Ancaman

561 67 0
                                    

Lisa menutup pintu pagar rumahnya dan menguncinya. Jisoo baru saja pergi dan ia harus menemui Mark yang sudah membuat janji dengannya. Lisa akan mulai membiasakan dirinya dengan Mark yang sekarang menjadi calon suaminya. Dan Lisa akan belajar mencintai dan menerima Mark sepenuhnya.

Lisa baru saja menutup pintu pagar rumahnya saat mobil sedan berhenti tepat di depannya. Lisa memperhatikan siapa pengemudi mobil sedan itu. Dan saat Lisa menyadari siapa yang ada di dalam mobil itu, Lisa segera melangkah pergi. Ia tidak mau berinteraksi dengan pengemudi mobil sedan itu. Lisa muak. Meskipun ia merindukannya.

"Lisa !"

Lisa mempercepat langkahnya saat laki-laki itu meneriaki namanya. Lisa benar-benar tidak ingin bertemu dengan laki-laki itu.

"Lisa !"

Tapi, kali ini langkahnya terhenti karna laki-laki itu berhasil mencekal lengannya dan mencengkram lengannya dengan kuat.

"Apaan sih?!" Bentak Lisa.

Laki-laki itu “Jaebum” menarik Lisa lebih dekat. Mencengkeram kedua bahu Lisa dan menatap dalam kedua mata Lisa. Jaebum ingin melihat apakah ia masih menemukan cinta untuknya di kedua mata Lisa.

"Kamu masih cinta sama aku, kan?" Jaebum bertanya tanpa basa-basi. Ia benar-benar yakin kalau Lisa masih mencintainya.

Lisa menatap Jaebum sebenci mungkin. Ia berusaha menutupi perasaannya dan menunjukkan kalau ia sudah membenci Jaebum.

"Kamu terlalu yakin ! Aku sudah punya calon suami ! Jadi, kamu nggak usah berharap kalau aku masih cinta sama kamu ! Kamu... sudah mati buat aku !" Jawab Lisa dengan tegas.

Jaebum menggeleng kuat. Ia tidak yakin kalau Lisa sudah tidak mencintainya lagi. Lisa pasti masih mencintainya.
"Kamu bohong !" Jaebum membentak.

"Nggak !" Lisa balik membentak. "Yang tahu hati aku itu aku bukan kamu ! Dan aku sudah buang kamu jauh-jauh dari dulu ! Aku benci sama kamu ! Kamu itu brengsek ! Nggak tahu diri ! Lebih baik kamu fokus sama pernikahan kamu sama Chaeyoung ! Aku cuma kasihan sama Daehan yang lahir karena Appa brengsek kayak kamu !" Lanjutnya.

Jaebum lagi-lagi menggeleng. Jaebum tetap tidak percaya.
"Ikut sama aku, kita mulai semua dari awal. Aku yakin kamu masih cinta sama aku-"

"Kamu gila ? Kamu itu sudah punya Chaeyoung ! Kamu punya Daehan ! Kamu mau ninggalin mereka dan bawa aku pergi ? Itu sama aja aku brengsek kayak kamu ! Lepasin !" Lisa mencoba berontak dan melepaskan cengkeraman tangan Jaebum di bahunya. Tapi, tenaganya yang tak sebanding dengan Jaebum dan membuatnya tak bisa berbuat apa-apa.

Jaebum menatap Lisa lebih lembut. Jaebum mencoba meredam emosinya dan bersikap lebih lembut di hadapan gadis yang sampai saat ini masih ia cintai sepenuh hati. Jaebum menarik napas panjang. Ia benar-benar ingin Lisa ikut dengannya.

"Aku mohon. Aku nggak bahagia selama setahun ini. Aku selalu nahan rasa sakit hati aku kehilangan kamu, Lisa. Aku selalu nyari kamu ke mana-mana. Tapi, kamu benar-benar hilang. Sampai aku bisa nemuin kamu lagi sekarang. Please, kita mulai semuanya dari awal. Tanpa Chaeyoung, Daehan, Mark, dan Jisoo. Kita bisa hidup berdua tanpa mereka. Kita bisa bahagia dengan keluarga kita sendiri." Ucap Jaebum lirih.

Lisa menatap dalam kedua mata Jaebum. Merasakan dadanya sesak melihat tatapan Jaebum yang begitu memohon. Lisa segera mengalihkan pandangannya saat kedua matanya mulai berair.

