"Kita itu diibaratkan lomba balapan. Aku adalah penggemarmu dan kamu adalah pembalapnya. Perihalnya dari aku yang suka kamu dan kamu yang ngegasnya." - Jung Yerin, Racetrack; 2017
Gak kerasa udah hari terakhir ujian. Gue pun minta jaga jarak sama kak Taehyung karena pengen fokus. Tapi alhamdulillah sih ulangannya lancar. Gugup? Ada sedikit.
Ditambah lagi gue gugup karena doi. Dia tau gue gak pernah makan kalau lagi ulangan, dia selalu ngirim gue makanan kecil dengan post it bertuliskan :
'Semangat Yerin ❤️ -KimTaehyung'
Pokoknya dia kalau ketemu gue cuma senyum, gak pernah deketin gue.
***
"Yer, tadi lo ngerti gak? Biologi yang animalia?" Tanya Eunha.
"Sedikit si, sekitar 60% dari 100%," jawab gue.
"Besok terakhir nih. Matematika wajib sama Inggris minat. Eh? Sama kimia juga," Joy ngeliat jadwal ujian.
"Aduh otak gue mau meledak belajar ituan," Nayeon meringis.
"Nyerah aja. Lo mending nyoba cari hidayah."
"Gimana caranya?" Tanya Eunha.
"Bawa hp. Hidayah akan turun dengan sendirinya," gue ketawa sendiri.
Nayeon mukul bahu gue,"Bego."
"Aduch, aku tersakitich!"
"Alay. Udah ah. Gue mau pulang," kata Nayeon yang udah siap nenteng tasnya.
"Pulang bareng aja kuy?" Usul Joy.
"Kuy..."
Akhirnya kita pulang naik bis.
***
Seminggu kemudian pembagian nilai. Gue gak peduli nilai gue. Gak akan masuk di peringkat juga.
Gue nyari tuh nama Kim Taehyung.
ADUH WOY!
NYARIS.
BEDA 0.3 DOANG.
Dia ke #4.
Gak jadi deh balikannnnya. Gue langsung nyari dia tuh.
"YERIN!"
Panjang umur
"Kak Taehyung," Kita diem-dieman.
"Gua gagal. Maaf ya," dia nunduk.
"Gapapa kak! Gue bangga kok! Itu cuma beda 0.3 doang elah kak."
Dia senyum miris sambil natap gue. "Tapi janji tetep janji Yer. Gua gak bisa balikan sama lu."
"Eng. Kak!"
"Hm?"
"Kalaupun kita balikan, kita nanti jauh-jauhan."
"Hah? Kok jauh-jauhan?"
"Kuat LDR gak lo kak?"
"Apa maksudnya?"
duch. Gue rada nyesel sih milih pindah.
"Gue mau pindah sekolah, kelas selanjutnya gak di sini lagi. Cuma pindah kota aja kok kak."
Gue ngeliat ekspresinya dia, "Boong? Ini bukan 1 April Yer."
"Emang bukan kak."
Hening lagi, "Kenapa lu pindah?"
"Soalnya nenek gak ada temen. Jadi, pindah buat nemenin nenek. Nanti kuliah, balik lagi kok ke sini."
Dia yang tadinya BT gitu akhirnya senyum.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yaudah kalau gitu caranya, gua cuma bisa doa buat lu. Gua dukung, gua gak mau jadi cowok brengsek lagi. Tapi lu janji harus selalu hubungin gua ya?"
"Inshaallah kak. Kalau ada waktu."
Dia senyum sambil ngacak rambut gue.
"Yaudah, kita omongin di jalan aja ya? Gua anter lu pulang. Udah lamakan gak makan bareng gua juga?"
"Tapi.."
"Sama Mama kok. Ya Yer? Plis?"
"Ya, yaudah deh kak."
Akhirnya gue nyerah. Makan bareng sama emak gue, emak dia. Berasa makan bareng sama keluarga besar.
Aminin aja dulu kali ya? Amiinn..
Tapi gue sedih. Kenapa gue mesti pindah? Jadi jauhkan sama dia!
