The Truth is I, ... Prefer This Sauce

5.8K 284 18
                                    

Ketika ku tanyakan pada langit jingga, siapa yang akan tersenyum kepada ku dikala waktu senja, ia hanya menunjuk warna pelangi di mata mu.

*Evan's Pov*

Pagi ini mentari hangat memang bersinar, cuaca sekitar villa ini sejuk dan dingin. Lagi pula tidak ada keramaian kendaraan, udara yang segar. Seperti nya perasaan nyaman ini langka didapatkan ketika aku berada di perkotaan.

Melihat Peter yang masih terlelap membuat ku bertanya tanya,

"Apa yang akan terjadi tentang kita?"

Aku mendekatkan wajah ku, kita tidur berhadapan sehingga aku dapat merasakan hembusan nafasnya dan sekarang aku memandangi wajah nya, wajah yang tak ku sangka akan kutemukan pagi ini. Tidak seperti Peter yang menjengkelkan, kini dia tidur dengan damai, wajah manisnya memang enak di pandang sekarang.

Masih bermain dalam pikiran ku,

"Apakah dia akan bertahan selamanya?"

Aku hanya melihat nya, aku tidak berharap balasan atas pertanyaan ku, karena aku tidak siap dengan jawaban yang memang menjadikan situasi semakin rumit.

Tiba tiba tangannya menindih ku dan kaki nya menjepit ku seolah olah aku adalah bantal guling, hal itu membuat aku terkejut.

"Udah puas ngeliatinnya?" Tanya nya dengan mata terpejam.

Aku masih dalam suasana kaget sehingga aku belum bisa menjawab, apa yang harus ku katakan, seperti tertangkap basah.

"Hmm, ah iya.. udah bagun ya lu?" Aku menjawab kelagapan.

Mendengar jawabanku ia semakin mendekatkan badannya dan menjadikan ku guling

"Dingin, gua butuh kehangatan kayak semalem" jawabnya sambil memelukku.

Aku malu, jantungku berdegup kembali, ada apa ini? Aku merasa aneh. Aku merasakan hal yang tidak bisa aku deskripsikan. Aku berusaha keluar dari situasi nyaman ini.

"Minggir ah" jawab ku sambil mendorongnya, seperti nya dia sudah tau reaksi ku. Pelukan nya semakin kuat, dan aku semakin mendorongya.

Kurasakan tonjolan dari celana nya yang semakin membesar karena gesekan kami, ia semakin tidak mau mebuka matanya seolah olah sedang menikmati kesempatan di pagi hari.

"Ah, Pet, lu ngaceng, tai.." aku mulai merasakan tonjolan itu dan membuat ku merasakan hal yang sama.

Aku mencoba mendorongnya dengan kuat namun yang ada posisi kami semakin tidak karuan,
Sedikit demi sedikit aku mengalami ereksi juga,  nafas nya terasa karena dada kami berhadapan, kulit kami bersentuhan suhu kami yang sama sama hangat memang sesuai untuk mengaktifkan signal ereksi di pagi hari.

"Kita kan cowok, wajar bego, setiap pagi ngaceng" jawabnya dengan masih tertidur

"Wajar, tapi lu sangean njir, seriusan sono ah" jawab ku karena tidak nyaman.

"Bodo, biarin lah, lu juga ngaceng" jawabnya dengan gampang.

"Ini juga karena lu duluan" jawab ku membela diri.

Aku sudah tidak mengerti tentang konsep akal sehat atau batas normal. karena pada kenyataannya kami berdua bersama sama ereksi.

"Yang penting sama kan? Enak" jawabnya

"Lepas ah,Pet.." pinta ku

Ia tidak menggubris dan menurutku Ini sudah mulai tidak beres. Dengan cepat aku menggigit bahu nya.  Ia terkejut dan membuka matanya. Tangan sudah tidak memeluk ku erat.

The Truth Is, I....... (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang