Jeng jeng jeng! Updatenya lebih cepet sehari nih! 🙌🙌🙌
Happy reading❣_______________________________________
"Ren, malem ini ada acara nggak?" ujar Vano."Nggak ada, emang kenapa?" balas Mauren dari seberang telepon.
"Ajarin gue geografi dong! Besok kan ulangan."
"Hah? lo nggak salah minta diajarin? Harusnya lo kali yang ngajarin gue."
"Iyadeh, yang jelas entar malem gue ke rumah lo," balas Vano diiringi tawa kecil.
"Eh... Ngapain ke rumah gue?"
"Katanya tadi minta diajarin."
"Ih enak aja! Kan tadi lo duluan yang minta diajarin."
"Iya sih, tapi setelah itu lo bilang harusnya gue yang ngajarin kan?"
"Tau ah! Ribet ngomong sama lo!"
Tut...tuut..tuttt..
Telepon diputuskan secara sepihak oleh Mauren, sementara Vano tersenyum puas.
"Dasar ngambekan," gumam Vano pelan sambil terkekeh kecil.
Vano tahu betul sifat sahabatnya itu. Mauren hanya akan ngambek selama lima menit dan sisanya hanya moody-an.
Vano melirik jam tangannya yang menunjukan pukul enam petang. Ia memilih untuk beristirahat sejenak sebelum bersiap untuk pergi ke rumah Mauren.
Baru sekitar lima menit Vano memejamkan matanya, handphone-nya berbunyi menandakan ada pesan masuk.
Benar saja, Mauren yang tadinya seperti sedang kesal sekarang malah bertanya tentang kedatangan Vano.
Vano terkekeh pelan saat membaca pesan dari Mauren dan langsung membalasnya.
Vano kemudian mengurungkan niatnya untuk beristirahat dan langsung bersiap untuk berangkat ke kediaman Mauren.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Cream [HIATUS]
Teen FictionSiapa tak kenal Deon, cowok tampan dengan kebekuannya yang menjulang tinggi. Tak ada yang tak mengakui kebekuan Deon. Terkecuali Mauren si adik kelas keras kepala yang memiliki pandangan berbeda terhadap Deon. Baginya Deon hanyalah 'sok beku'. Cara...