2. Bertemu

27 8 38
                                        


"Huh,, suruh berangkat sendiri mana gak ada mobil lagi" celoteh Rania sambil memasukkan roti ke dalam mulut

"Gue naik apa coba?" dumelnya

Setelah menghabiskan rotinya Rania berpamitan dengan Mbok Sum--asisten rumah tangga plus yang udah ngerawat Rania sampai sekarang

"Mbok Raia pamit nggeh" pamit Rania

Mbok Sum yang baru mencuci piring pun menghentikan aktivitasnya lalu menghampiri Rania

"Iya nduk hati-hati" Balas Mbok Sum dengan aksen jawanya yang khas. Rania menganguk lantas mencium punggung tangan Mbok Sum

Mbok Sum memang sudah dianggap sebagai keluarga sendiri oleh keluarganya Rania karena Mbok Sum-lah yang merawat,mengurus,dan menemani Rania disaat orang tuanya bekerja.

Rania berdiri di depan pintu gerbang rumahnya. Ia celingak-celinguk mencari kendaraan yang bisa mengantarnya ke sekolah. Nihil tak ada satupun kendaraan yang lewat.

"Nduk. Nduk" Panggil Mbok Sum setengah lari mengejar Rania

Rania berbalik "Dalem mbok?"

"Berangkat sekolah naik apa nduk?"

"Gak tau nih Mbok"

"Gimana nduk kok gak ngerti?"

"Aku udah pesan taksi online"

"O ya udah kalo gitu nduk, Mbok kedalem dulu"

Rania mengangguk

Rania menghembuskan napas "Mana taksi online gak respon lagi. Terus gue naik apa? Jalan? Yakali gue jalan" dumelnya

Mau tidak mau Rania jalan kaki menuju sekolahnya. Dan parahnya lagi dari tadi tak satu pun angkot,taksi atau ojek yang lewat. Nasib-nasib.

Rania melihat jam tangannya kurang seperempat dan ia masih diujung jalan rumahnya. Alamat ini mah. Saat sedang hendak menyabrang tiba-tiba ada motor yang berhenti di depan Rania. Rania mengeryit. Pembawa motor itu membuka helmnya tapi hanya kacanya saja. Jadi hanya terlihat matanya karena cowok itu memakai helm fullface.

Rania mengamati cowok itu mulai dari bawah sampai atas. Sepertinya dia juga anak SMA nya. Tapi masa?

"Naik" katanya

Rania semakin menyatukan alisnya. Dia binggung siapa orang ini tiba-tiba aja nyuruh naik kalo orang jahat gimana?

"Lo mau telat? Ya udah gue tinggal" ucapnya

Rania yang masih melamun pun gelagapan. Cowok itu sudah menyalakan motornya

"Tunggu. Gue ikut" kata Rania lantas naik ke motor cowok itu

Tanpa menjawab Rania, cowok itu mengegas motornya dengan cepat membuat Rania hendak terjungkal ke belakang. Untung dia masih bisa memegang pinggang cowok itu. Rania memeluk cowok itu karena ia takut naik motor sekencang jet.

Motor ninja hijau berhenti tepat diparkiran sekolah. Namun Rania masih memeluk pengendaranya sambil memejamkan mata dan mulutnya komat-kamit membaca doa agar ia selamat sampai sekolah.

"Gak mau turun" suara itu membuat Rania membuka matanya dan mengerjakapnnya. Ia bersyukur selamat sampai tujuan

"Ehem. Mau sampai kapan peluk-peluk" kata seseorang membuat Rania mendelik lantas melepas pelukannya

Rania turun dari motor ninja itu dan mengamati parkiran. Sepi.

"Udah telat gak mau masuk kelas?" suara cowok itu membuat Rania memutar kepalanya ke samping dan mendapati cowok itu

Where Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang