"Kita itu diibaratkan lomba balapan. Aku adalah penggemarmu dan kamu adalah pembalapnya. Perihalnya dari aku yang suka kamu dan kamu yang ngegasnya." - Jung Yerin, Racetrack; 2017
Senin upacara dan gue ngeliat Kak Taehyung sebelah gue. Aduh males.
"Semalem kenapa kabur?" Tanya dia.
Gue kacangin aja.
"Yang. Aku ngomong sama kamu."
Gue minta tukeran sama Dahyun jadinya gue jauh sama dia. Gak pedulilah dia ngeliatin gue bingung gitu. Entah kenapa masih sakitttt banget rasanya. Gue gak mau ngancurin hubungan gue sama dia. Terlanjur sayang, tapi gimana ya?
***
"Misi ada Yerinnya?"
"Di belakang bang!" Teriak Bambam.
Rada ngeselin emang. Padahal udah gue bilangin ke anak kelas kalau ada kak Taehyung bilang aja guenya gak ada.
Doi jongkok depan gue.
"BUBAR!!!" Titah Seungkwan.
Mereka pada keluar.
"Gak mau ketemu!"
Dia narik dagu gue. Terus diangkat sampe setara sama mukanya. Mati gue.
"Maaf."
"Gak usah sok minta maaf."
"Hey. Ini udah 2 bulan loh yang."
"Gak peduli."
Tangan gue ngedorong dia terus gue berdiri. Eh ditahan.
"Aku minta maaf oke? Karna aku gak ngebaca, gak ngebales, gak ngasih kabar ke kamu."
"Terus??"
".... Aku jalan sama Sana ke klub. Tapi bukan aku doang sayangku. Itu ada yang lain juga kok, sumpah."
"Gak usah pake sumpah, kak!"
"Iya. Maafin aku ya? Pulang aku izin mama deh. Ngajak kamu jalan? Yayaya?"
"Terus sama Sana di peluk kenapa diem aja?"
"Aku sama dia udah kayak adek kakak, cinta."
"Nama gue Yerin bukan Cinta, Cinta siapa lagi?"
"Allahuakbar yang. Nangis nih aku.."
"Gak lucu."
"Maaf."
"Gak asik minta maaf mulu."
"Iya ini salah aku. Kemarin emang kebiasaan abang Namjoon ke klub. Kenapa? Karena dia yang punya klub itu. Ngajakin Sana karna dia temen kita dari lama."
"Kenapa gak ngajak aku?"
Dia ngehela napasnya. Gue kira mau marah,
Eh taunya, dia senyum terus ngacak rambut gue, "Aku gak mau ngajak kamu ke tempat kayak gitu. Aku sayang sama kamu. Gila kali aku ngajakin kamu ke sana. Aku paling gak tahan ngeliat kamu digodain. Tau sendiri kan? Kadang emosi aku gak ke kontrol? Terus kalau yang Sana. Aku salah."
Gue ngangguk, ngerti. Udah mau netes nih air mata.
"Jadinya dimaafin? Pulang sekolah jalan? Udah jangan nangis."
"Entah kenapa rasanya sakit banget Tet. Aku yang harusnya minta maaf karena cemburuan. Maafin aku," gue nunduk sambil nutupin muka.
Eh dipeluk.
"Oke. Kita salah, haha. Aku gak mau maksain bilang kalau aku salah, ataupun kamu salah--"
"Salah Sana. Hiks! Dia PHO!"
"Aduh Yerinku. Jangan nangis lagi.."
Gue reda tuh. Terus dia masang muka kayak.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WTF?!
Gue nahan tawa. Akhirnya gak nahan lagi.
"HAHAHA. APAANSI! Geli tau ga!"
"Geli-geli tapi suka jugakan?"
Gue cuma senyum gitu kan.
"Mau peluk lagi masa.." ini dia yang ngomong.
Gak jelas banget emang pacar gue.
"Yeelah mas. Kayak gak pernah asal nyosor meluk aja."
"Gak. Bukan aku yang peluk. Kamu yang peluk kayak waktu itu, sampe gak mau di lepas lagi."
