-2-

74 5 16
                                    


Meli menyusuri rak – rak buku yang ada di sebuah toko buku pinggir kota. Meli berusaha mencari buku – buku yang dapat menjadi penunjang di mata kuliah semester ini. Memang sulit mencari buku yang berbau dunia pendidikan khusus. Kalau ada, pasti sangat mahal atau kehabisan stok. Meli menyerah, dan berjalan mencari rak yang berisikan novel – novel. Dari semua novel, akhirnya ia mengambil satu novel yang ia anggap sesuai seleranya.

Yong terlihat berdiri dan membuka halaman demi halaman buku yang berisikan biografi tokoh pahlawan di Indonesia. Dia suka membaca kisah – kisah para tokoh pahlawan, selain untuk penunjangnya di kuliah karena mengambil jurusan sejarah murni. Yong yang menyadari Meli sudah tidak disampingnya kemudian mencari Meli dan menyusuri rak demi rak. Disitu rupanya..

"Katanya mau cari buku kuliah." Kata Yong sambil menatap sinis ke arah Meli.

"Gak ada. Kalo ada mahal, juga gak sesuai mata kuliahku semester ini. Hehee..maaf deh udah maksa minta anter kesini." Kini Meli mencoba untuk tersenyum setulusnya ke Yong. Tiba – tiba dia mendapat sebuah pesan dari Andra.

To: Meli

Kamu dimana? Aku mau ngomong.

Meli hanya memilih untuk mengunci kembali ponselnya dan menggenggamnya lagi. Kemudian ponselnya berdering.

Andra is calling..

"Bawel banget ni bocah." Saat Meli ingin mematikan ponselnya, Yong mengambil ponsel Meli dan melihat ke layar.

"Angkat aja, Mel. Kiranya penting. Kalian lagi marahan?"

"Enggak kok. Iyaa..aku angkat."

Mel..halo? kamu dimana? Aku mau ngomong sama kamu. Tadi tante bilang kamu keluar sama Yong.

"Iya..aku di toko buku. Mau ngomong apa sih? Aku udah jawab kan yang kemarin. Apa kamu udah waras lagi?"

Aku udah putusin Sasi, Mel. Sasi juga tau kalo yang aku suka tu kamu, bukan Sasi.

"Lu gilak sumpah."

Ttuuuuuttt......

Meli memutuskan obrolannya sepihak. Entah mengapa Meli mulai merasa Andra semakin aneh. Semenjak dia mengungkapkan perasaannya ke Meli, hampir setiap jam dia mengirim pesan entah itu tanya kabar, atau bertanya apa Meli mau menjadi pacarnya.

"Mel?" kenapa ditutup telponnya Andra?"

"Berisik dia. Udah yuk, ke kasir. Abis itu jadi kan main ke Malioboro terus foto – foto hehehe." Meli berusaha mengalihkan pembicaraan. Ia takut jika Yong mengetahuinya. Tapi jika Yong suatu saat nanti tahu kalau Andra menyukai Meli dari orang lain, itu akan menyakiti Yong. Meli serba salah menurutnya. Dia memutuskan untuk memberitahu Yong jika situasinya bertambah buruk.

----

Mereka sudah berada di tempat itu satu jam lebih. Menikmati udara sore di kawasan yang menjadi salah satu tujuan utama turis lokal maupun mancanegara. Kawasan ini tidak lagi semrawut dengan parkir motor yang ada di area trotoarnya. Terlihat rapi dan banyak bangku – bangku yang tersedia di sepanjang kawasan trotoar Malioboro. Meli senang melihatnya, terutama area trotoar yang awalnya tidak ramah bagi penyandang tunanetra, yaitu orang yang tidak dapat melihat sekarang sudah terpasang guiding block di sepanjang jalan. Berkembang menjadi kota yang lebih baik lagi, bukankah itu sangat keren.

"Bengong aja." Yong mengagetkanku sambil meletakkan minuman dingin di pipi kanan Meli.

"Apasi.. seneng aja liatnya." Jawab Meli sambil mengambil minuman dari Yong. Sementara Yong duduk di samping Meli.

I know you were troubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang