Sakit

646 78 3
                                    

Kedai kopi hari ini tampak ramai. Semua terlihat sibuk dengan tugas masing-masing. Lisa beberapa kali harus bergerak cepat karna pelanggannya yang cukup bawel. Lisa tersenyum pada rekan kerjanya saat meletakkan kertas berisi pesanan dari pelanggan.

"Meja nomor dua belas ya, Lisa. Dia baru aja masuk."

Lisa kembali mengulum senyum manis dan mengangguk. Meraih buku catatan dan kembali melangkah menuju meja nomor dua belas yang diberitahukan rekannya. Lisa selalu terlihat ramah dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajah manisnya.

Tapi, senyum itu tak berlangsung lama. Hatinya sedikit berteriak dan memintanya untuk tidak menghampiri meja nomor dua belas. Lisa menarik napas dalam-dalam dan melepaskannya secara perlahan. Mulai menata kembali senyumnya yang sempat luntur dan kembali melangkahkan sepasang kakinya menghampiri pelanggan di meja nomor dua belas.

"Selamat siang, mau pesan apa?" Lisa bertanya dengan lembut. Andai semua tahu kalau Lisa tengah menutupi rasa sakit hatinya.

"Lisa, kamu kerja disini ?" Wanita itu 'Chaeyoung' bertanya saat menyadari waitres yang melayaninya dan Jaebum adalah Lisa, teman barunya.

Lisa mengulum senyum tipis dan mengangguk. "Iya, saya bekerja disini. Silahkan pesan apa yang ingin kalian pesan dan saya akan segera mengantarnya." Jawab Lisa.

Lisa sempat melirik sekilas ke arah Jaebum yang duduk di hadapan Chaeyoung. Tangan laki-laki itu mengepal. Lisa sempat terpaku saat matanya menatap anak laki-laki di pangkuan Chaeyoung. Anak laki-laki itu memiliki wajah yang sangat mirip dengan Jaebum. Hanya saja, mata anak laki-laki itu mirip dengan mata Chaeyoung. Ah, rasanya begitu sakit melihatnya.

"Buat Daehan cokelat hangat, tapi jangan terlalu manis. Kalau Jaebum coffee latte, aku samain aja dengan Jaebum.” Ucap Chaeyoung.

Lisa menarik napas selama secara diam-diam dan menahan rasa sakit hatinya. Lisa mengangguk dan mencatat dengan cepat pesanan Chaeyoung. "Silahkan tunggu sebentar." Ucap Lisa.

Lisa melangkah dengan cepat meninggalkan meja nomor dua belas. Lisa menurunkan sedikit topinya agar tak ada yang melihat matanya yang mulai berkaca-kaca. Lisa segera meletakkan pesanan meja nomor dua belas dan menekan bel.

"Nanti suruh Jinyoung yang antar. Gue mau ke toilet dulu." Ucap Lisa dengan suaranya yang mulai tercekat.

"Ee, iya."

Lisa segera pergi dengan cepat saat temannya mengizinkan. Lisa segera menepis air matanya yang terjatuh. Rasa sakit hatinya meluap saat melihat anak kecil di pangkuan Chaeyoung. Anak kecil itu benar-benar membuat hatinya hancur.

Lisa menutup pintu toilet dan menguncinya. Meremas kerah kemejanya dan melepaskan apa yang membuat hatinya kesakitan. Lisa sudah berusaha terlihat kuat. Tapi, rasa cintanya yang masih melekat membuatnya jatuh begitu saja.

"Lupain Jaebum, Lisa. Lupain dia, dia udah bahagia bersama Chaeyoung.” Lisa berusaha menguatkan hatinya sendiri. Menepis lagi air matanya yang turun semakin deras. Menandakan betapa sakitnya ia saat ini.

"Jangan jadi orang bodoh yang ngarepin calon suami orang. Dia bahkan udah punya anak. Dia sudah nyakitin lo. Dia udah ninggalin lo demi Chaeyoung. Dia udah khianati lo, Lisa. Lupain dia." Lisa menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Meredam tangisnya yang terdengar semakin kencang dengan erangan-erangan pilu yang semakin terdengar kencang.

Lisa menggeleng pelan. Kenapa cinta bisa sesakit ini? Kenapa harus dirinya yang merasakan ini? Kenapa ia tidak bisa bahagia sedangkan Jaebum sudah bahagia dengan Chaeyoung ? Lisa merasa benar-benar bodoh. Bodoh karna tidak bisa lepas dari Jaebum. Padahal, Jaebum sendiri sudah melepaskannya dan bahagia dengan Chaeyoung dan Daehan.

Bersambung ~

Pendek ya part ini ? 😂 Wkwk.. Btw thanks buat yang sudah baca dan vote cerita ini,semoga suka 😊

Gagal ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang