Belakangan ini, yuuki merasakan firasat buruk. Sudah lewat tiga hari sejak kiba mengetahui fakta bahwa dirinya pernah berciuman dengan shikamaru. Dan sejak saat itulah perasaannya tidak enak. Entah apa yang akan terjadi nanti, yang jelas yuuki tahu, sesuatu itu akan buruk.
Yuuki menghela napas lelah, kakinya melangkah melewati kelas - kelas dan berhenti di sebuah ruangan bertuliskan 'nara' di atas pintu. Yuuki mengetuk pintu itu beberapa kali. Lalu memutar knop pintu dan membukanya saat terdengar suara senseinya itu berkata "masuk", menguzinkannya menemui sang sensei. Yuuki menautkan alisnya heran saat mendapati wajah kusut dari sensei nya itu. Shikamaru tengah menunduk sembari memegangi kepalanya. "Kau sakit, sensei?" shikamaru mengangkat kepalanya dan menatap tajam yuuki saat mendengar suaranya. "Mau apa kau kesini?" terdengar nada tak suka dalam pertanyaan shikamaru itu. Membuat yuuki merasakan nyeri di hatinya, walaupun tidak begitu terasa. 'Aku sudah memiliki menma' batinnya menguatkan hatinya. "Aku kesini untuk mengantarkan ini padamu" yuuki meletakkan beberapa buku tugas siswa di meja shikamaru.
"Kau baru mengumpulkan tugas yang ku berikan dua minggu lalu?" tanya shikamaru sembari mengangkat salah satu alisnya heran. "Ketahuan kau belum memeriksa tugas murid - meridmu." dengus yuuki, "aku sudah mengumpulkannya dua hari sejak kau memberikan tugas itu padaku. Ini milik teman - temanku" tambah yuuki lagi. Shikamaru meraih buku - buku itu dari meja, lalu dia berdecak saat melihat nama - nama yang tertera di buku itu. "Lagi - lagi mereka. Dasar pemalas" gerutunya. "Tidak baik mengatai muridmu sendiri," sela yuuki. Shikamaru mendelik. "Kenapa kau masih disini?" yuuki menatap kedua manik yang tengah menatapnya dingin itu. Tanpa mengatakan apa - apa, yuuki meletakkan sebuah kado di meja shikamaru.
============================
Desc: naruto © masashi kishimoto
Pair: YuuMenma, shikakiba, slihgt sasunaru, itakyuu.
Rated : T
========happy reading=======
Shikamaru lagi - lagi menautkan alisnya bingung. "Apa itu?" tanyanya dengan nada menusuk. "Hadiah" jawab yuuki singkat. "Aku tahu itu! Maksudku, kenapa kau memberikan aku itu?" yuuki menghela napas lelah. "Itu bukan dariku, sensei. Kado itu milik kiba-sensei untukmu" shikamaru menatap curiga pada yuuki. "Kenapa kado ini ada padamu?" tanya nya. Yuuki mendudukkan dirinya berhadapan dengan shikamaru. "Sebenarnya," kata yuuki sembari bertopang dagu di meja guru yang memisahkan dirinya dengan sang guru. "Aku menemukan kado itu tergeletak di depan pintu tempat kita bertengkar beberapa hari lalu." shikamaru melebarkan kedua matanya terkejut. "Maksudmu, dia memergoki kita waktu itu dan mendengar semuanya?" tanyanya. Yuuki mengangguk santai.
Shikamaru menjambak rambutnya frustasi. "Pantas saja dia meminta hal aneh padaku waktu itu. Dan besoknya dia mulai menghindariku" gerutunya. "Meminta hal aneh?" yuuki mengernyit. Shikamaru membuang muka. "Y-yah,,, d-dia minta aku untuk,, m-menyentuhnya.." gagap shikamaru. "Lalu kau menolaknya." shikamaru menatap yuuki. "Bagaimana kau tau?" tanyanya memicing tajam. "Kelihatan dari reaksi kiba-sensei yang manghindarimu"
"Apa maksudmu?" tanya shikamaru tak mengerti. "Ayolah sensei, kau kemanakan otak jeniusmu itu? Setelah dia mengetahui fakta bahwa kekasihnya pernah mencium orang lain. Tapi kekasihnya itu malah menolak untuk menyentuh dirinya. Orang mana yang tidak sakit hati?" shikamaru termenung memikirkan perkataan yuuki. Lalu dia menghela napas. "Ini semua salahmu" gerutunya membuat dahi yuuki berkedut, "kenapa jadi aku?" protesnya. "Kau yang membuat perasaanku bimbang, yuuki. Kita terbiasa bertiga. Tapi, sejak sepupumu pindah kesini, kau menjadi akrab dengannya. Tau - tau kau mau bertunangan saja dengan pemuda itu. Entah kenapa aku jadi kesal saat melihatmu lebih memilih bersamanya dari pada bersama kami." keluh shikamaru.
KAMU SEDANG MEMBACA
my life
Fanfictionmenma adalah seorang pemuda buta yang hanya tinggal bersama 'ibu'nya dan kakek neneknya. tidak, ayahnya tidak menelantarkan dia dengan sang ibu, hanya saja,,, sang ayah tidak bisa bersama mereka karena suatu alasan.... menma cukup mensyukuri hidupny...