Time skip - sebulan kemudian
Sejauh ini tidak ada lagi obrolan lanjutan tentang ungkapan perasaan Okta. Bukan berarti aku tidak penasaran, tetapi aku cukup lelah, Okta selalu mengelak dan mengelak.
Biar sajalah, mungkin Okta belum siap? Gak baik juga kalau dipaksa-paksa apalagi masalah hati.
Lagi pula untuk apa aku mengharapkan Okta nembak aku sedangan aku sendiri belum yakin dengan perasaanku sendiri.
Untuk sekarang ini, aku ambil kesimpulan bahwa yang waktu itu, maksud perkataan Okta adalah hanya sekedar untuk membantuku move on dari Hamids, karena Okta sudah punya pacar dan aku yakin Okta bukan tipe orang yang bakal nembak orang lain disaat dia masih memiliki pasangan.
Saat ini hubunganku dengan Okta masih seperti biasanya, sepasang teman yang selalu bersama dan ceria setiap saat.
Siang ini sepulang sekolah, aku dan Okta dapet project menguntungkan dari Bos Beby, ga ngerti disuruh apaan, yang jelas kalo aku berhasil bantuin dia, aku bakal dibiayain makan selama sebulan. Waw banget kan? :D
Kami janjian beretemu disebuah kedai eskrim dekat sekolahanku.
Selepas bell pulang aku sama Okta langsung meluncur ke TKP."Gre pokoknya kita kudu beli eskrim yaaa, mumpung mampir kan. Jarang-jarang kita main ke kedai eskrim." Ujar Okta antusias.
"Emang ada duitnya Ta?" Tanyaku.
"Atuh minta bayarin bos lahhh. Kan dia yang ngajak ketemuan. Biasanya yang ngajak itu yang nanggung semua biayanya, Gre."
"Wah, ner ugha yha." Aku mengangguk setuju.
"Aku uda ngebet banget pengen eskrim smurfff..." Ujarku lagi, sambil membayangkan eskrim nan lezat itu....
"Aa..aku jugaaakk... Duh gak sabar... Ayo Gre buruan." Okta menarikku agar berjalan lebih cepat.
Tak lama kemudian akhirknya kita sampai di kedai eskrim. Kamipun langsung menghampiri Kak Beby yang sudah terlebih dahulu tiba. Ia duduk di meja paling ujung.
"Kak, mau eskriiimmmmm....." Rengekku ketika sampai di depan Kak Beby.
"Iya Kak, mau eskriiimmmmmm...." Okta ikut merengek.
"Duh pada berisik amat yak, yaudah sana pesen dah!" Ujar Kak Beby sambil menyodorkan selembar uang seratus ribuan.
Aku dan Okta langsung bersorak riang. Tanpa lama lagi kami langsung berjalan menuju kasir, saking riangnya sampe-sampe Okta menabrak seseorang. Menyebabkan Okta dan Orang tersebut terjatuh.
"Sorry mister." Ujar Okta pada orang itu.
Kenapa mister? Yak karena orang yang ditabrak Okta itu berperawakan bule."It's ok, I'm sorry too." Jawab si bule sambil menbantu Okta berdiri.
Setelah berhasil berdiri, kemudian Okta menyikutku. Aku menaikan sebelah alisku menanyakan kenapa.
"Kok dia jawab I'm sorry dua ? Aku harus jawab apa lagi? Apa dia ngajak itung-itungan?" Bisik Okta padaku.
Sejenak aku berpikir, mencoba mencerna maksud pertanyaan Okta.
.........
..........
..................
.................................
Aha!!! Jadi maksud Okta, 'I'm sorry two(dua)' gitu yak?
Wakakakak.... Ga abis pikir dah sama Okta. Ku kerjain aja apa yak biar seru? Hahahaha..."Udah! Jawab aja lah, Ta." Balasku setengah berbisik.
Saat si bule hendak pergi, tiba-tiba Okta mengeluarkan suaranya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Apa Banget ?! Season 2
FanfictionGracia x Okta a.k.a GreTa gxg fanfic Cerita ini hanya karangan dan fiktif belaka, berasal dari imajinasi yang absurd serta tak terkontrol. *WARNING* Terlalu sering membaca FF dapat menyebabkan kematian. Apalagi kalo bacanya sambil ngemil. Iya ngemil...