Di mulmed adalah Lady Arabela Wood. 😊
_________________________________________Mira terkejut ketika sebuah tubuh setinggi dadanya melompat ke arahnya. Membuat dirinya hampir terjatuh jika saja sejak dulu ia tidak terbiasa dengan hal tersebut. Melihat rambut sewarna mahoni yang kini memeluknya erat, Mira tersenyum. Mengelus lembut surai lembut itu.
"Hai Phin," ucapnya haru.
Ia tidak menyangka akan mendapat sambutan sehangat ini dari Phineas, mengingat kepergiannya membuat Phineas menangis. Mira bahkan menyangka bahwa Phineas akan membencinya begitu ia kembali ke sini.
Phineas masih memeluknya. Mendongak ke atas ketika sebelumnya berseru dengan lantang memanggil namanya.
"Hai Mir, aku senang kau pulang," ucapnya riang. Ia lalu melepaskan diri hanya untuk memberondong Mira dengan berbagai pertanyaan.
"Bagaimana kabarmu, Mir? Apa kau senang dengan sekolahmu? Apa mereka berbuat baik kepadamu? Lalu apakah kau masih takut dengan hujan dan petir, Mir?"
Mira meringis ketika merasa Phineas tidak akan berhenti mencecarnya. Ia lalu mendengar suara berat memanggil nama Phineas dengan penuh peringatan. Dalam sekejap, Phin terdiam. Ia mendengkus dan berjalan ke arah sosok tinggi yang persis seperti Phineas, namun dengan tubuh menjulang ke atas dan paras yang lebih menawan.
Kemudian, ia merasakan pelukan hangat membungkus tubuhnya. Pelukan yang tidak ia dapatkan sejak lima tahun kepergiannya dari rumah ini.
"Putriku yang cantik, aku senang kau pulang," ujar Wilona lembut. Mata Mira terasa berkaca-kaca mendengarnya.
Lady Wilona Hurst, yang sekarang telah menjadi Marchioness of Riverdale masih tetap sama. Mencintainya dan menyayanginya seolah Mira adalah putrinya sendiri. Padahal Mira hanyalah... Mira. Seseorang yang bahkan tidak diinginkan oleh bibi kandungnya karena dianggap sebagai biang petaka.
Mira masih ingat ketika hujan dan petir membasahi tubuh mungilnya. Mira berpikir bahwa saat itulah ia akan mati. Menyusul kedua orang tuanya dan tidak akan kelaparan dan kedinginan di lumbung padi milik seseorang yang tidak Mira ketahui.
Mrs. Chloe saat itu menemukannya. Membawanya kepada Wilona dan pada akhirnya, Mira hidup bersamanya.
Mrs. Abignale Hurst lalu melaporkan bibi Mira. Mengambil kuda milik ayah Mira yang menjadi miliknya kemudian, dan mengurus warisan yang orang tua Mira tinggalkan kepadanya.
Ketika kemudian Wilona Hurst, seseorang yang sudah Mira anggap ibunya menikah dengan sang marquess, Mira sudah menyangka bahwa inilah akhirnya. Ia pasti sudah tidak dibutuhkan lagi alih-alih dugaannya salah.
Sang lady yang kini semakin cantik dan memesona mengajak Mira tinggal bersamanya. Hidup sebagai kakak Phineas walaupun status yang ia sandang masihlah Miranda Hart. Mira tidak ingin mengubah namanya karena ia mencintai kedua orang tuanya. Tidak ada yang bisa menggantikan posisi kedua orang tuanya di hatinya.
Aroma lavender menyeruak di hidung Mira, membuatnya tersenyum karena kenyataannya, sang lady tidak berubah walaupun lima tahun telah berlalu.
"Kau cantik sekali, Mira. Bagaimana kabarmu?" ujar sang lady lagi.
Mira tersenyum. Menekuk kedua tungkainya seperti apa yang diajarkan kepadanya di akademi.
"Suatu kehormatan bertemu dengan Anda, Milady."
Wilona terkekeh. Sekali lagi menarik Mira ke dalam pelukannya dan menepuk lembut punggungnya.
"Jangan mencoba menjadi orang lain, Mira. Aku selalu menganggapmu sebagai putri tertuaku," tambahnya lagi setelah melepaskan Mira. Wilona lalu memperkenalkan Lady Arabela yang saat ini berada di gendongan Lord Riverdale. Gadis kecil itu mengulurkan tangannya, meminta Mira untuk menggendongnya dan dengan senang hati, Mira melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastien Adam [Completed]
Historical Fiction❤ Bastien Love Story [Pertama kali dipublikasikan di akun Hai2017]