Itu ruang periksa di rumah dinasnya Reva ...😂😂
Halooo.... Maaf ya telat..
Listrikny barusan nyala 😭😭😥😥
Selamat membaca... Komentarnya ya... 😂😂📌 Author POV
Tragedi kematian bayi yang sempat ditolong oleh Reva seminggu yang lalu, sudah masuk ditelinga dua organisasi kesehatan. Kabar tersebut sempat panas diperbincangkan didua kubu organisasi IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan IBI (Ikatan Bidan Indonesia). Pasalnya Reva tergolong bidan muda yang baru seminggu mengemban amanat sebagai ASN. Bagi sebagian anggota organisasi tersebut Reva dianggap kurang kompeten dalam melaksanakan tugas. Namun tak sedikit pula anggota yang menganggap Reva sudah memenuhi prosedur tetap.
Bersyukur saat ini Reva telah melalui masa pelik tersebut dengan dukungan teman sejawatnya di Puskesmas, terutama Bu Asni dan dokter Bayu. Beliau selalu mendampingi Reva yang kala itu masih sangat trauma. Walaupun perasaan bersalah terkadang masih sering menghantui Reva, mereka tetap setia memberi dukungan. Selain itu ada mbok Sum yang sudah seperti ibu bagi Reva, dan jagan lupa Fatur walupun dengan sikap yang aneh namun sekarang dia lebih sering tersnyum pada Reva . Seakan mengalir begitu saja, keadaan berangsur membaik.
Reva kembali menjalankan tugasnya sebagai seorang Bidan, baginya peralatan medis yang ada di etalase sedang menari suka cita bersama hatinya yang gembira. Dan pagi ini seikat bunga mawar yang dirangkai indah menghiasi meja kerjanya. Tak ada nama pengirim ataupun surat yang bisa dibaca seperti yang ada di novel-novel romance. 'bunga dari siapa ya? Manis sekali..ngirim-ngirim bunga segala..' batin Reva.
Reva pun terkesiap ketika melihat Bidan Indi duduk di pojok ruangan. Dia malu karena ketahuan senyum-senyum sendiri mendapati buket bunga di mejanya. Bidan indi yang tadinya duduk di pojok ruangan, berpamitan pada Reva untuk berangkat ke posyandu, dengan senyuman ia berjalan sambil membawa cool bag. Bersamaan dengan perginya Bidan Indi, dokter Alma baru saja memasuki ruang kerja puskesmas. Ruang ini sebenarnya adalah ruang serbaguna, tapi akhir-akhir ini sering digunakan untuk mengerjakan pembukuan bagi karyawan puskesmas..
"Dek Reva, datangnya pagi sekali.." sapa dokter Alma.
" Iya dok, saya hari ini ada posyandu di wilayah 2 .." ucap Reva sumringah.
"Oo begitu rupanya... Oiya ini undangan buat kamu dek Rev, undangan pernikahan saya. Datang ya sama dokter Bayu." Dokter Alma tersenyum penuh arti tak lupa kedipan sebelah mata yang entah apa artinya.
"Iya dok pasti saya akan datang.. selamat ya dokter Alma.." ucap Reva tulus.
"Wahh sudah dapat buket bunga saja dari dokter Bayu.. sekarang Bayu jadi romantis ya dek?" Reva hanya terbengong mendengar ucapan dokter Alma.
"Memangnya buket mawar ini dari mas Bayu? Dalam rangka apa mas Bayu mengirim bunga? Bukanya hari ini dia ada pertemuan PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia)." Tanya Reva dalam diamnya. Memang benar tanpa diminta Reva pun, Bayu selalu memberi tahu tentang semua kegiatannya. Dengan sikap Bayu yang seperti itu Reva hanya memaklumi saja, pasalnya dokter satu itu memang tipikal laki-laki yang terbuka pada semua orang.
"Maaf dokter... Saya juga tidak tahu ini bunga dari siapa dan untuk siapa.. saya menemukannya disini.." adu reva sembari menujuk arah bunga yang masih tergeletak dimeja. "Lagi pula dok, mas Bayu.. eh Maksud saya dokter Bayu sedang ada pertemuan PDGI.." lanjutnya lagi.
"Ahhhhhh begituu ... Ya... Ya... Saya paham deh... Sudah tidak usah di pikirkan dek Rev, dijalani saja ya.." sahut Alma dengan nada yang aneh ditelinga Reva . "Oh iya dek.. kata Bu Asni, adek tinggal di rumah dinas wilayah 5 ya? Saya sekalian Minta tolong sampaikan undangan ini ke Fatur yang tinggal di rumah Bu Sum ya dek.." pinta dokter Alma sembari mengulurkan undangan pernikahannya dengan tatapan sendu.

KAMU SEDANG MEMBACA
86 CINTA
Любовные романы20++ [Part 2 sampai end saya private.. Follow dulu jika ingin membaca.. terimakasih.. selamat membaca dan semoga terhibur.. ?] Aku tidak mengerti arah dan tujuan hidupku. Aku tidak mengerti jalan pikiran mereka, seakan mengurungku sendiri dalam sang...