Berteman

73 16 0
                                    

"Yaudah, Ta. Kita cabut duluan," mereka melambaikan tangan mereka sambil tersenyum kepada Tata.

*****

"Jam berapa ini, Ta baru pulang?"

"Emangnya dirumah ini gaada jam?"

"Kamu ini ya, diajak ngomong malah kaya gitu. Papa ini khawatir sama kamu,"

"Sejak kapan? Biasanya pulang sampe pagi aja ga dicariin,"

"Ta, kamu ini kenapa sih. Papa cuma mau nanya sama kamu; kenapa kamu skip pelajaran lagi. Kamu itu malu-maluin Papa, ya!", bentak Robert, Papanya Tata tepat di depan wajahnya. Tata tidak menanggapi perkataan papanya itu dan mengalihkan peandangannya.

"Ngomongnya biasa aja bisa ga?"

"Ni anak dikhawatirin malah nyepelein,"

"Sebenernya papa khawatir sama aku atau sama reputasi papa yang bakalan hancur disekolah gegara punya anak kaya aku? Papa malu kan kalo seorang direktur di SMA Nasional yang dianggep sebagai panutan ternyata ga bisa didik anaknya sendiri,''

"Kamu hati-hati ya kalo ngomong. Papa ini masih sabar sama kamu, Kamu liat dong Maretta. Anak temennya papa, si . Udah cantik, pinter, sopan lagi. Ngga kaya kamu,"

"Pa, aku ga suka dan gaakan bisa jadi sama kaya Maretta jadi jangan bandingin aku sama dia,"

"Tata-" kemudian Tata masuk kembali ke kamar nya. Ia mengunci pintu rapat-rapat. Dan menangis sejadi-jadinya. Ia melihat jam dindingnya; waktu menunjukkan pukul 00.53. 'Baru jam segini' gumamnya dan kemudian ia keluar dari kamarnya. Ia menuju ke taman di kompleks ia tinggal. Ia buka handphone nya, ia buka galerinya dan menangislah ia. 'No one needs me' begitulah ucapnya setelah menangis.

*****

"Good Morning Mrs. Hanny," sapa Tata kepada Mrs. Hanny (sudah tau dong dia ngajar mapel apa hihihi). Mrs. Hanny adalah guru terbaik sepanjang masa karena ia tidak pernah menghukum Tata sama sekali; Ia merasa bahwa dia harus menyayangi dan memberi perlindungan kepada 'anak seperti itu'.

"Sana duduk, saya mau mulai pelajaran. Besok jangan sampai telat lagi, ya!"

"Siap bosku," Tata berjalan menuju ke bangkunya. Dan kagetlah dia melihat bahwa Gusti sedang duduk disitu sambil memperhatikan pelajaran Mrs. Hanny.

"Lo ngapain duduk disini, ah"tanya Tata. Gusti hanya mengangkat bahunya.

"Woi, gue ngomong sama lo," gerutunya. Kemudian Gusti menengok ke arah Tata.

"Saya ga boleh duduk disamping kamu, ya?"begitulah jawaban Gusti. Ia menunjukkan wajah sedikit memelas, tapi ganteng. Tata sedikit kaget melihat wajah tampan Gusti dan berkata, "iya boleh," jawab Tata sambil menggembungkan kedua pipinya. "Kamu imut, unik. Hehe,"ucap Gusti pelan. "Hah?" jawab Tata karena dia kurang mendengar apa yang diucapkan Gusti. "Gapapa," jawab Gusti sambil terkekeh.

Tata mentap sinis kepada Gusti hingga membuatnya kaget. 3 detik berikutnya, Tata meletakkan kepalanya di atas meja, dan.. Ia tertidur. Gusti hanya memperhatikan punggung Tata yang naik dan kemudian turun.

Tangan Gusti bergerak naik keujung kepala Tata, ia mengelus kepala Tata. Ia tidak sadar bahwa ia sedang diperhatikn oleh Rakha yang duduk dibangku seberangnya. Rakha yang melihat hal itu langsung berdehem dan menyadarkan Gusti. Mereka saling memandang, dengan tatapan aneh. Dengan sedikit tatapan kemarahan.

*****

Saat istirahat, Tata masih tertidur. Jadi, teman-temannya tidak membangunkan dia untuk ke kantin; mereka takut Tata akan marah jika dibangunkan dari tidurnya.

GUSTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang