Apa yang kamu rasakan ketika keadaan malam yang sangat gelap? Takut untuk terjatuh dan menabrak sesuatu? Pasti. Tapi bagaimana jika keadaan yang gelap itu terjadi sepanjang hidupmu? Jika aku..aku mungkin tidak bisa setegar mereka. Mereka yang tidak dapat melihat seperti orang normal pada umumnya.
Meli dan kelompoknya melakukan observasi di SLB khusus tunanetra, yaitu anak – anak yang memiliki hambatan dalam penglihatannya, ada beberapa yang low vision yaitu masih dapat melihat dengan jarak yang sangat dekat. Kau tahu, terkadang kita yang memiliki indera lengkap lupa untuk bersyukur. Perasaan inilah yang setiap kali hadir ketika bertemu anak – anak istimewa.
"Mel..kita ke kelas tiga ya. Liat dari luar aja, takut ganggu pelajaran." Kata Juli rekan sekelompoknya.
"Oke.." Jawab Meli kemudian mereka menuju kelas tiga yang letaknya tidak jauh dari ruang tamu.
"Katanya kelas B ada yang mau kesini juga.. itu mereka datang."
Perhatian Meli mengikuti pandangan Juli yang melihat beberapa anak kelas B masuk ke sekolah. Andra. Meli tahu betul dia.
---
"Mel..aku mau ngomong bentar." Cegah Andra menghadang Meli dan teman – teman yang akan keluar gerbang sekolah.
"Aku ada kuliah. Cepet ngomongnya." Meli ketus.
"Kamu kemarin udah ketemu sama Sasi?"
"Sasi?" Meli mulai berpikir kenapa Andra bisa tau kalau mereka kemarin bertemu.
"Iya. Ketemu kan?"
"Aahh jadi kamu yang nyuruh Sasi ketemu aku. Ngebujuk aku buat sama kamu." Meli berusaha untuk tidak berteriak. Ini masih di sekolah. Setidaknya Meli harus keluar dari sekolah ini jika ingin berteriak pada Andra yang kurangajar.
"Mel? Masih lama gak? Aku mau cari makan nih?" Juli yang berada di sampingnya terlihat menyimak pembicaraan mereka dan di satu sisi dia ingin cepat pergi. Lapar. Juli dan Meli kebetulan berboncengan menggunakan motor Juli. Jadi Meli harus mengakhiri obrolannya dengan Andra.
"Bentar ya, Jul." Kalo Juli tau..nanti bisa sekelas tau dong. Ember pecah banget ni bocah. Bodo amat. Toh aku gak nglakuin apa – apa.
"Iye, Jul. Gak sabaran banget ni cewek." Andra membela.
"Dasar kasmaran." Ejek Juli.
"Apasi, Jul!" bentak Meli kemudian diikuti isyarat teman sekelompoknya yang lain untuk Meli diam dan jangan berteriak.
"Sasi aja yakin, kalo kita pacaran kita bisa bahagia."
"Lu jahat sumpah, An sama Sasi. Aku baru tau, kamu cowok yang begok. Bego banget ninggalin Sasi. Udah ah."
"Waduh...ada yang di tolak nih.." Juli mencoba ikut campur lagi.
"Berisik ah Ju. Balik yuk. Katanya laper."
---
"Len? Punya nomornya Yong gak?" tanya Meli di tengah perkuliahan. Kuliah teori yang diisi full of presentasi dosen. Bu Asri. Daripada Meli mengantuk, Meli memulai pembicaraan pada Lena. Lena yang terlihat serius melihat presentasi yang ada di LCD beralih menatap Meli.
"Aku gak punya. Ngapain?" Jawab Lena sambil memperlihatkan ponselnya yang tidak diutak atik.
"Hp ku ketinggal. Padahal nanti mau pergi sama dia. Gimana dong ngabarinnya?"
"Ya kemarin janjian jam berapa? Nanti juga dateng. Dasar anak kasmaran gelisah banget cuma gak kasih kabar."
"Apasih, Len." Meli kemudian menyikut Lena dan Lena hanya meringis menang.
"Kalo nomornya Andra ada, kan bisa tanya Andra. Lagian mereka kan temenan."
"Kamu mau kejadian kayak kemarin lagi?"
"SSSSt...." mahasiswa yang berperawakan tinggi dan gagah memotong pembicaraan. Menyuruh mereka untuk diam dan memperhatikan.
"Iya, bang. Adek diem dah." Celetuk Lena pada Gagah yang ada di sampingnya. Meli hanya tersenyum mendengar temannya berkata seperti itu kepada Gagah yang segagah namanya dan juga tipe orang yang tidak suka diganggu.
Akhirnya Meli menghubungi Andra lewat Hp Lena. Pastinya Meli berpura – pura bahwa Lena lah yang meminta nomor Hp Yong. Bukan Meli. Beberapa menit kemudian Andra membalas dengan mengirim nomor Hp Yong. Kemudian satu pesan tambahan ditujukan untuk Meli.
Bilangin ke Meli. I love you. Plus emoticon love. Meli yang membacanya langsung menggaruk – garukkan kepalanya dan mengembalikan Hp Lena. Lena yang membaca pesan dari Andra langsung mengode Meli dengan isyarat tangan love dalam drama – drama korea.
"Gak lucuu.." Bisik Meli kesal pada sahabatnya."
---
KAMU SEDANG MEMBACA
I know you were trouble
Mystery / ThrillerPROLOG "Sumpah ya, haaah...dia masih waras kan?" Kata seseorang yang sembunyi di balik pintu toilet. "Lah aku juga gak tau, Mel. Bukannya kalian akrab, ya? And... dia juga temennya pacarmu kan?" Jawab seseorang yang berdiri tepat disamping Meli yang...