Catatan: ku update cerita ini dalam rangka pengen nyelesaian aja. Masalah jelek, ga bagus atau apapun itu sy sudah tdk perduli. Yang penting ini cerita tamat. Karena buat aku membiarkan cerita menggantung tanpa tamat sama aja kek punya hutang. Takut ditanyain sama malaikat pas di alam barzah nanti.
Alias aku nulis ini asal-asalan banget!
Yaa
Gitu deh pokoknya!Dah! Selamat membaca!
------------------------------------------------------------
"Oh Kak Lidya?" Ujarku spontan.
Reflek aku langsung menutup mulut dengan kedua tanganku. Gaswat!!! Kalo Kak Melody mikir macem-macem bisa tamat riwayatku hari ini juga!"Loh kok tau namanya?!" Tanya Kak Melody, matanya memincing tajam ke arahku.
"Eh! Anu! Gak! maksudnya..."
"KAMU ABIS NGAPAIN SAMA LIDYA?!!!"
Kak Melody langsung meledak, suaranya menggelegar sampai ujung lorong apartemen. Aku meringis tak kuasa menerima gelombang kemarahan sebesar ini.
"Kak, sabar dulu jangan marah-marah. Tenang ya..." Ujar Shani lembut. Menggunakan jurus keademan, Ia dapat menenangkan Kak Melody dengan mudah. Wow! Magic!
Kak Melody menarik nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan, mencoba mengatur emosinya itu. "Yaudah coba jelasin!" Ujar Kak Melody, nada bicaranya sudah mulai turun.
"Tadi sekitar 10 menit yang lalu pas aku lagi ke balkon eh ngeliat dia di balkon apartemen Kak Melody, terus ngobrol dikit dan dia ngenalin diri sebagai pacar Kak Melody." Jawabku ngasal. Entah dapet jawaban itu darimana ._.
"Dia ngenalin diri sebagai pacar aku?" Tanya Kak Melody tersenyum miring.
Karena gak paham maksud senyuman Kak Melody, aku mengacuhkannya dan memberinya saran lain agar aku bisa segera melepaskan diri dari dia. "Iya Kak! Telpon aja sih orangnya daripada nyari-nyari kan?"
"Bener juga! Aku telpon dulu!" Ujar Kak Melody sembari menarik handphone dari sakunya.
"Yaudah kita duluan Kak!" Aku berisap menyeret Shani agar cepat terbebas dari Kak Melody.
"Mau kemana?! Tunggu dulu! Kalian ga boleh kemana-mana sebelom Lidya ketemu!" Cegahnya, tangannya terangkat mencoba menghalangi jalanku. Aku berdecak pelan sambil menunduk. Jangan tanya kenapa aku menunduk._.
"Kan itu udah mau di telpon?" Kini Shani angkat bicara. Bagus Shan!
"Iya kalo diangkat. Kalo enggak?! Pokoknya kalian harus bantuin cari dia sampe ketemu!" Ujarnya sembari memposisikan handphone ke telinganya. Belum sempat aku protes, sambungan telpon langsung terangkat.
"Halo?!" Ucap Kak Melody cepat.
"Kamu dimana?" Ujarnya lagi semakin menggebu.
"Di apartemen? Kok aku tadi nyari gak ada?" Kini keningnya mulai berkerut.
"Belom ke balkon sih. Hehe..." Nah kalo ini ekspresi keselnya udah memudah menjadi tawa sok renyah.
"Yaudah kalo gitu, hehe. Aku nyariin tau." Masih bertahan dengan cengar cengir ga jelas.
"Oke!" Tutupnya sambil tersenyum puas.
"Gimana Kak?" Tanyaku setelah Kak Melody memutuskan telponnya.
"Iya dia ada di balkon hehe." Jawabnya sambil senyum malu malu macan.
"Tuh kan!" Seruku cepat. Dalam hati aku bersyukur karena dengan kata lain pasti pacarnya Kak Melody sudah tidak ada di apartemenku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Apa Banget ?! Season 2
FanfictionGracia x Okta a.k.a GreTa gxg fanfic Cerita ini hanya karangan dan fiktif belaka, berasal dari imajinasi yang absurd serta tak terkontrol. *WARNING* Terlalu sering membaca FF dapat menyebabkan kematian. Apalagi kalo bacanya sambil ngemil. Iya ngemil...