9. Khawatir

10 2 0
                                    

Rania berjalan dengan tergesa-gesa sampai hampir menabrak orang yang juga sedang berjalan. Sampailah Rania didepan ruang yang begitu ia benci. Apalagi dengan lampu yang menyala menandakan sedang berjalannya proses operasi.

"Gimana?" Tanya Rania begitu ia tiba didepan ruang operasi

"Masih di tanggani dokter" jawab Arza

"Kenapa bisa sampai kayak gini?"

"Gue juga gak tahu tiba-tiba gue dapet kabar kalau Enggar masuk rumah sakit"

Chacha berusaha menenangkan Rania walaupun sebenarnya dia sangat khawatir akan sahabat yang paling goblok yang dia punya

Tak lama setelah itu, lampu mati dan seorang dokter muda nan ganteng keluar dari ruang operasi.

"Gimana keadaan teman saya dok?" Tanya Arza

"Alhamdulillah operasi berjalan dengan lancar. Pasien akan segera dipindahkan ke ruang rawat inap" jawab dokter muda yang gantengnya bak dewa Yunani

"Terimakasih dok" kata Chacha

"Lo goblok bener bro" maki Rangga yang sudah berada di ruangan rawat Enggar

"Hoo sok berani tau-tau kalah" timpal Dasha tertawa mengejek

"Anjay lo semua" jawab Enggar sinis

"Gak kaget gue denger lo masuk rumah sakit. Sok berani sih lo" tambah Arza semakin menyudutkan Enggar yang sedang berbaring lemah di atas ranjang rumah sakit

"Lo pikir aja mereka segerombolan dan gue sendiri" bela Enggar pada dirinya sendiri

"Lain kali pinter dikit ya," Rangga menepuk bekas operasi Enggar

"Sakit bego!" Umpatnya

Tak lama setelah itu Chacha dan Rania datang membawa makanan yang sengaja mereka beli dari luar.

"Sahabat gue yang bego kenapa goblok banget?" Chacha datang langsung mempertanyai pertanyaan yang menambah panas hatinya

"Ullluuuluuu, sakit yaa?" Tambahnya memegang pipi Enggar dan menggodanya

Enggar menepis tangan Chacha "Apaan sih lo" katanya kesal

"Lo udah keberapa kalinya goblok?"

"Udah-udah kasian Enggar kalian tanyain terus" Rania menyambar, sontak semua mata tertuju pada Rania. Rania bingung "Kenapa?"

"Ekheemm gue terbang" Dasha memperagakan layaknya burung yang sedang terbang

Rania salah tingkah, "Udah yuk makan dulu" Rania buru-buru mengalihkan perhatian

"Dihh,, pipi lo kenapa Ran?" Tunjuk Dasha

Rania memegang pipinya yang sudah seperti kepiting rebus, Dia merutuki dirinya sendiri

Lalu mereka makan bersama kecuali Enggar yang hanya menonton karena belum dibolehkan makan makanan dari luar.

"Gue ga di beliin nih?" Tanya Enggar ditengah makan bersama mereka

"Lu masih sakit jadi ga kita beliin" jawab Rania

"Gue ga doyan makanan bayi gini. Jijik gue"

"Lo mau ini?" Dasha mengangkat ayam gorengnya yang membuat ngiler lalu mendekat pada ranjang Enggar

"Nih" ia menyodorkan ayam goreng kepada Enggar. Baru saja Enggar hendak menyambar, dengan cepat Dasha sudah memasukkan ayam goreng ke mulutnya dengan sadis

"Anjing lo" umpat Enggar

"Maaf ya sahabat goblokku, ayamnya gak mau dimakan sama lo" ingin rasanya Enggar menempiling kepala Dasha saat itu juga. Namun apa dayanya yang baru saja keluar dari ruang operasi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Where Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang