B. A. | A. G. I. L. | 6

6K 726 15
                                    

Mira tidak ada!

Bastien mengumpat keras, berlalu lalang di Mansion Riverdale yang besar untuk ke sekian kalinya di hari ini. Dirinya tidak peduli kepada suara bisik-bisik dari para pelayan yang menganggapnya sudah gila. Pun ia tidak akan memedulikan apapun lagi karena saat ini yang ada dalam pikirannya adalah menemukan Mira.

Ya ampun. Dia baru saja melepaskan Mira selama lima belas menit, tidak, dua puluh menit atau...

Bastien menyugar rambutnya yang sudah berantakan. Yang jelas tidak ada tiga puluh menit semenjak dirinya dipanggil oleh sang master dan kemudian keluar dari ruangan kerja sang master dan mengejar Mira. Tetapi bayangan dirinya pun tidak lagi terlihat di mansion ini.

Bastien segera berlari ke arah istal begitu ia keluar dari ruangan kerja itu. Hanya untuk menemukan Jensen yang sedang menggosok punggung Sword dan tatapan bingung sambil terheran-heran.

Bastien lalu mengecek jumlah kereta kuda dan menemukan bahwa tidak ada satu pun kereta kuda maupun phaeton yang meninggalkan kawasan Riverdale.

Bastien lalu segera mengelilingi mansion, perkebunan Riverdale, dan setiap pelosok Marquessate Riverdale untuk menemui kesia-siaan. Ia akhirnya kembali ke kediaman sang master, berputar-putar tidak jelas hingga larut malam dan tubuhnya merasa lelah.

Pada akhirnya, Bastien berakhir di dalam ruangan kerjanya. Duduk di pinggiran jendela sambil menopang kepalanya dengan kedua tangannya.

Ya ampun, di mana Mira bersembunyi?

Bastien sudah memeriksa setiap sudut mansion ini, dan tidak ada yang lebih tahu seluk beluk kediaman Riverdale selain dirinya dan sang master.

Tetapi tadi sang master berada bersamanya sehingga ia tidak mungkin menuduh bahwa dirinya yang menyembunyikan Mira.

Menghela napas panjang, Bastien bangkit. Ia masih belum menyerah dan tidak akan menyerah semudah ini.

Kakinya tanpa sadar membawanya ke ruangan kerja sang master, hanya untuk mendapati kedua tuannya sedang berdebat.

"Aku tidak akan membiarkan Mira menderita. Kau juga tahu bahwa aku menyayanginya seperti dia adalah putriku sendiri, Sayang."

"Maka kau harus melindunginya, Jeremi. Demi Tuhan, dia sudah terlalu banyak kehilangan di usia semuda itu!" ujar sang marchioness dengan suara tercekat. "Dia menceritakan apa yang dia alami di akademi, dan aku menyesal karena tidak memaksanya kembali lebih awal."

Bastien membeku di tempat. Ia sudah berada di depan ruang kerja sang master dan berniat mengetuk pintu.
Sama sekali tidak ada niat baginya mencuri dengar, namun jika keadaanya seperti ini...

Bastien menelan ludah susah payah. Napasnya memburu karena hal yang tidak ia mengerti dan akhirnya ia hanya diam. Menajamkan telinga dan berniat mendapatkan informasi apapun yang bisa ia dapatkan.

"Dia menyukai orang lain dan itu tidak berakhir baik untuk mereka," suara Lady Wilona terdengar merana. "Ya Tuhan, bagaimana dia sanggup tersenyum dan tertawa sementara dia menyimpan penderitaan sedalam itu?"

"Istriku," bisik Jeremi dan membawanya ke dalam pelukannya. "Ceritakan kepadaku," pintanya lagi.

Jeremi lalu menuntun Wilona duduk di pangkuannya. Membiarkan istrinya bersandar kepadanya dengan sebelah tangan Jeremi yang mengusap rambut kemerahan itu dengan sayang.

"Ceritakan kepadaku, Istriku. Kau tahu itu akan membuatmu lebih baik," bujuk Jeremi lembut.

Wilona mendongak. Matanya sudah berkaca-kaca dan dengan suara tercekat, Wilona menceritakan apa yang Mira katakan kepadanya.

Bastien Adam [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang