Desc: masashi kishimoto
Pair: yuukiXmenma, shikakiba.
Rated: T
=======happy reading========
"Yuuki, bagaimana dengan jam tangan ini? Apa shikamaru akan menyukainya?" tanya kiba bersemangat. Saat ini mereka sedang berada di sebuah toko jam tangan. tadi pagi, kiba memang meminta bantuannya untuk membeli hadiah yang akan kiba berikan pada shikamaru besok. Bukan, besok bukan hari ulang tahun pria nanas itu, kiba membeli hadiah untuk shikamaru, karena besok adalah anniversarry satu tahun hubungan mereka. 'Satu tahun ya,,, tidak terasa sudah selama itu mereka berpacaran.. Padahal rasanya baru kemarin kiba-sensei memberitahuku dengan gembiranya, bahwa ia baru saja di mintai jadi kekasih oleh shikamaru-sensei' batin yuuki.
"Yuuki? Bagaimana?" tanya kiba saat tak mendapatkan jawaban dari yuuki. "Eh? Ya?" yuuki mengerjapkan kedua matanya, tersadar dari lamunannya. Kiba merengut "kau tidak mendengarkanku ya? Apa sih yang sedang kau pikirkan? Sampai bengong begitu..." gerutu kiba. Yuuki tersenyum kikuk sembari menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. "Ehehe,, maaf sensei.. Tadi aku memikirkan acara lamaranku nanti.." kata yuuki salah tingkah. Wajah kiba berubah, dari yang tadinya merengut, kini tertawa geli. "Kau gugup ya?" kekehnya. Yuuki mengangguk. "Wajar sih kau gugup... Aku juga gugup sekali saat shikamaru melamarku.." kiba tersenyum malu dengan pipinya yang merona.
Yuuki sebisa mungkin menyembunyikan keterkejutan dan rasa sesak di hatinya dalam - dalam. "N-nara-sensei sudah melamarmu? K-kapan?" tanya yuuki gagap. Kiba menatap yuuki heran. "Seminggu yang lalu sih.. Kenapa kau tiba - tiba menekuk wajahmu begitu? Kau marah?" tanya kiba memicing curiga. Segera saja, yuuki memasang kembali wajah stoicnya. "Tentu saja aku marah, bisa - bisanya kalian menyembunyikan hal penting begitu dariku,, mentang - mentang aku hanya murid kalian" tutur yuuki melipat kedua tangannya di depan dada.
"Bukan begitu,, kami berniat memberitahumu besok... Yang lainnya juga niatnya bakal kami beritahu besok.." kiba memasang wajah memelasnya, meminta yuuki memaafkannya. Yuuki menghela napas. "Baiklah baiklag.. Ayo kita lanjutkan mencari hadiah untuk si pangeran nanas" kiba terkekeh lagi. "Kau tidak sopan sekali pada senseimu sendiri gaki" yuuki mendengus.
Mereka menghabiskan berjam - jam mencari hadiah dan berjalan - jalan di mall, mencoba beberapa games, dan makan malam di restaurant, yang ada di mall. Dan saat ini, mereka dalam perjalanan pulang. "Terima kasih ya, yuuki. Kau mau menemaniku mencari hadiah untuk shikamaru" ujar kiba saat yuuki keluar dari mobilnya. "Tidak masalah, itung - itung menghilangkan rasa gugupku." celetuk yuuki. Kiba tertawa, "kau itu. Haha.. Yasudah, aku pulang dulu,, jangan lupa belajar. Besok shikamaru bakal memberikan ulangan dadakan"
"Kalau kau memberitahuku sekarang, bukan dadakan lagi namanya, sensei" dengus yuuki. Lagi - lagi kiba tertawa "anggap saja itu rasa terima kasihku padamu. Bye bye gaki" kiba menyalakan mobilnya setelah yuuki memundurkan tubuhnya dari mobil. Kiba melambaikan tangannya sebelum menjalankan mobilnya menjauh dari rumah yuuki.
"Aku pulang,,," yuuki memasuki rumahnya dan mendapati kedua orang tuanya tengah bersantai di ruang tengah. Yuuki menghampiri keduanya. "Kau darimana saja gaki? Jam segini baru pulang.." tanya kyuubi. "Aku tadi mengantar kiba-sensei dulu membeli hadiah untuk nara-sensei" jawab yuuki setelah ia duduk di sofa yang berhadapan dengan kedua orang tuanya. Matanya tidak lepas memandangi itachi yang saat ini tengah menonton film.
'Aku sudah memutuskan ini.' batinnya menguatkan diri sebelum menatap kedua orang tuanya serius. "Kaasan, tousan." panggilnya, itachi dan kyuubi menatap yuuki. "Hn?" gumam itachi. "Aku,,,," yuuki terdiam sejenak, kembali meyakinkan dirinya akan keputusan yang telah ia ambil. "Ada apa?" tanya kyuubi bingung. "Aku... Ingin segera melamar menma.." gumamnya. Itachi dan kyuubi sempat tertegun sebentar sebelum keduanya tersenyum lebar. Tertawa malah. "K-kenapa kalian malah tertawa?" gerutu yuuki. "A-aduh,, ahaha,, yuuki.. Kau tau? Kami pikir kau akan menolak,, tapi ternyata kau malah tidak sabar ingin menjadikan menma pendamping hidupmu ya?" itachi menatap gemas anaknya itu. "Kau benar - benar mirip kaasan mu" tambahnya lagi sembari merangkul kyuubi.
Kyuubi menyikut perut suaminya itu. "Apa maksudmu hah?" katanya. Sembari memegangi perutnya yang agak nyeri akibat sikutan kyuubi. Itachi menjawab, "kalian sama - sama tsundere. Dari luar saja kelihatan tidak mau, dalamnya mah ngebet banget" kekehnya. Otimatis, kyuubi dan yuuki menekuk wajahnya kesal. "Keriput/tousan no baka!" seru keduanya kesal. Itachi tertawa terbahak - bahak.
--------------
Di tempat lain, menma, naruto dan sasuke baru saja sampai di rumah setelah sebelumnya sibuk mengurus ini itu di rumah sakit. Satu hari yang melelahkan, karena mondar mandir kesana kemari mengurus registrasi perawatan sasuke. Walaupun sasuke lah pemilik rumah sakit itu, tetap saja, dia tidak mau mengistimewakan diri sendiri. Sasuke tetap membayar di rumah sakit saat salah satu keluarganya di rawat di sana. Selain itu, para perawat baru dan para pengunjung di rumah sakit itu langsung tebar pesona seperti cacing kepanasan saat tahu ada pria tampan yang di rawat disana.
"Ah~ fans mu benar - benar mengerikan teme" gerutu naruto sembari meletakkan segelas kopi dihadapan sasuke dan dua gelas jus jeruk untuknya dan menma. "Aku juga ngeri pada mereka dobe" sahut sasuke. Menma menyeruput jusnya, lalu wajahnya merengut. "Kaachan~ aku mau jus tomat. Bukan jeruk" komplainnya. "Ck, kau itu,, sekali - kali konsumsilah apa yang ku suka. Jangan ngikut tousanmu terus" gerutu naruto. Sasuke menyeringai, "kau iri naruto?" katanya. Naruto mendelik pada sasuke. "Memangnya apa yang bisa ku iriin(?) dari kalian?" elaknya. "Karena menma lebih mirip diriku dari pada dirimu?" cetus sasuke, seringainya makin lebar. Naruto melempar bantal pada sasuke.
"Aku tidak tahu kalau kalian senang sekali bertengkar. Sejak tousan sadar, yang ku dengar dari kalian kebanyakan hanya adu argumen.." desah menma. Naruto terkekeh, "dari dulu kami memang begini nak, tousanmu menyebalkan sekali sih." sasuke menatap naruto datar. "Dasar dobe" katanya.
"Teme!"
"Dobe"
"Teme!"
"Kepala duren"
"Pantat ayam!"
"Usuratonkachi"
"TEEEEEEMMMMEEEEE!!!"
menma menghela napas. "Yare - yare.." keluhnya. "Pasangan aneh" gumam menma. Sasuke dan naruto mendelik pada menma. "Kami dengar itu gaki" kata sasuke dan naruto bersamaan. "E,, eh..." menma berkeringat dingin saat merasakan ayah dan ibunya berpindah tempat kesamping kanan dan kirinya. Mengapitnya. Lalu menma tertawa terbahak - bahak saat kedua orang tuanya menggelitiki pinggangnya.
"Aduh,, ya ampun.. Aku seperti mengajak anak kecil bermain saja.." naruto mengistirahatkan kepalanya di dada bidang sebelah kiri sasuke yang sedang berbaring telentang di lantai. Memeluk pinggang naruto. "Aku bahkan tidak pernah mengurusmu saat kecil,, menma" kata sasuke mengusap kepala menma yang tengah berbaring di lengan kanan bagian atasnya. "Tidak apa tousan. Aku tidak menyalahkan tousan.. Waktu itu kan tousan sedang berjuang untuk tetap hidup,, justru aku sekarang bahagia karena tousan kembali pada kami.." naruto menggenggam tangan menma yang berada di perut sasuke.
"Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat.. Rasanya baru kemarin saja aku mengandungmu menma. Sekarang kau sudah sebesar ini.. Dan suatu hari nanti, aku akan menyaksikanmu menikah.." kata naruto. "Ah, bicara soal menikah, yuuki bilang, dia ingin menikah denganku satu bulan setelah tunangan.." gumam menma pelan wajahnya memerah. Berhubung mereka dalam keadaan sangat berdekatan. Kedua orang tuanya dapat mendengarnya dengan sangat jelas.
Sasuke langsung terduduk, membuat naruto dan menma ikut bangun dan terduduk di pangkuan sasuke. "Sepertinya dia tidak sabar sekali ingin memilikimu.. Kalau begini caranya, bisa - bisa aku jadi kakek muda.." celetuk sasuke. Dengan wajah yang semakin memerah, menma memukul dada ayahnya. Di susul jitakan sayang penuh tenaga dari naruto. "Teme/tousan hentai!" seru naruto dan menma bersamaan. Sasuke mendengus sembari memeluk erat istri dan anaknya.
"Aku sayang kalian" bisiknya. Menma dan naruto tersenyum hangat, lalu membalas pelukan sang kepala keluarga. "Ore mo.." balas mereka bersamaan.
Tbc lagi.
😂😂😂 ku sedang kuker, abis ide,, padahal fanfic sama skripsi sudah menunggu di belai dan disayang.. :v
Di tunggu vomment nya~
See you next chapter~
KAMU SEDANG MEMBACA
my life
Fanfictionmenma adalah seorang pemuda buta yang hanya tinggal bersama 'ibu'nya dan kakek neneknya. tidak, ayahnya tidak menelantarkan dia dengan sang ibu, hanya saja,,, sang ayah tidak bisa bersama mereka karena suatu alasan.... menma cukup mensyukuri hidupny...