7. Harapan Palsu

278 74 25
                                    

"Sebenarnya ini apa?"

Mauren masih tak percaya dengan notifikasi yang baru saja diterimanya. Apakah itu benar-benar Deon? Atau hanya fake account?

Mauren menonaktifkan handphonenya kemudian mengaktifkannya kembali. Mauren berniat memastikan bahwa notifikasi yang diterimanya sungguhan.

Dibukanya aplikasi instagram di handphonenya. Nampaknya Deon benar-benar meminta untuk mengikutinya.

Mauren berpikir sejenak sebelum akhirnya menerima request dari Deon dan langsung mengikuti Deon balik.

Cklek

Suara pintu dibuka membuat Mauren menoleh kearahnya. Kepala mungil seorang bocah muncul dari balik pintu diikuti dengan tubuhnya. Dengan segera bocah mungil itu masuk dan menutup pintu dari dalam.

"Raffa? Belum tidur?" tanya Mauren lembut.

"Ini kan belum malem kak," sahut Raffa.

Mauren melihat jam dinding di kamarnya yang ternyata masih menunjukan pukul enam petang.

"Dari mana raffa tau kalau ini belum malem?"

Mauren menunggu jawaban dari adik kecilnya itu dengan penasaran. Ia ingin tahu sampai dimana pengetahuan adiknya.

"Itu langitnya belum item kak," tukas Raffa polos sambil menunjuk ke arah jendela kamar Mauren yang masih terbuka.

"Emang kalau mau tidur harus malem ya?" tanya Mauren lagi. Ia melihat ekspresi adiknya yang mulai bingung untuk menjawab pertanyaanya.

"Kan kalau pagi sampe siang kakak harus sekolah," sahut Raffa tak mau kalah.

"Tapi kan raffa nggak sekolah," tukas Mauren lagi.

"Raffa... Mana kak maurennya?"

Teriakan sang Bunda menghentikan percakapan antara kakak beradik itu. Mauren segera melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya.

"Ada apa, bun?"

"Ayo temenin bunda masak makan malem," tukas wanita bernama Melinda itu dengan lembut.

"Iya bun, Mauren ambil ikat rambut dulu ke kamar,"

Mauren kemudian segera menuju kamarnya dan mengikat rambutnya yang terurai. Tak lupa, ia memperingati Raffa untuk tidak memberantakan kamarnya.

"Kak, kamu potongin wortelnya ya," ujar Melinda saat Mauren tiba di dapur.

Mauren mengiyakan dan segera melakukan pekerjaan yang diperintahkan Bundanya.

Mauren memiliki keluarga kecil yang sederhana, namun hangat. Ia cukup bahagia melakukan rutinitasnya setiap hari yaitu membantu Bundanya memasak.

Melinda memang sangat gemar memasak, dan Mauren tahu betul hobby dari sang Bunda.

"Kamu udah punya pacar ya, kak?" ujar Melinda sambil memotong ayam yang nantinya akan digoreng.

"Belum, bun," jawab Mauren santai.

Mauren sudah terbiasa dengan pertanyaan seperti itu dari sang Bunda. Kerap kali Bundanya menanyakan hal yang sama setiap melakukan sesuatu bersama Mauren.

My Ice Cream [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang