8. Tawuran?

18 3 0
                                    

Segerombolan cowok berseragam putih abu-abu memenuhi gerbang SMA Pertama Bangsa. Sekitar limapuluh-an siswa lengkap dengan senjata ditangannya. Mereka berteriak di depan gerbang dan terus melemparkan batu yang mereka bawa ke dalam SMA Pertama Bangsa. Semua siswa SMA Permata Bangsa sibuk menyelamatkan diri mereka agar tidak menjadi korban hal ini.

Seorang cowok datang bersama dengan segerombolan cowok yang bisa dipastikan adalah teman cowok itu. Mereka tanpa takut berjalan menuju gerbang sekolah yang sudah dipenuhi anak SMA lain. Melihat seseorang yang dicarinya, SMA Nusa Bangsa menghentikan aksinya.

Enggar dan teman-temannya berhenti tepat di depan gerbang sekolahnya.

"Muncul juga lo" kata ketua geng SMA Nusa Bangsa yang dikenal brandalan tetapi tampan

"Ada masalah apa lo cari gue?" tanya Enggar

"Masih tanya masalah apa? Waw.. Lo jadi pemimpin gak becus banget ya ada masalah apa lo gak tahu. Kayak gini dijadiin pemimpin?" Haikal, ketua geng lexas berkata dengan nada meremehkan

"Gue bukan lo yang bisanya kroyokan dan menyelesaikan masalah dengan kekerasan"

"Gue gak akan mulai kalo kalian gak cari masalah duluan sama gue"

"Kita gak punya masalah sama lo dan sekolah lo jadi gue minta sekarang lo sama teman-teman lo angkat kaki dari sini" pinta Enggar

"Kenapa? Lo semua takut? Banci" Haikal yang diketahui memang selalu menyelesaikan masalah dengan kekerasan ini selalu seperti ini. Dia selalu menganggap tidak berani itu takut dan banci

"Bro,, liat lawan kita banci semua. Mereka gak mau lawan kita atau takut kalah ya?" Haikal berkata meremehkan

"Takut kalah kali" salah satu dari anak buah Haikal menyahuti dan sontak itu membuat semua anak buah Haikal tertawa

Enggar mengepalkan tangannya.Emosinya mengebu-ebu bak kereta api yang hendak tancap gas dan melaju kencang. Napasnya memburu.

"Mau lo apa anjing..?" tanya Enggar dengan emosi yang sudah diubun-ubun

Haikal melangkah mendekati gerbang sekolah. Lebih tepatnya mendekati Enggar. Jarak mereka dekat sekali hanya gerbang sekolah-lah yang menjadi penghalang antara mereka.

"Gue mau kita duel"

"Sabar bro jangan main duel aja. Kita bisa selesain dengan kepala dingin" Arza melerai dua most wanted-nya sekolah masing-masing yang ingin gelud

Enggar hanya diam tidak menjawab ajakan Haikal untuk duel

"Kenapa diem? Takut kalah?"

Enggar masih setia dengan diamnya.

"Woww,,, sekarang seorang Enggar Avarein Byantara jadi penakut gini ya. Apa kabar dengan brandalan lo yang dulu? Udah insyaf?"

Bamm,, Haikal berhasil membuat seorang Enggar Avarein Byantara marah. Dan liat apa yang terjadi. Mungkin dunia sudah tidak akan aman lagi. Dua kubu yang dikenal sama-sama brandalan ini akan memulai permainan lagi.

"Kita duel sekarang!" Enggar sudah kepalang emosi dan dia juga sudah merendahkan harga dirinya. Baginya, harga diri adalah segalanya

"Gar kita cari solusinya jangan main berantem. Inget kita masih disekolah" bisik Arza yang berdiri tepat disampingnya

"Gue tunggu nanti malem di bangunan tua" kata Haikal lantas pergi bersama teman-temannya

Enggar dan kawan-kawan sedang berkumpul di warung belakang sekolah. Mereka harus membicarakan tantangan Haikal tadi. Lebih tepatnya mencegah perkelahian.

Where Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang