Bab. 7

1.9K 17 0
                                    

Tangan lelaki itu terulur didepan wajah Vony, mengisyaratkan bahwa pemiliknya bersedia untuk membantu dia keluar dari kolam ikan.

"Mari kubantu, kau sangat jelek sekali sekarang" Vony mendengus kesal, dia berjalan ketepian kolam berusaha untuk meraih uluran tangan milik Otani. Saat tangan mereka berdua saling menggenggam dia segera menarik tangan lelaki itu hingga sukses tercebur di dalam kolam bersamanya.

Percikan air yang Otani hasilkan membuat Vony dan para pengunjung taman tertawa puas. Kali ini mereka benar-benar mendapatkan suguhan tontonan lawak gratis.

Seluruh tubuhnya menjadi basah kuyup. Sangat jelas, raut wajahnya mengisyaratkan kekesalan yang berusaha dia pendam. Tanpa ba-bi-bu, Otani segera naik ketepian kolam, kedua maniknya menatap tajam kearah Vony sambil mengulurkan tangannya kembali.

"Cepat, atau aku akan marah"

"Kau marah?" Vony menaikkan sebelah alisnya, dia masih tidak menerima uluran tangan dari lawan bicaranya.

Seluruh pengunjung taman terkekeh pelan melihat mereka berdua, membuat kedua telinga Otani terasa panas. Kesabarannya sudah diambang batas. Dengan gerakan cepat, Otani menarik pergelangan tangan Vony.

Saat berhasil mengeluarkan Vony dari dalam kolam, tidak sengaja kaki gadis itu tergelincir membuat dia menabrak dan menindih tubuh Otani. Tidak ada jarak diantara mereka berdua, bibir mereka berdua saling bersentuhan.

Kedua bola mata Vony melebar, ketika dia akan menarik kembali bibirnya, tiba-tiba sebelah tangan Otani menekan kepala Vony berniat untuk merapatkan sentuhan bibir mereka menjadi ciuman panas ditengah-tengah kerumunan seluruh pengunjung taman.

Beberapa dari mereka terkejut, mulutnya membentuk huruf 'o' sambil menutup menggunkan tangannya, ada yang menutup mata, pergi dari tempat itu, bahkan ada pula yang bersorak ria.

Gadis itu tidak dapat mengimbangi lumatan agresif Otani, dia hampir kehabisan nafas. Sekuat tenaga dia berhasil mengakhiri ciuman panas mereka.

Vony beranjak menduduki tubuh Otani yang masih terlentang, dia menyeringai saat melihat wajah Vony bersemu merah karena malu. Tidak ada ketakutan sama sekali saat Otani mencium paksa bibir Vony seperti di dalam mobil tadi.

"Kau tahu, bibirmu bau ikan koi" ejek Otani.

"KURANG AJAR!" Vony sukses menampar dan mencetak sangat jelas telapak tangannya dipipi kiri Otani. Sedangkan lelaki yang ditamparnya barusan meringis kesakitan sambil memegangi pipinya.

***

Selama perjalanan mereka berdua terdiam, tidak ada yang memulai pembicaraan lagi. Mereka berdua bergelut dengan fikirannya masing-masing.

Pakaian yang Vony gunakan basah kuyup. Dia menggigil kedinginan, bibirnya membiru, dan memeluk kedua lengannya guna untuk menghangatkan tubuhnya.

"Apakah kau perlu jasa pelukan?" tawar Otani sambil merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Gadis itu mendelik karena bibirnya sangat kelu untuk berkata sepatah kata saja.

Tidak lama kemudian, mobil mewah yang mereka berdua tumpangi telah sampai pada tujuannya. Otani terlebih dulu keluar dan berlari membukakan pintu mobil untuk Vony.

Kedua matanya memandang kesegala penjuru ruangan diamana mereka berdua saat ini. Banyak mobil terparkir disana.

"Basement?" tanyanya tidak mengerti.

"Iya" jawab Otani menyeringai penuh arti. Vony merasa ada yang tidak beres, ketakutan itu datang lagi menyelimuti hati dan fikirannya.

"Sebenarnya kau akan membawaku kemana hah?!" wajahnya berubah menjadi pucat pasi dan tangannya yang gemetaran dia sembunyikan dibalik punggung.

One Day in JapanWhere stories live. Discover now