Five

255 31 0
                                    

Warning!
Gaje,Ooc,typo, DLDR!

Happy reading minna?!
.
.
.
.
.
.

Setelah perjalanan yang cukup lama di akibatkan macet sesaat Ino sampai di tempat tujuannya.
Pandangan Ino menelisik hampir semua sudut cafe dan tepat ia menemukannya! Meja paling ujung, dekat jendela. Tempat yang strategis untuk melepas penat sambil melihat pandangan orang yang berlalu lalang.

Dengan rasa kelewat senang, Ino menghampiri sahabatnya. Meski langkah Ino terkesan sangat hati-hati saat mendekati sahabat hijau nya itu.
Ia melingkarkan lengannya pada bahu lebar yang biasa menjadi tempat sandarannya ketika ia lelah ataupun sedih.

"Aku menemukan mu.." bisiknya pelan, Ino tidak tahu bahwa seseorang yang tengah dipeluknya kini sedang tersenyum tipis.

"Kau tidak malu hm? Orang-orang melihat kita" ucapnya pelan, dari nadanya terdengar gugup.

"Biarkan saja.." balas Ino santai, ia tak menghiraukan pandangan orang lain terhadapnya. Yang terpenting orang yang sangat ia sayangi berada disini, didekatnya.

"Duduklah, kau tahu? Aku tak nyaman dengan posisi ini" keluhnya.

"Baiklah" ucap Ino sambil terkekeh pelan, ia pun akhirnya mengalah, setelah duduk ia menopang dagu dan menatap wajah sahabatnya yang dulu  masih polos kini terlihat lebih tegas dan dewasa. Senyum manis terbit di parasnya yang cantik.

"Bagaimana kabarmu?" tanya  Midorima pelan, sedikit ada kerutan di dahinya ketika banyak perubahan di wajah yang dulu bulat kini agak tirus.

"Seperti yang kau lihat, bagaimana denganmu sendiri? Kau menghilang tanpa kabar sejak hari kelulusan" jawab Ino yang kini mengalihkan pandangannya keluar jendela.

"Maaf" ucap Midorima penuh sesal.

"Bukan itu yang ingin kudengar" balas Ino lirih, matanya kembali menatap sahabat kecilnya.

"Lalu?" tanya Midorima pelan sambil menaikan alisnya heran.

"Apa kau punya waktu? kalau ya, maukah kau menemaniku?"

Mendengar pertanyaan dari Ino Midorima mendengus samar, sebelum menjawab.

"Bukankah tak ada alasan untukku menolak?"

"Kau benar" ujar Ino dengan senyum puas di bibirnya.

Hening

"Kau sudah memesan minuman untukku?" tanya Ino setelah menyadari bahwa didepannya ada minuman yang disukainya.

"Ya seperti yang kau lihat" jawab Midorima acuh, sambil kembali melanjutkan bacaannya yang tertunda.

Ino mengguman, ia menatap Midorima intens. Tak ada yang berubah dari sahabatnya, selain fisiknya yang tumbuh terlalu cepat bahkan terlalu tinggi. Sehingga ia harus mendongak ketika berbicara pada sahabatnya itu. Ino pikir tubuh itu abnormal, untuk ukuran anak yang masih tahun pertama di Senior High menurutnya. 

Sadar dirinya tengah diperhatikan Midorima mengangkat pandangannya dari buku beralih ke Ino. Sambil menaikan alisnya seperti bertanya 'ada apa?'

Ino menggelengkan kepala nya pelan, masih dengan senyum manis yang belum pudar.

"Aku bosan" gumam Ino pelan, wajahnya yang tadi cerah mendadak muram.

"Kita pergi" ucap Midorima sambil beranjak dari kursi.

Ino menautkan alisnya bingung, namun ia tetap mengikuti langkah Midorima. Setelah mereka membayar pesanan, mereka melanjutkan langkah menuju parkiran.

Love or NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang