6. Dekat

14 4 1
                                    

Di pagi yang cerah ini tetapi tak secerah hati seorang cewek yang sedang duduk menikmati sarapan paginya dengan tidak bernafsu.

Bagaimana tidak, di depannya ada setan yang selalu membuatnya naik darah. Setan yang selalu membuatnya sebal dan ingin rasanya memblusukkannya ke got.

"Apa lo liat-liat?"

"Aelah neng galak amat sih"

"Rai gak boleh gitu sama tamu" tegur Azni

Rania mencibir. Siapa juga yang mau dia datang ke sini pagi-pagi begini. Bikin enek tahu gak. Bikin mood jadi jelek.

Rania buru-buru menghabiskan susunya lalu berpamitan kepada mamanya dan Mbok Sum.

"Ma, Mbok, Rai sekolah dulu ya" pamit Rania

"Kamu berangkat sekolah bareng sama Enggar" kata Azni

Apa apaan mamanya ini main menyuruh Rania berangkat bareng setan satu ini. Yang ada Rania stres lama-lama dekat sama dia.

"Gak usah ma"

"Mau berangkat pakai apa? Mobil kamu nginep di cafe kan?"

"Udalah bareng aja sama Enggar. Nanti biar kamu sekalian dianter ambil mobil"

"Tapi ma...."

"Gak ada tapi-tapian"

Rania menghembuskan napas kasar. Kalau sudah begini dia tidak bisa berbuat apa-apa. Rania memyalami tangan Azni dan Mbok Sum begitupun dengan Enggar. Mereka lalu berangkat sekolah.

Enggar sudah bersiap untuk menancap gas motornya,tetapi satu instruksi yang membuatnya berhenti.

"Apa?" kata Enggar yang merasa cewek yang diboncengnya menepuk bahunya

"Jangan ngebut" katanya

"Siap tuan putri"

Enggar menancap gasnya dengan pelan. Sekitar setengah jam, mereka sampai di parkiran sekolah. Rania turun dari motor Enggar. Enggar membenarkan rambutnya dengan berkaca pada spion motornya.

"Kemarin lo bicara apa sama nyokap gue?"

"Heh, gue nanya ini"

"Adwaaww,,, sakit nyet" rintih Enggar begitu mendapat cubitan jahanam dari Rania

"Sakit woyy.... Sakit..."

"Jawab dulu"

"Iya lepas dulu"

Rania melepaskan cubitan pada perut Enggar. Enggar menggelus perutnya yang menjadi korban cubitan makhluk cantik ciptaan Tuhan ini.

"Kecil-kecil cubitannya sakit banget" cibir Enggar

"Udah jawab"

"Jawab apa?"

"Pertanyaan gue tadi"

"Yang mana"

"Yang tadi"

"Tadi mana?"

Rania kembali memberikan cubitan jahanannya kepada Enggar. Lagi, cowok itu mengaduh kesakitan. Siapa suruh mengabaikan bidadari yang sedang bertanya. Jadi dapat karma kan.

"Aduh Ran sakit. Udah kali"

"Jawab dulu baru gue lepas"

"Ya lepas dulu mana bisa gue jawab kalo lo gak lepas cubitannya. Aduhh"

Rania melepas cubitannya lalu memelototi Enggar. Cowok di depannya ini aneh emang. Dia malah senyum-senyum sambil mengelus bekas cubitan Rania.

"Gak ada" kata Enggar menjawab pertanyaan Rania tadi

Where Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang