lagipula itu akan lebih baik bagi mereka" kata Suho yang tetap fokus pada sebuah foto
"aku tidak cemburu, cuman aku takut bahwa mereka akann.. " kata Baekyun terpotong oleh Suho.
"mereka akan baik baik saja, tenanglahh" kata Suho menoleh ke arah Baekyun dan tersenyum, lalu ia memandangi foto yang ada tangannya
"hyung, apa yang kau lihat? Foto siapa yang kau lihat? " tanya Baekyun bingung dan ikut menatap foto tersebut.
"mereka sangat lucu bukan? Aku sering memandanginya mereka terlihat imut dan juga cocok" kata Suho tersenyum sumringah. Baekyun yang melihatnya tidak mengerti sama sekali, ia hanya bisa menatap foto kedua bocah ingusan yang tengah memegang lolipop dengan tersenyum gembira.

Hayyy maaf author baru munclu, ehh mksdnya muncul:v author bikin cerita lagi karena yang kemaren agak kurang dapet feelss nya gituu. Maaf ya kalau kadang berubah ubah ceritanya atau gunta ganti cerita, dan juga jangan jadi siders silent,, hargai karya seseorang yang udah mati matian menghadap layar handpone:v jangan lupa juga koment,, terserah mau koment apa insyaa allah aku jawab asalkan nanyanya bukan yang aneh aneh, dan follow akun aku dulu soalnya takut nanti ada yang di privat atau apa.. Makasih lohh yang udah nyempetin buat baca cerita akuu,, makasih banget lohhh.. Jadi budidayakan coment, like dan follow akun aku okee 😁😁😁😊

lostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang