Oh no...

25 5 0
                                    

"Siap..." jawab laki-laki itu memperagakan gerakan seperti seorang prajurit yang hormat kepada komandannya.

"Yaudah gue cabut dulu ya, inget hati-hati" ucap lia pamit sekaligus mengingatkan sekali lagi kepada laki-laki itu.

"Iya iya biasa aja kali alay banget" jawab laki - laki itu.

"Ayo" ucapnya sambil mengulurkan tangan nya.

"Pelan-pelan aja" lanjutnya sambil membantuku berdiri dari tempat tidur, dan menaruh tangan ku di pundaknya.

"gue rian, lo ?" Ucapnya setelah beberapa lama kami berjalan.

"Eriana, panggil aja riana"

"Masih sakit gk?" Tanya nya memastikan

"Udah gk kok"

"Syukur deh"

"Udah sampai sini aja ngenternya" ucap ku saat didepan pintu kelas.

"Emang lo gk inget apa kata si lia?, gue harus nganter lo sampai masuk kelas"

"Aku bisa sendiri, lagian udah gk sakit" ujarku sambil melepas tangan ku dari pundaknya.

"Thanks"

"Yaudah gue cabut ke kelas ya" ucapnya

Aku masuk ke kelas dan gk melihat satu pun orang di sana.
Gk lama kemudian erik datang sambil lari-lari.

"Riana..." ucap nya terengah-engah karna habis lari.

"Ets tunggu dulu" ucap ku

"Tarik napas... buang... tarik napas... buang"

"Dah sekarang lo boleh ngomong"

"Lia.. rin Lia.." ucap nya

"Kenapa Lia? Cepet bilang sama gue Lia kenapa ?" Tanya ku cemas

"Lia.. lia.. pingsan dilapangan basket" jawab nya

"Hah serius lo"

"Iya gue serius" jawabnya, aku langsung lari menuju lapangan basket, dan benar ternyata lia pingsan dan mukanya pucet
Pak riski bersama beberapa guru lainnya datang menghampiri kami.

"Pak kita harus bawa lia ke rumah sakit sekarang" ucap ku kepada pak riski

"Iya nak, bapak sudah menelfon ambulan dan bentar lagi sampai" jawab pak riski

Tak lama kemudian petugas ambulan datang sambil membawa tandu untuk lia. Lalu mengangkatnya ke atas tandu dan membawanya masuk ke ambulan.
Aku segera menelfon orang tua lia dan memberitahu kalau lia masuk rumah sakit.

Di rumah sakit lia langsung dibawa ke ruang UGD.
Orang tua lia datang dengan keadaan cemas, berharap tidak terjadi apa-apa sama lia.

"Gimana kejadiannya lia bisa jadi kayak gini rin?" Tanya tante sarah. Tante sarah adalah ibu lia.

"Riana juga gk tau kejadiannya gimana tan, soalnya tadi riana lagi dikelas, riana di kasih tau sama murid yang lain kalau lia pingsan dilapangan basket"jawabku

"Dan muka lia juga pucet banget kayak orang kekurangan darah" aku melanjutkan ucapan ku.

"Pucet? Perasaan mama, lia baik baik aja kenapa tiba tiba bisa kayak gini. Lia kenapa ya pah? Kok perasaan mama jadi gk enak gini sih, mama jadi takut nih pah" ucap tante sarah cemas.

"Mama takut kalau misalnya"

"Hush mama gk boleh ngomong kayak gitu, papa yakin lia pasti gk apa apa" ucap om toni memotong ucapan tante sarah.

Setelah beberapa lama menunggu akhirnya dokter bersama suster keluar dari ruangan UGD.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" Tanya tante sarah

Love To GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang