Ino melangkah dengan pasti, ia sudah mengirim pesan pada Tenten bahwa ia akan datang sebentar lagi.
Sekarang ia ada didepan cafe miliknya, matanya bergulir mencari dimana letak duduk sahabatnya dan yah dia menemukan Tenten dan Sara.
"Apakah kalian menunggu terlalu lama?" tanya Ino setelah melihat pesanan dimeja telah habis.
"Kau tenang saja, kami baru tiba beberapa menit yang lalu." jawab Tenten dengan senyuman lebar, Sara hanya mengangguk dan tersenyum tipis.
Mengetahui tatapan sahabat pirangnya, buru-buru Tenten menjelaskan.
"Kami hanya sangat lapar dan haus karena kami belum sempat makan siang." ujar Tenten lesu, Ino menaikan alisnya heran."Memangnya kalian dari mana jam segini baru makan siang?" jawab Ino heran, ia melihat jam tangannya pukul empat sore.
"Bahkan ini sudah sore, kenapa tidak sekalian makan malam saja?" sambungnya kemudian.
Tenten melotot setelah mendengar apa yang dikatakan Ino. "Kau tega sekali menyuruh kami menunggu sampai makan malam." ujarnya pelan.
Ino mengabaikan drama Tenten sejenak, lalu melirik sahabat merahnya.
"Aku ingin membicararakan sesuatu, kuharap kalian akan mendengarkan dengan baik." ujar Ino tiba-tiba.Tenten dan Sara saling berpandangan mereka diam menunggu kalimat yang dikatakan Ino selanjutnya.
"Bagaimana kalau kita bertukar pasangan?" Pertanyaan Ino sukses membuat Tenten dan Sara melotot padanya.
Ino tahu reaksi mereka akan begitu, namun ia memberi penjelasan lebih.
"Jangan menyela ku dulu okey? Kita hanya bertukar selama dua minggu. Setelah dua minggu selesai kita akan kembali pada pasangan masing-masing" ujar Ino panjang lebar.Sara menatap Ino keberatan, sahabat pirangnya ini kadang memang suka kekanakan. Namun Sara tak menyangka akan separah ini.
"Gomene Ino, tapi aku tidak setuju dengan ide mu ini." jawab Sara pelan.Ino menoleh, menatap Sara tepat dimatanya.
"Kenapa kau tidak setuju Sara? Bukankah ini tidak lama hanya dua minggu saja?" ujar Ino lagi. Tampaknya Ino sangat bersikeras.Namun Sara masih keberatan dengan ide Ino.
"Tentu saja aku tidak setuju, bagaimana dengan mereka? Aku juga yakin Tetsu-kun takan setuju dengan hal ini. Mereka pasti terluka Ino." jawab Sara bijak."Tapi kita akan tau setelah nya bukan? Bagaimana jika Kuroko tidak mencintaimu? Bagaimana jika Kise tak sayang padamu? Bagai-"
Sara yang tidak tahan dengan perkataan Ino pun menyela kata-kata Ino.
"Cukup Ino, cukup. Sara benar perasaan tidak boleh diputar- putar ah! Maksudku mereka pasti tidak akan setuju karna aku yakin dan aku percaya-""Dan kau tidak setuju dengan pendapatku? Kalian pikir kita bersahabat satu atau dua tahun hm? Hingga kalian percaya sekali pada mereka?" ucap Ino panjang lebar.
"Lalu apa alasanmu? Apa masalahmu? Setidaknya kami harus tau apa alasannya kau ingin melakukan hal itu." jawab Tenten dengan tenang.
"Aku tidak ingin terlihat konyol."Yah, alasan Tenten terdengar masuk akal. Bagaimanapun ini aneh. Ia tidak mungkin membiarkan kekasihnya dimiliki orang lain. Apalagi bertukar kekasih, ini sangat gila menurutnya.
"Aku hanya ingin tau, bagaimana perasaan Seijurou padaku. Hanya itu Ten, kumohon kalian bantu aku kali ini saja ya plis?" ujar Ino setengah memohon pada mereka.
Tenten memandang Ino, kemudian ia berpikir.
'Seandainya Seijurou tidak mencintai Ino seperti apa yang ku amati selama ini, apa dia akan kecewa. Aku yakin sekali Ino pasti hancur mengingat perjuangannya selama ini' Tenten membatin sambil sesekali menendang kaki Sara.Sara melirik Tenten dari ekor matanya dan membalas kode dengan lebih keras.
"Baiklah, kita akan memikirkannya dulu. Bila perlu mereka juga di ajak untuk diskusi." jawab Sara meskipun tidak yakin, tapi apa salahnya mencoba kan? Lihat, bahkan sekarang Sara hampir saja menyetujui rencana ini dengan mudah.
"Besok kita berkumpul di atap, dan membicarakan semuanya." ujar Ino sambil menatap mereka.
"Baiklah kalau begitu kami pamit ingin pulang. Setidaknya, kami ingin memikirkan masalah ini lebih lama." jawab Tenten sambil beranjak diikuti oleh Sara, Ino hanya bergumam untuk membalas.
Setelah kepergian Tenten dan Sara, Ino termenung memikirkan rencananya tadi.
"Apa keputusan ku tepat? Bagaimana jika Seijurou tidak setuju? Dan bagaimana kalau dia.. semakin membenciku?" ujar Ino pada dirinya sendiri, ia menggaruk rambutnya yang tak gatal.
****
Ke esokan harinya mereka sudah berkumpul di atap, lengkap dengan pasangan masing-masing
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Seijurou dingin, Ino tersentak kaget karena nya.
"Begini aku ingin bertukar pasangan selama dua mingg-"
"Pfft... kkh.."
Kekehan Seijurou membuat Ino berhenti."Konyol sekali, aku tidak tertarik. Jika kau ingin main-main kau cari saja orang lain. Jangan aku." sela Seijurou dingin.
"Akashi-kun tidak sopan menyela orang yang sedang berbicara" tegur Kuroko.
"Aku tau itu Tetsuya, sebelum selesai aku tau apa yang dia pikirkan. Karena yang ada didalam otaknya hanya ada hal-hal gila yang dia pikirkan." ujarnya lagi.
Kuroko sudah tau dari Sara, begitu pula Kise. Disini mereka hanya menjelaskan pada Akashi.
"Kami sudah setuju-ssu, tinggal Kurokocchi dan Saracchi" Kise bergumam namun masih terdengar jelas oleh mereka.
"Tetsu-kun?" panggil Sara pelan, Kuroko tersenyum tipis lalu mengangguk.
"Aku dan Sara-san juga setuju, Akashi-kun?"
"Baiklah, terserah kalian saja. Toh pendapatku disini tidak akan kalian dengarkan bukan? Jadi sepertinya menolak pun percuma. Sudahlah, aku harus pergi menemui pelatih." ujar Seijurou sambil berlalu.
Ino menatap nanar kepergian Akashi. Begitu tidak pedulinya Akashi terhadapnya.
"Jadi? Kalian yakin?" tanya Ino memastikan, mereka hanya mengangguk sebagai respon."Begini, Sara dan Kise Tenten dan Sei-kun, aku dengan Kuroko." jelas Ino.
"Tapi kenapa aku?" tanya Tenten yang sepertinya keberatan, Sara tersenyum paksa saat Tenten meliriknya.
"Sudahlah, lagian aku tidak mau dipasangkan dengan Akashi" ujar Sara lirih, kemudian gadis berambut merah tersenyum aneh.
"Mohon bantuannya Kise!" sambungnya kemudian."Hai, mohon bantuannya Saracchi." balas Kise.
"Tapi aku ingin mengikuti lomba ini dengan Tetsu-kun" ucap Sara tiba-tiba, Kuroko yang mendengarnya tersenyum tipis.
"Kita akan memulainya setelah lomba selesai okey?" jawab Ino, mereka beranjak setelah mendengar bel berbunyi.
****
"Aku tak habis pikir, dimana letak otak gadis itu. Bertukar pasangan huh? Kita lihat saja kau akan tau aku yang sebenarnya" ujar Seijurou sambil menyeringai.
"Permainan yang menarik, dia pikir aku bodoh kheh memuakkan! Ternyata perempuan dimana-mana sama saja, kecuali Kaa-sama dan dia." lanjutnya kemudian.
Pria itu menatap foto yang terpajang dimejanya.
Tbc..
Hai minna, semoga ada yang tertarik dengan ff ini.
Sebenarnya ini bukan hasil karya ku sendiri, tapi aku berkolaborasi dengan adiku
Evill_Ins,Mohon kritik dan sarannya.
Salam
Nisadiyanisa
KAMU SEDANG MEMBACA
Love or Not
FanfictionIno mengusulkan sebuah permainan pada sahabatnya bermaksud untuk menghibur diri karena ia merasa diabaikan oleh Seijurou tunangannya. Berbagai cara Ino lakukan untuk membuat sang pewaris Akashi itu berbalik memandangnya, namun tak pernah berhasil...