"Aku nggak bisa. Aku nggak bisa ninggalin Mark. Aku akan tetap menikah sama Mark. Aku nggak akan ninggalin Mark. Kamu udah punya Chaeyoung dan Daehan. Jangan nyakitin mereka." Ucap Lisa lirih.

Lisa memejamkan mata dan menarik napas panjang. Memberanikan diri menatap Jaebum yang masih mencengkram kedua bahunya. "Kamu masa lalu buat aku. Dan aku sudah lupain kamu. Kita sudah punya kehidupan masing-masing. Jangan pernah sakiti pasangan kita masing-masing." Lanjut Lisa.

Jaebum melepaskan satu tangannya dan menyentuh pipi Lisa dengan sangat lembut. Jaebum menatap Lisa dengan sangat lembut. Ia benar-benar tidak ingin melepaskan Lisa lagi. Sudah cukup satu tahun ia kehilangan Lisa dan merasakan tekanan batin. Jaebum tidak akan mungkin melepaskan Lisa untuk alasan apapun.

"Apa perlu aku sakit supaya kamu mau balik sama aku?" Tanya Jaebum.

"Jaebum, kamu nggak usah ngancam." Lisa menatap Jaebum dengan alis bertaut.

Jaebum menggeleng. "Aku nggak ngancam kamu. Kamu nggak tahu kehidupan aku selama setahun ini, kan ? Kamu nggak tahu gimana caranya aku hidup tanpa kamu. Kamu titik kelemahan aku. Ya, aku tahu aku ngelakuin kesalahan fatal selingkuh sama Chaeyoung di belakang kamu. Tapi, aku cinta sama kamu tulus. Aku bakal lakuin apapun buat kamu. Meskipun, itu harus mengorbankan nyawa aku sendiri." Ucap Jaebum.

Jaebum melepaskan tangannya dari pipi dan bahu Lisa dan mundur satu langkah dari Lisa
“Kamu nggak tahu seberapa besar rasa cinta aku ke kamu. Aku bisa aja nyerahin nyawa aku hari ini buat buktiin ke kamu kalau aku benaran sayang sama kamu." Ucap Jaebum dengan langkah yang semakin menjauh dari posisi Lisa berdiri.

"Jaebum.” Desis Lisa.

"Iya, aku bakal buktiin sama kamu sekarang kalau aku benaran cinta sama kamu sama seperti dua tahun lalu. Aku bakal naik ke mobil dan kamu akan tahu apa yang terjadi sama mobil itu." Jaebum semakin mendekati mobilnya dan meraih kunci mobil dalam sakunya.

Lisa semakin menautkan alisnya. Iqbaal tidak mungkin senekad itu. Lisa merasa jantungnya mulai berdebar was-was. Lisa yakin bahwa Jaebum tidak bersungguh-sungguh.

"Kamu beneran nggak percaya kalau aku berani?" Jaebum bertanya.

Lisa mengalihkan pandangannya dan melangkah tanpa memperdulikan Jaebum yang mencoba mencari perhatiannya. Lisa tidak akan pernah mau percaya lagi dengan Jaebum. Ia takut terluka lagi. Dan ia sangat yakin kalau Jaebum hanya menggertaknya dan tidak bersungguh-sungguh.

"Kamu pergi, kamu akan liat aku di rumah sakit ! Atau bahkan kamu akan liat batu nisan aku besok!" Teriak Jaebum.

Lisa memejamkan matanya dan menggelengkan kepalanya. Mencoba tidak percaya dengan gertakan yang Jaebum berikan. Lisa tetap melangkahkan kakinya. Ia harus cepat menemui Mark.

Tapi, langkah Lisa segera terhenti mendengar deru mobil yang terdengar sangat kencang. Lisa memalingkan wajahnya dan melihat Jaebum di belakangnya. Tapi, yang ia lihat adalah mobil sedan milik Jaebum melaju dengan kecepatan diatas rata-rata.

Lisa menelan ludah pahitnya. Lisa mencoba meyakinkan dirinya kalau Jaebum tidak akan senekad itu. Lisa mencoba menenangkan perasaannya. Dan kembali melangkah. Mark sudah menunggunya cukup lama karna Jaebum menahannya. Lisa pasti masih mendengar kabar tentang Jaebum besok.

Iya, Jaebum pasti hanya menggertaknya.




Bersambung ~

Terimakasih buat yang sudah baca dan yang sudah ngevote 😊

Gagal ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang