Setelah kejadian sore itu Meli pulang dengan Andra yang mengikutinya dari belakang. Bukan jalan kaki. Tapi dengan motor. Mereka menggunakan motornya masing – masing. Padahal Meli sudah menolaknya, tapi Andra ngotot untuk mengantarkannya pulang. Meli bisa apa. Menabraknya? Tapi itu hanya imajinasinya sesaat. Imajinasi gila.
"Mel..kok diem aja di kamar. Kan ada Andra di bawah?" Lita berdiri di dekat pintu kamar Meli. Meli sedang merebahkan tubuhnya di kasur sambil menatap kosong langit – langit kamarnya.
"Bu, apa ibu waktu sama ayah dulu ngerasa gak bebas?" Meli mengabaikan pertanyaan ibunya. Masih dengan posisinya yang tidur di kasur.
Ibunya melangkah masuk dan duduk di pinggir tempat tidur. "Eemm..gak bebas? Mungkin..awalnya ibu suka dengan sikap ayahmu yang melindungi ibu. Tapi menurut ibu sikapnya semakin gila apalagi..sampai buat kamu terluka." Ibu menerawang ke masa lalu. Saat kejadian yang selalu membuat anaknya terluka karena mantan suaminya. Meli pun kembali mengingat kejadian – kejadian masa lalunya. Selalu menjadi objek sasaran kemarahan ayahnya walaupun dia tidak melakukan kesalahan apa – apa.
"Emangnya kenapa? Kamu gak ketemu sama ayahmu kan?" Ibunya kembali tersadar dari lamunannya. Menatap anaknya cemas.
Meli bangkit dan menyenderkan tubuhnya di bahu ibunya. "Enggak kok, Bu. Cuma keinget aja." Meli berusaha agar ibunya tidak mengetahui jika Andra mulai berubah, seperti ayah Meli.
"Yaudah. Temuin Andra. Dari waktu kalian pulang ke rumah sampai malem gini kamu gak turun nemuin Andra. Gak lagi ada masalah kan, nak?"
"Em..mungkin Meli butuh ngejauh dulu dari Andra, bu. Ibu, please..suruh Andra pulang aja. Bilang ke Andra kalo Meli udah tidur. Disuruh langsung pulang ya,bu. Jangan pamit ke Meli dan masuk kamar Meli. Please...." Meli membuat permintaan pada ibunya. Ibunya berpikir mungkin mereka sedang ada masalah, sehingga Meli tidak mau menemui temannya itu.
"Yaudah. Tidur aja. Besok berangkat ke Bandung,kan. Dianter sama Yong kan? Ibu ke bawah ya.."
Meli hanya mengangguk dan menarik selimut lalu tidur.
∞∞∞
"Udah semua di absen kan bro?" Teriak Gagah di dalam bus.
"UDAAAH.." Jawab seluruh mahasiswa jurusan Pendidikan Khusus. Mereka akan berangkat KKL ke Bandung untuk waktu 4 hari 3 malam. Mengunjungi sekolah khusus, atau kita sebut SLB yang ada di Bandung dan beberapa obyek wisata.
Meli duduk di bangku yang dekat dengan jendela. Lena ada di sampingnya. Sungguh Lena sangat bersemangat sekali berangkat ke Bandung. Hingga pakaian yang ia bawa seperti orang yang ingin pindahan kos. Apakah ada yang tahu Andra dimana? Yaa..berada di bangku belakang Meli, sama – sama dekat jendela. Setelah perdebatan sengit antara Lena dan Andra untuk duduk bersebelahan dengan Meli, Lenalah pemenangnya. Untungnya Gagah cepat bertindak dan meminta Andra agar duduk dengan temannya yang lain.
Ada yang berubah dari Meli. Meli menjadi sedikit was – was dan selalu meminta Lena untuk menemaninya. Bukan penakut atau manja. Meli hanya teringat pesan Yong yang mengatakan bahwa Meli harus sedikit menjauhi Andra. Tapi Meli belum sadar, jika Yong sudah tau apa yang dilakukan Andra pada Meli.
∞∞∞
Perjalanan ke Bandung memerlukan waktu hampir sepuluh jam lebih. Tiba di hotel, pembagian kamar diserahkan oleh panitia KKL. Meli dan Lena satu kamar dengan Juli dan Rubi. Kamar mereka ada di lantai 3 dekat dengan lift.
"Hari ini gak ada kegiatan kan. Besok baru ke SLB nya?" tanya Meli pada ketiga temannya yang sibuk membongkar isi kopernya.
"Iya. Kegiatan bebas. Jadi kamu bisa pergi sama Andra, Mel." Celetuk Juli yang merupakan salah satu panitia KKL. Meli hanya menatapnya kesal sambil menahan umpatan. Mulut Juli selalu seperti itu. Ingin rasanya ia menyumpal mulut temannya dengan kaos kaki. Jika Juli mau.
"Jul..kalo gak tau apa – apa tu diem. Gak usah kayak bebek. Berisik." Lena pun mulai membela sahabatnya.
"Emang aku bilang gimana coba? Toh wajar – wajar aja kan kalo TEMEN itu main bareng?" sekali lagi, Juli membuat Meli dan Lena kesal apalagi kata "teman" yang sengaja ditekankan.
"Iya kita temen. Kita semua temen. Tapi gak harus main bareng kan?" Kata Meli.
"Nah..gitu dong. Lo aja Len yang lebay. Meli aja selow."
∞∞∞
voment nya dong gaes..lagi rajin mau nyelesein cerita ini hihi
terimakasih yang sudah membaca ceritaku sampai sekarang ^.^
KAMU SEDANG MEMBACA
I know you were trouble
Mystery / ThrillerPROLOG "Sumpah ya, haaah...dia masih waras kan?" Kata seseorang yang sembunyi di balik pintu toilet. "Lah aku juga gak tau, Mel. Bukannya kalian akrab, ya? And... dia juga temennya pacarmu kan?" Jawab seseorang yang berdiri tepat disamping Meli yang...