009

1.8K 209 71
                                    

Suara tembak terdengar nyaring di dalam gudang tersebut, semua pasang mata mengarah ke asal suara tembakan itu. Tubuh kurus itu tergeletak dengan darah di lengan kanannya. Bagai di dunia slow motion mereka seperti berenti bergerak dan hanya terdengar suara hembusan nafas yang tidak teratur dari orang yang terkena tembakan.

Suara sirine dari luar gedung itu membuat beberapa orang melihat kearah orang yang memberikan perintah pada mereka. Dengan cepat beberapa orang – orang yang bekerja di bawah naungan nyonya Kang berlarian keluar melewati pintu rahasia yang ada disana, termasuk nyonya Kang sendiri wanita itu sudah terlebih dahulu berlari pintu rahasia. Seperti sebuah ruangan bawah tanah dan hanya mereka yang tau. Hal seperti ini sudah sangat di wanti – wanti jika nanti rencana ini tidak berhasil.

Satu hal yang jangan pernah dilupakan orang jahat selalu punya cara untuk kabur.

Hyunmi dengan lemah merangkak kearah Soojin yang tergeletak tak jauh darinya. Soojin  menahan lengannya yang tertembak, sesekali meringis sakit. Soojin mencoba mendudukan badannya menghadap kearah Hyunmi. Wanita itu masih bersyukur ia tidak tertembak dibagian vital.

"Eonni kau baik – baik saja?"

Hyunmi hanya mengangguk, ia menangis sesegukan melihat Soojin yang ada dihadapannya. Bisa – bisanya wanita ini menanyakan keadaannya, padahal keadaannya sendiri tidak baik – baik saja.

Wonwoo dan Mingyu menghampiri kedua wanita itu, ambulans juga sudah sampai tidak lama setelah polisi sampai disana.

Beberapa polisi masuk dan mengecek keadaan di dalam sana, mereka meminta maaf karena keterlambatan mereka sehingga tidak dapat mengejar pelaku. Mingyu tidak terlalu mempermasalahkan itu sekarang, ia sudah bersyukur Hyumi tidak sampai di apa – apakan oleh nyonya Kang dan para anak buahnya.

Sendari tadi Mina hanya terdiam melihat adegan didepan matanya. Ia merasa tak enakan untuk mendekat kearah mereka, ia merasa sangat bersalah pada mereka terutama pada Mingyu dan Hyunmi atas tindakan buruk yang dilakukan eommanya. Wanita itu hanya menatap mereka yang membopong Hyunmi dan juga Soojin.

Soojin dan Hyunmi sudah dibawah ke mobil ambulan dengan bantuan para medis. Soojin sudah tak mampu lagipun tak sadarkan diri karna menahan sakit disekujur badannya akibat berkelahi dan juga tembakan yang mengenai lengan kanannya.

.

.

.

.

.

Hyunmi mendudukan badannya di ranjang ruang inap, sesekali ia melirik kearah laki – laki yang tertidur di sofa rumah sakit dengan meringkuk. Sofa itu terlalu kecil untuk ukuran badannya yang tinggi. Ia memang belum mengingat semuanya. Tapi ia yakin Mingyu memang suaminya. Sesekali dengkuran kecil terdengar dari Mingyu, lelaki itu terlalu lelah dengan insiden semalam. Beberapa lebam diwajahnya juga terlihat begitu jelas. Kenapa ia tidak tidur di kasur ruangan inap lain pikir Hyunmi.

Hari sudah menunjukan pukul 8 pagi. Suara percikan air dari kamar mandi membuat laki – laki yang tidur di sofa itu terbangun, dengan kesadaran yang belum sepenuhnya sadar. Mingyu menguap dan menutupnya mulutnya menggunakan tangan kanannya. Ia melihat kasur yang ditempati Hyunmi kosong. Laki – laki itu hanya tersenyum saat menduga Hyunmi pasti ada di dalam kamar mandi itu.

Hyunmi membuka pintu kamar mandi terkejut saat melihat Mingyu memunggunginya tepat didepan pintu kamar mandi. "Ah Mingyu-ya bisakah kau geser sedikit? aku ingin lewat." Mingyu terkaget dan membalik badannya hingga sekarang ia berhadapan dengan Hyunmi. Laki –laki itu menggaruk belakang lehernya yang sama sekali tak gatal, ia gugup.

'Kenapa kau harus gugup dengan istrimu sendiri Kim Mingyu?'guman Mingyu.

"Ah kau baru selesai mandi?"tanya Mingyu dengar cengiran bodoh, ia menyesal kenapa ia menanyakan hal bodoh seperti itu. Tentu saja istrinya itu baru selesai mandi terlihat dari rambutnya yang basah.

Married life ➖ Mingyu Ver ✔️Where stories live. Discover now