Gadis itu menatap lurus taman yang berada disamping kamarnya. Tatapannya kosong. Sudah dua tahun dia menunggu seseorang menghilang tanpa kabar. Dan dia masih setia menunggu seseorang itu datang untuk memenuhi janjinya.
"Sayang?"
Tak ada jawaban
"Mama masuk ya"
"Makan dulu nak"
Masih tak ada jawaban
Mama gadis itu menaruh makanan di atas nakas lalu berjalan menghampiri anaknya yang berada di balkon kamar. Dia terkejut melihat anaknya
"Loh kamu kenapa nangis Ran?" Mama gadis itu menatap lekat mata anaknya
"Raia ngak apa ma" bohong Rania sambil menghapus air matanya dengan kasar. Dia tak mau kelihatan rapuh di depan orang lain
"Mama tahu, kamu gak usah bohong. Kenapa? Cerita sama mama" tutur mamanya lembut
Air mata Rania tak bisa ditahan lagi. Dia menanggis di depan mamanya. Sebenarnya Rania tak mau menangis untuk kesekian kalinya tapi ia tak bisa menahan kristal bening itu untuk jatuh membasahi pipinya yang mulus. Dia tak bisa berbohong dengan mamanya kalaupun bisa mamanya pasti akan tahu
"Hari.. Ini.. A....n.....i...vv aku sama Raian ma" ucap Rania dengan terbata
Mamanya langsung menarik Rania ke dalam pelukannya. Rania menangis sejadi-jadinya dipelukan mamanya. Biarlah ia kelihatan rapuh sekarang karena memang benar ia sangat rapuh untuk mengenang semua ini. Tangan mamanya terulur untuk mengelus rambut Rania memberi ketenangan.
Setelah agak lama membiarkan anaknya menangis Azni---mama Rania berbicara
"Mama tahu perasaan kamu sayang. Mama tahu kamu sayang sama Raian tapi kamu gak bisa terus-terusan menunggunya" Azni melepas pelukannya dan menatap kedua bola mata anaknya lekat-lekat
"Ada saatnya kita menunggu seseorang dan ada saatnya kita menyerah untuk menunggu"
Azni menarik napas sebelum melanjutkan bicaranya
"Dan sekarang,sudah cukup kamu menunggu dia. Sudah cukup kamu menanti dia yang gak akan balik lagi. Sudah berapa detik,menit,jam,hari,minggu, dan bulan kamu lewati hanya untuk menunggunya kembali? Sudah cukup sayang. Sampai kapan kamu mau menunggu? Masa depan kamu masih panjang. Dan diluar sana banyak orang yang lebih sayang sama kamu. Sekarang waktunya kamu bangkit untuk mencari cinta yang lain"
Rania menangis lagi bahkan lebih dari yang tadi. Entah mengapa hatinya sakit mendengar nasihat dari mamanya. Memang betul yang diucapkan mamanya tapi tidak semudah itu
Azni menghapus air mata yang keluar dari mata anaknya. Hatinya seperti tersayat melihat anaknya seperti ini. Ia ikut merasakan sakit yang dirasakan anaknya. Tanpa sadar Azni ikut menangis.
Azni merengkuh tubuh anaknya untuk masuk ke dalam pelukannya lagi dan mereka menangis.
Cukup lama mereka menangis sampai akhirnya Azni melepas pelukan itu
"Udah ya jangan nangis lagi. Mama tinggal ke bawah"
Jujur Azni tidak kuat melihat anaknya seperti ini. Jadi ia memilih untuk meninggalkan anaknya. Biarlah anaknya merenungi semua
Setelah mamanya pergi Rania kembali menangis seolah air matanya tak akan habis. Ia kembali teringat pacarnya. Teringat kenangan indah bersama orang yang disayanginya.
Sudah sekitar 2 jam Rania menangis tanpa air mata. Ya, karena air matanya sudah kering. Ia kembali teringat nasihat dari mamanya tadi
"Benar kata mama. Gue harus bangkit, gue gak boleh lemah. Gue kuat. Gue bisa tanpanya. Dan mulai sekarang gue akan coba melupakannya" kata Rania dalam hati
Rania merasa kerongkongannya kering. Lantas ia mengambil minum yang tadi diantar oleh mamanya. Setelah itu Rania menangis kembali. Entah apa yang sedang Rania rasakan sekarang. Tapi yang jelas ia hanya ingin menangis dan menangis. Biarlah air matanya habis untuk menangis. Ia yakin setelah ini matanya akan bengkak. Bahkan tak seperti mata karena terlalu lama menangis. Tak lama kemudian Rania merasa pusing melanda dan matanya sangat berat untuk digerakkan. Dan sesaat kemudian semua menjadi gelap
❤❤❤
Semoga suka ya sama cerita ini:)
Baca ya jangan lupa votment biar authornya senang:)
See you:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Are You?
Teen FictionMenunggu itu melelahkan. Tapi tidak bagi Rania. Rania Rawnie gadis cantik yang selalu menunggu seseorang untuk datang menepati janjinya. Walaupun dia tidak tahu apakah orang itu akan datang tapi dia tetap setia menunggu. Dia masih setia menunggu ses...