one

1.3K 117 3
                                    

'hei, eunji-ah , apa kau tak bosan?' Tanya namjoo,

Namjoo,Kim Namjoo namanya. Dia sahabatku, dia seorang penggila makanan bukan hanya itu dia benar benar menggilai nama cinta. Aku akui dia perempuan bodoh yang menyukai laki laki yang jelas tidak menginginkannya sama sekali, dan dia tidak menyesal dengan keputusannya yaitu bertahan.

'apa kau juga tidak bosan?' tanya ku kepadanya seakan tau arah pembicaraan namjoo,

'bosan? Apa ada alasan untukku merasa bosan?' jawabnya kebingungan

'apa kau tidak bosan ? mengejar laki laki yang bahkan tidak menganggap mu ada?' jawab ku santai,

'hei, aku tidak menyukai nya lagi asal kau tau' jawabnya gugup,

'dan lagi, aku bertanya pada mu eunji-ah, kenapa kau jadi bertanya padaku' jawabnya lagi,

'tidak menyukai lagi yaa' jawabku yang membuat namjoo semakin gugup,

'baiklah, baiklah aku masih menyukai nya, kau pikir melupakannya seperti berjalan di atas lantai rumah mu, bahkan melupakannya seperti melepas ikatan mati di sepatu asal kau tau' jawab nya dengan lantang,

'tidak,aku tidak pernah tau itu lebih tepatnya tidak ingin mengetahuinya' jawabku santai,

'astaga eunji sampai kapan kau akan seperti ini? Hei cinta tak seburuk itu' kata namjoo meyakinkan,

'tidak seburuk itu? Jadi menangis tiap malam dan menelpon ku malam malam hanya untuk menemani mu menangis itu namanya tidak seburuk itu? Menyia nyia kan waktu hanya untuk mengikutinya ? itu berguna? Bahkan kau mirip sekali seperti psikopat' jawabku sinis,

'hei aku tidak mengikutinya!!' jawab namjoo tidak terima,

'Yaa, Kim Namjoo, lalu apa kalau bukan tidak mengikutinya? Membuntutinya? Apakah ada yang berbeda dari kedua hal itu?' jawab ku,

Namjoo hanya diam, diam seribu kata, dia tidak bisa menjawab lagi.

'sudahlah, aku harus kembali ke kantor, aku masih ada tugas yang menumpuk namjoo, baik baik disini oke?' kataku sambil meninggalkan namjoo.

Walaupun masih ada 30 menit lagi hanya saja aku malas menanggapi pertanyaan namjoo.

Aku berjalan di penyebrangan, berjalan santai sambil menikmati dunia yang penuh dengan cinta tapi aku tidak merasakannya.

brukk

'aw..' jeritku,

'apa kau tak punya mata' teriakku,

'maaf' jawabnya sambil beranjak pergi,dingin,singkat dan menyebalkan,

'aishh.. dasar tidak punya perasaan!' umpatku,

'kau lebih parah eunji-ah' seseorang yang datang tiba tiba,

'eonnie park!'
aku benar benar terkejut,

'hei sudah kubilang aku benci marga itu' jawabnya kesal,

Chorong, Park Chorong. Nama yang bagus bukan ?tapi nama itu membuat dia teringat dengan suami nya dulu tidak, lebih tepatnya mantan suaminya dulu. Ya eonnie ku ini sahabatku yang sudah aku anggap kakakku sendiri, dia menikah muda karna hanya terbuai oleh janji cinta,ya cinta lagi cinta lagi, pernikahan mereka hanya 1 bulan, sempat dia stress karna mantan suami nya tapi dia menyetujui pendapatku kali ini cinta itu mustahil mereka hanya kebahagiaan yang semu, kalian boleh bilang kalau aku jahat tapi ada benar nya bukan? Cinta itu mustahil bukan kebahagiaan.

'yaya, mian eonnie, aku tak akan mengulanginya'
Jawabku menyesal, sambil melanjutkan perjalanan,

mau kemana kau? tanya nya,

'kembali ke kantor, tadi aku bertemu dengan namjoo' jawabku,

'eh iya, bagaimana kabarnya? Anak itu jarang main ke cafe ku sekarang' tanya nya lagi,
Ya memang eonnie choo ini mempunyai cafe, cafe chocookies namanya,

'dia sedang membuntuti laki-laki itu' jawabku santai,

'laki laki siapa!!' tanya eonnie cho terkejut,

'astaga eonnie dia bahkan masih mengejar laki-laki tak berperasaan itu' jawabku sedikit heboh,
Ya memang aku ini cuek,dingin,dan tak peduli, tapi jika bersama orang terdekat aku menjadi orang lain, seseorang yang bukan eunji yang dingin,cuek,dan tak peduli.

'kau lebih tak berperasaan bahkan tak punya eunji' jawab eonnie cho santai,

'tsstzz' aku hanya berdecih,

'sudahlah, aku harus ke cafe, jangan lupa mampir nanti, eunjii annyeong' kata eonnie cho pergi ke arah yang berlawanan,

'nee' teriakku,

Di kantor

semua memberi hormat padaku, ya aku seorang CEO di perusahaan ini, aku hanya meneruskan apa yang ayahku perintah, mungkin karna sejak kecil aku hanya bisa menuruti perintah ayahku, dan tidak pernah membantahnya bahkan untuk menyesalinya pun aku tak sanggup, ayahku satu satu nya seseorang yang aku sayang. ingat rasa sayang dan cinta beda!

'selamat pagi ayah' salamku pada ayahku,

'pagi eunji-ah' jawab ayahku,

'ada meeting hari ini?' tanyaku,

'tidak, hanya beberapa berkas yang harus ditanda tangani, tak banyak' jawabnya,

'baiklah, aku ke ruanganku dulu ne' berpamitan dengannya lalu pergi,

aku menelusuri lorong yang diterangi lampu-lampu putih di setiap celanya, aku memasuki ruanganku, ruang sekertaris ku memang jauh dari ruanganku, aku memang sengaja membuat ruangnya jauh, karna aku nyaman dengan kesendirian. Sendiri menyenangkan asal kalian tahu, hening, sunyi, benar-benar tenang. aku bahagia dengan dunia ku, tanpa perasaan, tanpa cinta, tanpa tangisan, tanpa penyesalan, bahagia, nyaman, semua kebahagiaanku terukir dengan kata kesendirian.

"tokk..tokk"

ketukan itu membangunkan lamunanku, aku segera menoleh ke arah ketukan itu, tidak biasanya ada ketukan pintu, biasanya pegawai di sini menelfon tapi apa ada tamu? kalau iya ada tamu kenapa sekertaris ku tidak memberi tahu, aku segera mempersilahkan masuk, ruangan ini tidak kedap suara jadi aku bisa berteriak dari tempat duduk ku,

'masuk' teriakku,

"tokk...tokk"

aku menyeritkan dahiku, apa dia tidak bisa mendengar?

"tokk...tokk.."

astaga menyusahkan sekali sihh, umpatku,

aku berjalan mendekati pintu,

aku membukakan pintu untuk si tamu yang tidak bisa mendengar,

'kau' kataku dengan kesal,

'ada apa kemari?' tanyaku,

-JeJ-

'comfortable'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang