Four

288 31 3
                                    

Warning!
Dilarang mengcopas cerita! Yang gak suka gak usah baca ok😉

Happy Reading minna-san!
.
.
.

Tenten melangkahkan kakinya dengan tergesa, ia berusaha untuk mengejar sahabatnya yang tengah berlari menghindarinya.

"Ino tunggu!" teriaknya ketika sang sahabat masih tak kunjung berhenti.

Gadis bersurai pirang nampaknya masih bertahan dengan pelariannya, sehingga ia berpikir jika berlari adalah keputusan yang sangat tepat untuk dilakukan.

"Ino tunggu!" Tenten berhenti, nafasnya tersengal ia melirik kenanan dan kirinya namun tak menemukan sang sahabat.

"Kemana sih perginya" gumamnya pelan ia lelah karena terus mengejar Ino dan sekarang ia malah kehilangan jejak sahabat pirangnya.
OMG? Apa yang harus ia bilang saat bertemu dengan Sara nanti, tunggu mengenai Sara ia tak melihatnya seharian ini dan ia juga bingung dengan apa yang terjadi pada Ino.

Tenten memutuskan untuk kembali ke kelas dan menemui kekasih pirangnya.
Semoga saja kekasihnya itu dapat membantunya kali ini, ya semoga.

Ino menghela nafasnya lega saat mengetahui Tenten tak mengejarnya lagi, Ino bersembunyi dibalik pohon besar sehingga tubuhnya yang ramping takkan terlihat.

"Ino-san" Ino terkejut saat mendengar suara itu, Ino membalikan badannya dan menemukan sang pemilik suara.

"Sedang apa Ino-san disini?" tanya Tetsuya pelan, Ino gelisah jika berhadapan dengan pemuda bermarga Kuroko tersebut. Tapi rasa gelisahnya hanya pada Tetsuya tapi tidak jika dengan Seijuurou. Seijuurou mengingat nama itu ia jadi teringat apa yang membuatnya berlari seperti melihat hantu.

"Ino-san?" entah beberapa kali pemuda bersurai baby blue ini harus bertanya pada orang yang sama dengan pertannyaan yang sama pula.

"Ah-h ya?" jawab Ino pelan dan sedikit gugup.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya dengan nada datar seperti biasa.

"Ah itu aku, hanya-" tanpa sadar Ino menggantungkan jawabannya dan hal itu sempat membuat salah satu alis Tetsuya mengerut samar.

"Hanya?"

"Iseng" jawab Ino asal, dalam hati ia merutuki kebodohannya.

Tersenyum tipis itu yang dilakukan oleh Tetsuya saat mendengar jawaban Ino.

"Begitu" ucapnya monoton, mereka masih saling berhadapan.

"Mau mengobrol sebentar?" tanya Tetsuya sedikit ragu, sedang Ino menautkan alisnya heran.

"Baiklah" jawab Ino lesu, mungkin ia juga butuh sesorang untuk mendengarkan keluh kesahnya saat ini.

Mereka duduk di bawah pohon, angin musim gugur membelai wajah mereka. Kini mereka duduk berdampingan, namun mereka larut dalam pikiran masing-masing.

"Ino-san" panggil Tetsuya pelan, memecah suasana yang mendadak canggung.

"Yya?" Jawab Ino sedikit ragu

"Apa Ino-san suka membaca?"

"Mm lumayan,  kenapa kau bertanya soal itu"

"Tidak apa, aku hanya ingin meminjamkan sebuah buku padamu" ujar Tetsuya ringan, sebuah senyum tipis terukir.

"Benarkah?" Tanya Ino pelan, namun masih terdengar.

"Ya, ku fikir Ino-san akan tertarik setelah membacanya"

"Boleh kulihat?"

"Tentu"

Tetsuya mengulurkan buku yang di pinjamnya dari perpustakaan kemarin, ia melihat Ino sedikit mengerutkan alisnya.

Love or NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang